Seorang suami Abang Rustaman (42) warga Parit Pagerang, Kecamatan Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu dengan mantap mendorong istrinya untuk menggunakan alat KB jenis IUD, yang merupakan salah satu alat kontrasepsi Metode Kontraaepsi Jangka Panjang (MKJP). 

"Dahulu istri saya menggunakan KB suntik dan pil namun berdampak pada menstruasi yang tidak lancar. Kemudian sang istri sering merasa nyeri, pusing dan tekanan darah tidak normal. Namun setelah saya mendapatkan informasi dari tenaga medis akhirnya saya meminta istri agar menggunakan KB MKJP jenis IUD. Apa lagi pada pelayanan KB DAS BKKBN Kalbar itu gratis," kata Abang Rustaman di Kapuas Hulu, Selasa.

Menurutnya, sang istri dalam penggunaan KB sudah sekitar 5 tahun menggunakan pil, sebelumnya juga sudah menggunakan suntik tapi tidak cocok juga. Makanya ia mendorong istri untuk menggunakan ala KB MKJP IUD. Karena dengan menggunakan IUD tidak akan berdampak pada kesehatan sang istri. Hal tersebut didapatkannya berdasarkan keterangan tenaga medis yang ada di pelayanan KB DAS BKKBN.

"Saat ini kami sudah memiliki tiga orang anak. Anak paling kecil dengan umur 5 tahun, kemudian 11 tahun dan 16 tahun. Selepas ini dirinya masih belum memiliki keinginan untuk menambah anak kembali. Setelah dapat tiga anak ini sepertinya kami tidak akan nambah anak lagi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Lili (36) salah satu aseptor warga Desa Sentbai mengatakan ia telah mengikuti program KB selama sembilan tahun dengan metode suntik. Saat ini dirinya sudah memiliki dua anak dengan umur masing-masing 9 dan 19 tahun. Pada momentum pelaksanaan program KB bergerak DAS dirinya memilih berpindah menggunakan IUD.

"Dari infirmasi yang saya dapat bahwa IUD itu bisa menurunkan berat badan.
Sedangkan dengan menggunakan metode suntik dirinya tidak datang bulan. Selama sembilan tahun menjalani metode kontrasepsi suntik dirinya sama sekali tidak pernah mengalami menstruasi. Akan tetapi setiap tiga bulan sekali harus dilakukan penyuntikan," katanya.

Kemudian, Penyuluh KB Kecamatan Silat Hilir, Edi Hirawan mengatakan pelayanan KB bergerak DAS kedua kalinya ini memberikan dampak besar bagi ibu-ibu yang masih tergolong pasangan usia subur. Dengan adanya pelayanan KB DAS terjadi peningkatan penggunaan MKJP.

Terlebih dengan pelayanan yang diberi secara  gratis oleh KB DAS BKKBN. Sehingga diharapkan program ini bisa berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Karena antusiasme masyarakat untuk ber KB saat sekarang sangat tinggi.

"Terimakasih kepada BKKBN perwakilan Provinsi Kalbar yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Masyarakat terutama yang berada di bantaran Sungai Kapuas merasa terbantu dengan program pelayanan KB DAS. Apa lagi masyarakat tersebut bertempat tinggal di tempat yang sulit dijangkau dan jana bisa didatangi dengan mengunakan tranapotasi air," kata Edi.  

Sebagai Penyuluh KB dirinya sendiri membawahi 13 desa di Kecamatan Silat Hilir. Selama bertugas dirinya menghadapi persoalan-persoalan geografis wilayah. Kemudian masalah sarana transportasi terlebih pada saat musim hujan. Belum lagi lokasi desa yang berjauhan menjadi kendala yang dihadapi.

"Makanya momentum pelayanan KB DAS BKKBN Kalbar dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia ini kami manfaatkan dengan baik. Dan kami  menargetkan diatas 60 akseptor MKJP dalam pelayanan ini," katanya.

 

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020