Meskipun banjir yang melanda di beberapa daerah kabupaten di wilayah Kalimantan Barat dilaporkan sudah mulai surut. Namun di beberapa desa di daerah kabupaten tersebut banjir masih menjadi halangan berat terutama di desa titik pelaksanaan pelayanan KB Bergerak Daerah Aliran Sungai (DAS) ke-V BKKBN Kalbar tahun 2020.

"Kondisi banjir itu sangat sangat menganggu, dimana masyarakat khususnya para akseptor yang tadinya ingin mendapatkan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi KB tidak bisa mendatangi Kapal Bandong tempat pelayanan KB DAS BKKBN Kalbar. Hal inilah salah salah satunya merupakan kendala pencapaian jumlah akseptor yang dilayani tidak mencapai diatas 80 persen," "Dalam pelayanan kontrasepsi juga kita betul-betul memperhatikan protokol kesehatan," Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan BKKBN Kalbar, Hadiri yang juga memimpin pelayanan KB DAS Kapuas tersebut, Jumat.

Selain banjir katanya lagi, kondisi pandemi COVID-19 saat ini juga membuat masyarakat ragu untuk mendatangi Kapal Bandong tempat pelayanan KB DAS Kapuas. 

"Terkait hal itu kami dalam pelayanan kontrasepsi ini telah betul-betul memperhatikan protokol kesehatan. selain seluruh tim harus rapid test juga saat pelayanan harus gunakan APD, masker dan protokol kesehatan rapid test lainya. Dan, untuk masyarakat yang datang juga kami wajibkan mengikuti standar protokol kesehatan COVID-19. Kemudian bagi yang tidak membawa masker kami siap masker dan harus tes suhu tubuh oleh petugas kami," katanya.

Walau demikian katanya lagi, pencapaian pelayanan kali ini sudah cukup baik dengan antusias masyarakat yang tinggi.Terlebih dukungan mitra kerja dan pemerintah daerah yang cukup mendukung pelayanan langsung kepada masyarakat. Untuk pencapaian pelayanan KB di Desa Sungai Asam 30  KB MKJP,  di Desa Sungai Mayam KB MKJP ada 67, KB suntik 19 dan KB pil 17, Desa Peniti KB MKJP ada 30, Nanga Lebang KB MKJP ada 104 KB suntik 3 dan KB pil 45, di Nanga Silat  KB MKJP ada 44 dan Nanga Suhait KB MKJP ada 45. Dengan total 294 akseptor terlayani pada kegiatan DAS ke-V ini.

Selain itu, masyarakat DAS Kapuas yang ditemui sangat mengharapkan kegiatan pelayanan KB ini tetap bisa berlanjut. 

"Untuk harapan masyarakat ini tetap kami upayakan, namun kami juga masih terbentur mininnya penganggaran. Dan kegiatan ini merupakan pelayanan KB satu-satunya kegiatan yang melayani masyarakat aliran sungai dengan menggunakan Kapal Bandong dalam mengakomodir masyatakat di daerah pedalaman, terpencil dan sulit akses mendapatkan pelayanan KB," kata Hadirin.

Menurutnya, dahulu kendaraan Kapal Bandong ini merupakan sarana transportasi utama di aliran Sungai Kapuas di Kalbar. Untuk itu, Kapal Bandong juga dibranding dengan Bangga Kencana. Sehingga tidak hanya pelayanan KB, tetapi juga memberikan informasi branding Kapal Bandong.

Hal lain diungkapkan Hadirin di beberapa titik pelayanan ada tenaga medis yang menghadapi kendala. Diantaranya ada tenaga medis yang belum mengikuti pelatihan CTU. Kemudian yang sudah mengikuti pelatihan CTU kesulitan mendapatkan sertifikasi.

Ia menjelaskan dalam ekspedisi MKJP Kapuas DAS ke- V itu pihaknya melibatkan dua bidan Puskesmas Nanga Lebang dari Kecamatan Kelam Permai yang belum mengikuti pelatihan CTU. Dengan adanya bidan senior yang ikut serta dalam tim ekspedisi ini diharapkan bisa memberikan teori dan praktek langsung kepada kedua bidan tersebut.

"Sehingga bidan Ega dan bidan Veronika  yang sudah bisa praktek langsung yang didampingi bidan senior di palayanan KB DAS itu diharapkan bisa menjadi satu tim pelayanan implan maupun IUD di Puskesmas Nanga Lebang tempat kedua bidan itu bertugas," katanya.

Kabid KB dan Kesehatan BKKBN Kalbar itu juga menambahkan dalam sejarah ekspedisi baru kali ini ada bidan daerah aliran sungai yang ikut serta. Dengan ikutnya bidan daerah aliran sungai tersebut akan memberikan pengalaman dan pengetahuan. Sehingga bisa mengimplementasikan ilmu yang telah di dapatkan.

"Saya berharap bidan Veronika dan Ega nantinya sudah bisa melayani masyarakat khususnya pemasangan implan dan IUD. Dimana sebelumnya untuk KB MKJP pemasangan implan dan IUD itu belum pernah di lakukan oleh para bidan di Puskesmas Nanga Lebang," pungkasnya.


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020