PT PLN (Persero) Sulselrabar meluncurkan Program Layanan Petik Bawang Merah yang menggunakan _Zero Private Genzet_ bagi petani, di Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan, Sabtu.
General Manager PT PLN UIW Sulselrabar Ismail Deu menyatakan PLN terus melakukan upaya peningkatan produktivitas bagi petani bawang merah, sekaligus mendukung sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
"PLN berharap dengan adanya program petik bawang merah ini dapat meningkatkan kualitas dari pertanian bawang merah terkhususnya di Kabupaten Enrekang," kata dia.
Menurutnya, _Zero Private Genzet_ nantinya akan memberikan kemudahan serta biaya operasional lebih efisien dibandingkan genset bagi para petani bawang merah di Desa Pekalobean.
Menurut dia, hal itu dapat meminimalisir bahkan meniadakan pembelian solar untuk genset, karena beralihnya ke listrik PLN dan mengurangi penggunaan pestisida 50 persen sampai 70 persen melalui penggunaan lampu hama.
Turut hadir dalam peresmian, Manager PLN UP3 Pinrang Rizky Ardiana, Bupati Enrekang yang diwakili Kepala Dinas Sosial Kabupaten Enrekang Zulkarnain Kara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang Addi serta perwakilan kelompok tani (KT), yakni KT Pekalobean, KT Maiwa, KT Saruran, dan KT Curio.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Enrekang Zulkarnain Kara mengatakan melalui Program Layanan Petik Bawang merah, PLN telah memberikan inovasi yang istimewa di sektor pertanian yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup petani bawang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang Addi menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi Program Layanan Petik Bawang Merah yang bisa mengurangi tingkat penggunaan pestisida di Desa Pekalobean.
"Kami sebut listrik masuk kebun, dimana listrik ini sangatlah bermanfaat, selain untuk irigasi pengairan. Sekarang program ini dapat mengurangi tingkat penggunaan pestisida dengan adanya inovasi lampu hama," ujar Addi.
Program Layanan Petik Bawang Merah ini memiliki tiga program unggulan, yaitu pompanisasi irigasi pengairan kebun bawang, sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp35 ribu per hari.
Selain itu, ada juga program lampu hama (penangkap dan pengusir hama), sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp5,5 juta per panen setiap empat bulan. Penggunaan tanpa lampu hama, petani membutuhkan Rp13 juta per panen, sedangkan lampu hama membutuhkan sekitar Rp6,8 juta per panen.
Kemudian, program penyiraman kebun bawang, sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp13 ribu per hari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar Rp19 ribu per hari, dibandingkan penggunaan Pompa listrik yang hanya Rp6 ribu per hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
General Manager PT PLN UIW Sulselrabar Ismail Deu menyatakan PLN terus melakukan upaya peningkatan produktivitas bagi petani bawang merah, sekaligus mendukung sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
"PLN berharap dengan adanya program petik bawang merah ini dapat meningkatkan kualitas dari pertanian bawang merah terkhususnya di Kabupaten Enrekang," kata dia.
Menurutnya, _Zero Private Genzet_ nantinya akan memberikan kemudahan serta biaya operasional lebih efisien dibandingkan genset bagi para petani bawang merah di Desa Pekalobean.
Menurut dia, hal itu dapat meminimalisir bahkan meniadakan pembelian solar untuk genset, karena beralihnya ke listrik PLN dan mengurangi penggunaan pestisida 50 persen sampai 70 persen melalui penggunaan lampu hama.
Turut hadir dalam peresmian, Manager PLN UP3 Pinrang Rizky Ardiana, Bupati Enrekang yang diwakili Kepala Dinas Sosial Kabupaten Enrekang Zulkarnain Kara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang Addi serta perwakilan kelompok tani (KT), yakni KT Pekalobean, KT Maiwa, KT Saruran, dan KT Curio.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Enrekang Zulkarnain Kara mengatakan melalui Program Layanan Petik Bawang merah, PLN telah memberikan inovasi yang istimewa di sektor pertanian yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup petani bawang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang Addi menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi Program Layanan Petik Bawang Merah yang bisa mengurangi tingkat penggunaan pestisida di Desa Pekalobean.
"Kami sebut listrik masuk kebun, dimana listrik ini sangatlah bermanfaat, selain untuk irigasi pengairan. Sekarang program ini dapat mengurangi tingkat penggunaan pestisida dengan adanya inovasi lampu hama," ujar Addi.
Program Layanan Petik Bawang Merah ini memiliki tiga program unggulan, yaitu pompanisasi irigasi pengairan kebun bawang, sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp35 ribu per hari.
Selain itu, ada juga program lampu hama (penangkap dan pengusir hama), sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp5,5 juta per panen setiap empat bulan. Penggunaan tanpa lampu hama, petani membutuhkan Rp13 juta per panen, sedangkan lampu hama membutuhkan sekitar Rp6,8 juta per panen.
Kemudian, program penyiraman kebun bawang, sehingga dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp13 ribu per hari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar Rp19 ribu per hari, dibandingkan penggunaan Pompa listrik yang hanya Rp6 ribu per hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020