PLN rampungkan pembangunan jaringan transmisi di gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kali ini, jaringan transmisi bawah tanah bertegangan 150 kiloVolt (kV) berhasil beroperasi sejak pukul 14.55 WITA, Sabtu (10/10). Jaringan yang terbentang dari Gardu Induk (GI) 150 kV di Tanjung Bunga sampai dengan Gas Insulated Switchgear (GIS) 150 kV di Bontoala ini juga merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2019.
"Dengan rampungnya jaringan transmisi bawah tanah ini, kita bersama berupaya mewujudkan Kota Makassar menuju wilayah Zero Down Time," pungkas General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.
Menurutnya, sebagai gerbang KTI, sistem kelistrikan Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar kini sangat andal dan sangat siap menopang kebutuhan masyarakat serta pertumbuhan investasi.
Jaringan transmisi bawah tanah ini memiliki lintasan sepanjang 22 kilo meter sirkuit (kms). Jaringan ini merupakan lanjutan transmisi Punagaya - Tanjung Bunga yang berfungsi menyalurkan listrik dari pembangkit di Jeneponto.
"Pusat Kota Makassar melalui GIS 150 kV Bontoala, sebelumnya hanya dipasok listrik secara radial dari GI 150 kV Tello melalui dari GI 150 kV Tallo Lama. Melalui kehadiran jaringan transmisi bawah tanah yang dipasok secara ring terhadap pusat aktivitas kota akan mencegah pemadaman di pusat kota meskipun Jaringan dr GI 150kV Tello ke GI 150kV Tallo Lama mengalami gangguan," jelas Riasa.
PLN juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder terkait, utamanya segenap masyarakat, Pemerintah Provinsi-kota, Kejaksaan Tinggi Sulsel, Polda Sulsel, Kodam XIV/Hasanuddin, rekan media dan seluruh insan PLN yang telah bersinergi dalam mewujudkan infrastruktur ketenagalistrikan ini.
Tak hanya di Sulawesi Selatan, PLN juga tengah mengejar PSN lainnya di Sulawesi Barat (Sulbar) melalui pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan Sulbar sampai dengan Sulawesi Tengah (Sulteng). Guna menopang kebutuhan listrik bagi segenap masyarakat dan potensi investasi di Sulawesi, PLN senantiasa mengerahkan seluruh daya serta upaya yang dimiliki.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Dengan rampungnya jaringan transmisi bawah tanah ini, kita bersama berupaya mewujudkan Kota Makassar menuju wilayah Zero Down Time," pungkas General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan (UIP Sulbagsel), I Putu Riasa.
Menurutnya, sebagai gerbang KTI, sistem kelistrikan Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar kini sangat andal dan sangat siap menopang kebutuhan masyarakat serta pertumbuhan investasi.
Jaringan transmisi bawah tanah ini memiliki lintasan sepanjang 22 kilo meter sirkuit (kms). Jaringan ini merupakan lanjutan transmisi Punagaya - Tanjung Bunga yang berfungsi menyalurkan listrik dari pembangkit di Jeneponto.
"Pusat Kota Makassar melalui GIS 150 kV Bontoala, sebelumnya hanya dipasok listrik secara radial dari GI 150 kV Tello melalui dari GI 150 kV Tallo Lama. Melalui kehadiran jaringan transmisi bawah tanah yang dipasok secara ring terhadap pusat aktivitas kota akan mencegah pemadaman di pusat kota meskipun Jaringan dr GI 150kV Tello ke GI 150kV Tallo Lama mengalami gangguan," jelas Riasa.
PLN juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder terkait, utamanya segenap masyarakat, Pemerintah Provinsi-kota, Kejaksaan Tinggi Sulsel, Polda Sulsel, Kodam XIV/Hasanuddin, rekan media dan seluruh insan PLN yang telah bersinergi dalam mewujudkan infrastruktur ketenagalistrikan ini.
Tak hanya di Sulawesi Selatan, PLN juga tengah mengejar PSN lainnya di Sulawesi Barat (Sulbar) melalui pembangunan interkoneksi sistem kelistrikan Sulbar sampai dengan Sulawesi Tengah (Sulteng). Guna menopang kebutuhan listrik bagi segenap masyarakat dan potensi investasi di Sulawesi, PLN senantiasa mengerahkan seluruh daya serta upaya yang dimiliki.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020