Untuk mengangkut material bangunan ke lokasi kerja jembatan dan lainnya, jalur-jalur anak sungai yang ada di Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menjadi jalur utama.

Proses penyaluran material itu hanya menggunakan jalur sungai yang kadang pasang dan surut. Medan yang dilalui untuk menuju titik pekerjaan fisik TMMD tersebut sangat berbahaya pula sehingga harus penuh konsentrasi selain berbekal keterampilan dan penguasaan medan. 

”Meski demikian kami tetap bersemangat, tak kenal lelah untuk melintasi medan sungai yang sangat sulit dan berlumpur demi mensukseskan TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt itu," ungkap Pratu Deky, anggota Kodim 1015/Spt yang juga terlibat dalam Satgas TMMD. Selasa.

Dikatakannya, untuk membawa material kayu dan keperluan lainnya menuju lokasi TMMD harus dilalui dengan susah payah ketika air pasang. Baik Satgas TMMD maupun warga harus langsung terjun ke sungai untuk mengestafet bahan material.

”Lebih-lebih jika air surut, harus ada kekuatan ekstra. Mau tidak mau kami harus masuk ke sungai untuk mengestafet bahan material," tutur Pratu Deky

Menurutnya, tidak hanya Satgas yang harus berjuang keras di lokasi TMMD Reguler ke 109 Kodim 1015/Spt di Desa Bapinang Hilir dan Desa Babirah untuk mengejar target. 

"Warga juga ikut bekerja bergotong royong mengangkut material untuk pembangunan fisik. Mereka  juga harus berjuang dan penuh berisiko saat operasional saat berenang dan berkubang lumpur di sungai yang merupakan jalur utama pendistribusian material tersebut," katanya.


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020