Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat menyatakan saat ini dalam tahap waspada tingginya tingkat penyebaran pandemi COVID-19 gelombang kedua.
"Saat ini kami menemukan jumlah kasus COVID-19 yang lebih banyak daripada gelombang pertama, sehingga masyarakat kami imbau agar lebih waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu di Pontianak, Kamis.
Data Dinkes Kota Pontianak menunjukan total kasus COVID-19 sudah 500 kasus dengan total pasien meninggal 15 orang.
"Kenapa di Pontianak banyak ditemukan kasus, karena transmisinya atau penyebarannya semakin cepat. Selain karena yang melakukan tes usap juga tinggi, baik secara mandiri maupun yang dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya.
Apalagi saat ini ada empat laboratorium milik swasta yang sudah bisa melakukan tes usap, yakni sebanyak 200/harinya, ditambah laboratorium milik Rumah Sakit Untan Pontianak yang juga mampu melakukan tes usap sebanyak 200/hari, kata Sidiq.
"Sehingga jumlah tes usap yang bisa dilakukan di Kota Pontianak saat ini sudah bisa melebihi standar WHO dan Gubernur Kalbar, yakni 200 tes usap/harinya," ujar Sidiq.
Dia menambahkan, saat ini tes usap dilakukan pada orang yang kategori suspect, yakni yang punya riwayat penyakit dan riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.
"Saat ini saja, ada sebanyak 160 pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Kota Pontianak atau sudah bisa dikatakan penuh," ujarnya.
Kemudian di Rumah Isolasi Rusunawa Pontianak ada sekitar 30 pasien atau total sekitar 200 kalau ditambahkan dengan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Kota Pontianak tadi, katanya.
"Kami imbau kepada masyarakat agar melakukan pembatasan sosial berbasis komunitas, seperti perkantotan, tempat usaha dan lainnya bisa menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan, dalam mencegah agar tidak tertular COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Saat ini kami menemukan jumlah kasus COVID-19 yang lebih banyak daripada gelombang pertama, sehingga masyarakat kami imbau agar lebih waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu di Pontianak, Kamis.
Data Dinkes Kota Pontianak menunjukan total kasus COVID-19 sudah 500 kasus dengan total pasien meninggal 15 orang.
"Kenapa di Pontianak banyak ditemukan kasus, karena transmisinya atau penyebarannya semakin cepat. Selain karena yang melakukan tes usap juga tinggi, baik secara mandiri maupun yang dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya.
Apalagi saat ini ada empat laboratorium milik swasta yang sudah bisa melakukan tes usap, yakni sebanyak 200/harinya, ditambah laboratorium milik Rumah Sakit Untan Pontianak yang juga mampu melakukan tes usap sebanyak 200/hari, kata Sidiq.
"Sehingga jumlah tes usap yang bisa dilakukan di Kota Pontianak saat ini sudah bisa melebihi standar WHO dan Gubernur Kalbar, yakni 200 tes usap/harinya," ujar Sidiq.
Dia menambahkan, saat ini tes usap dilakukan pada orang yang kategori suspect, yakni yang punya riwayat penyakit dan riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.
"Saat ini saja, ada sebanyak 160 pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Kota Pontianak atau sudah bisa dikatakan penuh," ujarnya.
Kemudian di Rumah Isolasi Rusunawa Pontianak ada sekitar 30 pasien atau total sekitar 200 kalau ditambahkan dengan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Kota Pontianak tadi, katanya.
"Kami imbau kepada masyarakat agar melakukan pembatasan sosial berbasis komunitas, seperti perkantotan, tempat usaha dan lainnya bisa menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan, dalam mencegah agar tidak tertular COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020