Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)  Provinsi Kalbar Prof, Dr, Samiun M. Pd mengatakan bahwa untuk menjadi guru profesional di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang saat pesat ini pengajar dituntut untuk memahami, memiliki wawasan dan bahkan menguasai teknologi digital.

“Era digital saat ini sudah melampaui era teknologi komputer yang ditandai penggunaan teknologi digital utamanya telepon pintar. Untuk guru saat ini  tugasnya bukan hanya sekedar berdasarkan Nomor 14 tahun 2005 namun juga untuk menjalankan tugas yang ada harus bisa memahami dan bisa dalam penerapan digital,” ujarnya saat webinar dengan tema "Menjawab tantangan transformasi pendidikan dalam era digital yang digelar Media Edukasi Borneo" di Pontianak, Rabu.

Ia menyebutkan bahwa saat ini mutu guru di Kalbar dalam hal wawasan, ketertarikan, kepedulian, kepekaan, kesukaan dan serta kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital masih rendah sehingga perlu ditingkatkan. Guru harus mulai terbuka dan memaksakan untuk mengikuti perubahan yang ada.

“Padahal teknologi digital merupakan sebuah proses revolusi yang mau tidak mau harus dijalani karena bekerja bisa lebih cepat dan menjangkau lebih luas, sumber belajar semakin variatif baik dari segi materinya maupun jenisnya dan bentuknya,” kata dia.

Tantangan saat ini di era digital menurutnya harus dijawab dengan beberapa langkah di antaranya kurikulum harus fleksibel atau merdeka belajar yang saat ini telah dimulai.

“Kemudian pembelajaran harus berpusat pada konstruksi pencarian dan penemuan. Selain itu pentingnya penekanan padan interaksi dan kerjasama,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang mengutamakan keseimbangan antara guru, siswa dan sumber belajar dan lingkungan berbasis web.

“Kemudian untuk dunia pendidikan saat ini pengelolaan administrasi pun harus mengandalkan teknologi digital. Saatnya guru membuka diri dan di tengah pandemi COVID-19 ini kita telah dipaksakan untuk menerapkannya,” jelas dia.
 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020