Perusahaan investasi PT MNC Investama Tbk (BHIT) akan mengkonversi utang senilai 231 juta dolar AS atau sekitar Rp3 triliun setelah pemegang obligasi menyetujui penawaran pertukaran (exchange offer) yang diusulkan perseroan
"Exchange offer ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Konversi utang menjadi saham tersebut akan menurunkan sisa utang perseroan dan meringankan beban keuangan, sedangkan obligasi baru dengan tingkat kupon rendah akan secara drastis mengurangi beban keuangan yang ditanggung perseroan," kata Direktur Utama MNC Investama Darma Putra dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Darma menuturkan kedua opsi tersebut akan memperkuat neraca, struktur permodalan dan laba rugi secara keseluruhan, yang pada akhirnya menguntungkan pemegang saham.
Pemegang obligasi memiliki opsi untuk menukarkan obligasi dengan saham baru perseroan dengan nilai tukar 8.267.052 saham per 100.000 dolar AS dari jumlah pokok obligasi (setara dengan harga konversi Rp173 per saham dengan menggunakan nilai tukar Rp14.302 per dolar AS).
Opsi lainnya, pemegang obligasi dapat menukar obligasi tersebut dengan obligasi baru yang diterbitkan oleh perseroan dengan nilai tukar 100.000 dolar AS jumlah pokok obligasi baru untuk setiap 100.000 dolar AS jumlah pokok obligasi.
Adapun obligasi baru menawarkan kupon tetap 1 persen per tahun, ditambah dengan kupon variabel dari dividen tunai yang diterima perseroan dari PT Global Mediacom Tbk dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Obligasi baru ini memiliki jangka waktu lima tahun.
Perseroan akan mengajukan permohonan pengesahan kepada pengadilan Singapura pada 10 November 2020 dan diharapkan akan disetujui oleh pengadilan Singapura dan akan menjadi efektif pada pertengahan Desember 2020.
Setelah efektif, pemegang obligasi diminta memilih salah satu dari skema diatas. Perseroan telah mendapatkan konfirmasi bahwa setidaknya 65 persen pemegang obligasi akan mengonversi obligasi menjadi saham.
Hal itu akan mengurangi utang induk BHIT dari 231 juta dolar AS menjadi 81 juta dolar AS atau turun 64,5 persen. Sementara ekuitas induk meningkat dari Rp11,6 triliun menjadi Rp13,8 triliun, atau naik sebesar 18,1 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Exchange offer ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Konversi utang menjadi saham tersebut akan menurunkan sisa utang perseroan dan meringankan beban keuangan, sedangkan obligasi baru dengan tingkat kupon rendah akan secara drastis mengurangi beban keuangan yang ditanggung perseroan," kata Direktur Utama MNC Investama Darma Putra dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Darma menuturkan kedua opsi tersebut akan memperkuat neraca, struktur permodalan dan laba rugi secara keseluruhan, yang pada akhirnya menguntungkan pemegang saham.
Pemegang obligasi memiliki opsi untuk menukarkan obligasi dengan saham baru perseroan dengan nilai tukar 8.267.052 saham per 100.000 dolar AS dari jumlah pokok obligasi (setara dengan harga konversi Rp173 per saham dengan menggunakan nilai tukar Rp14.302 per dolar AS).
Opsi lainnya, pemegang obligasi dapat menukar obligasi tersebut dengan obligasi baru yang diterbitkan oleh perseroan dengan nilai tukar 100.000 dolar AS jumlah pokok obligasi baru untuk setiap 100.000 dolar AS jumlah pokok obligasi.
Adapun obligasi baru menawarkan kupon tetap 1 persen per tahun, ditambah dengan kupon variabel dari dividen tunai yang diterima perseroan dari PT Global Mediacom Tbk dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Obligasi baru ini memiliki jangka waktu lima tahun.
Perseroan akan mengajukan permohonan pengesahan kepada pengadilan Singapura pada 10 November 2020 dan diharapkan akan disetujui oleh pengadilan Singapura dan akan menjadi efektif pada pertengahan Desember 2020.
Setelah efektif, pemegang obligasi diminta memilih salah satu dari skema diatas. Perseroan telah mendapatkan konfirmasi bahwa setidaknya 65 persen pemegang obligasi akan mengonversi obligasi menjadi saham.
Hal itu akan mengurangi utang induk BHIT dari 231 juta dolar AS menjadi 81 juta dolar AS atau turun 64,5 persen. Sementara ekuitas induk meningkat dari Rp11,6 triliun menjadi Rp13,8 triliun, atau naik sebesar 18,1 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020