Siang itu dibawah terik matahari, dari kejauhan hamparan baru nisan di lahan seluas 2,4 Hektar, tampak tiga pria pengurus makan sedang sibuk melakukan pekerjaan guna memperindah dan perawatan makan dan areal pemekamam Nurul Jahanir. Pemakaman yang terletak di Jalan Kom Yos Sudarso Gang Sapta Marga Kelurahan Sungai Beliung Pontianak Barat Kalimatan Barat itu di Ketua Kompleks Pemakaman Nurul Jahanir, Guntur Ardiansyah.

Guntur Ardiansyah pria yang tak jauh rumahnya dari pemakaman itu dengan senyum ramah menyambut kedatangan awak media. "Selamat siang pak, kami sedang membersihkan areal makan agar komplek makam ini tampak bersih dan indah," kata Guntur dengan ramah.

Diceritakanya sejak bulan Maret hingga bulan Oktober 2020, Kompleks Pemakaman Nurul Jahanir yang ia pimpin itu telah menerima jenazah pasien COVID-19. "Di komplek makam ini kami hanya menerima jenazah pasien COVID-19 yang beragama Islam saja," ujarnya.

Hingga saat ini lebih dari 20 jenazah korban yang dinyatakan terkonfirmasi dan positif COVID-19 dari beberapa rumah sakit yang ada di Kota Pontianak. Semua pemakaman jenazah terkonfirmasi COVID-19 diakuinya dimakamkan dengan protokol kesehatan.

"Hingga saat ini di Kompleks Pemakaman Nurul Jahanir ini telah memakamkan lebih dari 20 jenazah pasien terkonfirmasi dan positif COVID-19. Jenazah-jenazah itu berasal dari RSUD Kota Pontianak, RSUD Sudarso, RS Kharitas Bhakti dan RS Pro Medika. Walaupun dimasa pandemi COVID-19 kami tetap menerima jenazah tersebut demi kemanusiaan" kata Guntur.

Ia mengaku, dirinya dan seluruh penjaga makam Nurul Jahanir tidak merasa khawatir. Karena ia dan pengurus serta  penjaga makam yakin dengan menerapkan protokol kesehatan penyebaran virus Corona itu dapat dihindari. Masyarakat yang berada di sekitar komplek pemakaman Nurul Jahanir tidak khawatir dengan adanya makam jenazah pasien COVID-19.

"Kami sudah mendapat penjelasan dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak, semua pemakaman jenasah pasien COVID-19 yang menerapkan protokol kesehatan tidak akan menular kepada masyarakat sekitar termasuk kami yang sehari-hari bekerja merawat komplek makam," ungkap Guntur.

"Dan kami secara aktif melakukan koordinasi untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan kepada pihak-pihak yang akan memakamkan jenazah yang terpapar COVID-19," imbuhnya.

Sementara kata Guntur lagi, untuk liang lahat atau lubang kubur bagi jenazah pasien COVID-19 dibuat lebih dalam dari liang lahat jenazah lainnya. Lubang kuburan untuk jenazah pasien COVID-19 ini kami buat sedalam 2 meter dan agak lebar dari makam lainnya ," tuturnya.

Untuk proses pemakaman kata Guntur pihaknya hanya menyiapkan penggaliannya saja dengan ukuran yang berbeda dengan ukuran lubang kuburan yang biasa. Semua jenazah pasien COVID-19 ini dikenai biaya sebesar Rp1,5 juga dan letak kuburannya bergabung dengan kuburan lainnya.

 
Kompleks Pemakaman Nurul Jahanir, Guntur Ardiansyah saat berada di kompleks pemakaman. (Slamet Ardiansyah.)



Pemerintah terus berjibaku melawan pandemi COVID-19

Kurang lebih sekitar delapan bulan sudah wabah virus Corona telah melanda Indonesia. Hal itu tak terkecuali juga melanda di Bumi Khatulistiwa. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan pemerintahan kabupaten/kota telah berjibaku melawan penyebaran virus yang telah banyak makan korban itu.

Dengan membentuk Satgas penanggulangan COVID-19 yang melibatkan TNI, Polri, elemen masyarakat dan para relawan telah melakukan berbagai cara guna mengatasi pandemi dan mengembalikan kehidupan masyarakat kembali normal setelah di porak porandakan pandemi COVID-19 tersebut.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji dengan tegas meminta seluruh masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dalam menangani pandemi ini , dengan membiasakan 3M yaitu mamakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Bahkan baru-baru ini orang nomor satu di Kalbar itu dengan tegas mengatakan Pemprov Kalbar akan siap memback up daerah kabupaten/kota yang angka penyebaran COVID-19 mengalami peningkatan.

"Kami dari Satgas COVID-19 Pemprov Kalbar akan selalu siap memback up kabupaten/kota yang daerahnya mengalami peningkatan COVID-19. Seperti salah satunya di Kota Pontianak yang sempat mengalami peningkatan pandemi tersebut. Jadi kami akan bersama-sama menegakkan protokol kesehatan dengan melakukan penertiban ditempat-tempat kerumunan, memberi penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat untuk menghindari timbulnya klaster-klaster baru," kata Midji sapaan akrab Gubernur Kalbar itu.

Dia juga menambahkan agar masyarakat Kalbar dapat terus menjaga kesehatan terutama meningkatkan imunitas tubuhnya masing-masing, seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi dan vitamin.

“Saya berharap masyarakat terus membudayakan hidup sehat dan terus meningkatkan imunitas tubuh, karena itu kuncinya sehingga makannya harus bergizi dan bervitamin," tutur Midji.

Saat ditemui di ruang kerjanya Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyambut baik adanya back up yang dilakukan Pemprov Kalbar. Pemerintah Kota Pontianak sendiri hingga saat ini sangat gencar menerapkan dan menegakkan protokol kesehatan, memberi sosialisasi serta himbauan kepada masyarakat Kota Pontianak.

"Saya selalu mengajak masyarakatnya untuk tangguh dan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 di Kota Pontianak," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak.

Menurut Edi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana memulihkan perekonomian dengan tetap mengutamakan keamanan dari COVID-19.

"Artinya, aktivitas tetap berlangsung, tetapi tetap aman dari COVID-19. Aman yang berarti menghindari kerumunan, jaga jarak dan kenakan masker serta rajin mencuci tangan dengan sabun," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Pontianak kembali mengingatkan kepada para pengunjung dan pengelola warkop (warung kopi) agar mematuhi protokol kesehatan dalam mencegah kluster baru pandemi COVID-19 di Pontianak, seperti menyediakan sarana cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.

Sejak ditemukannya dua warga pengunjung salah satu warung kopi di Kota Pontianak terkonfirmasi positif COVID-19, Edi mengingatkan agar warga tetap waspada dan menahan diri bila berada di tempat keramaian seperti warung kopi, salah satunya menggunakan masker dan jaga jarak, serta tidak berlama-lama di warkop.

"Ini merupakan sebuah warning kepada semuanya bahwa apa yang dikhawatirkan selama ini terjadi di warung kopi," ujarnya.

Ia juga menyayangkan masih banyaknya pengelola warung kopi yang mengabaikan protokol kesehatan di tempat usahanya, seperti halnya dua orang pengunjung warung kopi yang terjaring razia masker beberapa waktu lalu dan dilakukan tes usap, hasilnya mereka terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kedua warga yang masing-masing berdomisili di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya tersebut adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) atau asimtomatik, sehingga kami harus melakukan sterilisasi dan uji swab semuanya," kata Edi.

Dirinya tidak ingin muncul kluster-kluster baru yang berasal dari warung kopi. Apalagi para pengunjung warung kopi berasal dari mana saja.

Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kapolresta akan memperketat razia-razia di warung kopi yang ada di Pontianak. "Saya imbau warga bisa menahan diri dulu untuk tidak berada di tempat-tempat keramaian," tuturnya.

 
Satgas COVID-19 Kota Pontianak melakukan razia di warkop-warkop yang masih buka dan memgabaikan protokol kesehatan.


2.900 kasus positif COVID-19 di Kalbar hingga 19 November

Hingga Kamis 19 November 2020 tercatat 2.900 kasus positif COVID-19 di Kalbar. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harrison di Pontianak.

"Jumlah yang sembuh sebanyak 1.558 kasus. Kemudian yang meninggal dunia tercatat sebanyak 22 orang. Persentase kesembuhannya yakni 72,07 persen," kata Harisson

Ia menyebutkan, untuk Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya sebagai daerah yang memiliki catatan kasus tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya.

"Hal ini jika, merujuk data Dinkes Kalbar, sebanyak 668 kasus positif di Kota Pontianak, sedangkan Kubu Raya sebanyak 334 kasus. Dua daerah ini rajin melakukan testing, sehingga jumlah kasus terlihat tinggi," katanya.

Harrison menambahkan untuk memetakan penelusuran kasus terus dilakukan. Sebab ada kelompok risiko rentan, yakni mereka memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Kemudian jika tertular maka menjadi kasus berat dan fatal bagi yang bersangkutan.

"Jika ada satu kasus konfirmasi, maka biasanya puskesmas atau dinkes langsung menelusuri mana yang resiko tinggi. Kalau kemudian menjadi kasus konfirmasi, maka diarahkan ke rumah karantina untuk isolasi, atau jika kasus berat maka dirawat di rumah sakit," katanya.

Saat ini kata Harisson, ada tiga hal yang menjadi konsentrasi pemerintah untuk penanganan COVID-19. Antara lain terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Kemudian melakukan pengobatan untuk pasien yang terkonfirmasi positif. Selanjutnya tindakan tegas dalam bentuk penegakan hukum bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan terus dilakukan sebagai upaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19.

"Kami di provinsi hanya koordinasi dan sinkronisasi, sedangkan eksekusi penegakan hukum itu di kabupaten/kota," ujarnya.

Ia menyebutkan, Dinkes Kalbar juga melakukan pemantauan perkembangan zona kasus di setiap kabupaten/kota sebagai upaya untuk mengendalikan COVID-19. Seperti di Kota Pontianak yang sempat mengalami zona merah.

Menurutnya pada pekan pertama November, Pontianak masuk dalam zona merah untuk kasus Covid-19. "Dalam kondisi itu maka pengetatan kegiatan masyarakat harus dilakukan agar tidak fatal. Ini berhasil karena pada pekan berikut zona oranye atau kuning," katanya.


 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020