Kegiatan sosialisasi penggunaan kompor induksi yang dilaksanakan oleh PLN UP3 Pontianak dibeberapa lokasi pusat perbelanjaan banyak diminati para ibu rumahtangga. Kegiatan yang sama juga serentak dilaksanakan oleh Unit-unit layanan PLN lainnya di daerah masing-masing. Kegiatan sosialisasi ini juga menandai program gerakan konversi 1 juta Kompor Elpiji ke Kompor Induksi yang diprakarsai oleh PLN Pusat guna mendukung kemandirian ketahanan energi nasional.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pelanggan Siantan menarik minat warga, salah satunya Warni (32), ibu 2 orang anak yang sehari-harinya berjualan di Pasar Siantan ini mengaku tertarik menggunakan kompor induksi setelah menyaksikan langsung bagaimana cara menggunakannya.
"Sudah hampir satu bulan ini saya menggunakan kompor induksi, masak jadi lebih nyaman dan praktis, tidak khawatir kehabisan gas elpiji lagi. Apalagi suhunya bisa diatur, tinggal tekan-tekan jak," ungkap Warni tersenyum.
Menurutnya menggunakan kompor induksi juga tidak menyebabkan boros listrik asal pandai-pandai mengatur dan paham cara menggunakannya.
"Kalau mau hemat, sebelum mulai memasak, seluruh bahan dan bumbu masakan sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Diiris, dipotong, ditumbuk dan lain-lain. Setelah siap semua, hidupkan kompornya, dan mulai masak. Tak sampai 20 menit masak ikan dan tumis sayur selesai. Dapur kita pun tetap bersih, tak ada asap dimana-mana, karena memang tak ada apinya," kata Warni.
Hal serupa juga diungkap, Rosanti (43) warga Gg. Selamat 1, Sei Jawi Dalam. Dia mengaku telah menggunakan kompor induksi sejak 3 bulan lalu. Bayaran rekening listrik dirumahnya tidak menambah secara signifikan, tergantung bagaimana cara menggunakannya.
"Saya beli kompor induksi satu tungku ini di sebuah toko elektronik di Jalan Nusa Indah 1, harganya lumayan murah. Banyak model dan mereknya, yang saya pakai ini cukup standar lah. Jatuhnya jauh lebih murah dibandingkan kalau saya menggunakan kompor gas. Sekarang saya tak perlu lagi keliling cari gas kalau pas sedang langka," tutur Rosanti.
Ia juga mengatakan bahwa menggunakan kompor induksi ini lebih aman, sebab tidak ada apinya. Juga tidak khawatir jika ada anak-anak yang ikut nimbrung pada saat memasak karena pinggiran kompornya tidak panas.
Sementara itu, Delia (27) warga Kom Yos Sudarso mengaku menggunakan kompor induksi karena merasa trauma menggunakan kompor gas, sebab pernah terjadi kebocoran pada slang gas di rumahnya saat memasak, hingga nyaris terjadi kebakaran.
"Kalau ingat kejadian itu jadi trauma kalau sedang masak. Untunglah suami saya membelikan kompor induksi ini, kekhawatiran saya terhadap kompor gas kini hilang. Masak jadi lebih aman, suhunya bisa diatur, tidak perlu khawatir kalau sewaktu-waktu kita lupa mematikannya sebab ada pengatur waktu memasak. Kompor akan mati dengan sendirinya jika waktu yang kita atur habis. Aman dan praktis," pungkas Delia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pelanggan Siantan menarik minat warga, salah satunya Warni (32), ibu 2 orang anak yang sehari-harinya berjualan di Pasar Siantan ini mengaku tertarik menggunakan kompor induksi setelah menyaksikan langsung bagaimana cara menggunakannya.
"Sudah hampir satu bulan ini saya menggunakan kompor induksi, masak jadi lebih nyaman dan praktis, tidak khawatir kehabisan gas elpiji lagi. Apalagi suhunya bisa diatur, tinggal tekan-tekan jak," ungkap Warni tersenyum.
Menurutnya menggunakan kompor induksi juga tidak menyebabkan boros listrik asal pandai-pandai mengatur dan paham cara menggunakannya.
"Kalau mau hemat, sebelum mulai memasak, seluruh bahan dan bumbu masakan sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Diiris, dipotong, ditumbuk dan lain-lain. Setelah siap semua, hidupkan kompornya, dan mulai masak. Tak sampai 20 menit masak ikan dan tumis sayur selesai. Dapur kita pun tetap bersih, tak ada asap dimana-mana, karena memang tak ada apinya," kata Warni.
Hal serupa juga diungkap, Rosanti (43) warga Gg. Selamat 1, Sei Jawi Dalam. Dia mengaku telah menggunakan kompor induksi sejak 3 bulan lalu. Bayaran rekening listrik dirumahnya tidak menambah secara signifikan, tergantung bagaimana cara menggunakannya.
"Saya beli kompor induksi satu tungku ini di sebuah toko elektronik di Jalan Nusa Indah 1, harganya lumayan murah. Banyak model dan mereknya, yang saya pakai ini cukup standar lah. Jatuhnya jauh lebih murah dibandingkan kalau saya menggunakan kompor gas. Sekarang saya tak perlu lagi keliling cari gas kalau pas sedang langka," tutur Rosanti.
Ia juga mengatakan bahwa menggunakan kompor induksi ini lebih aman, sebab tidak ada apinya. Juga tidak khawatir jika ada anak-anak yang ikut nimbrung pada saat memasak karena pinggiran kompornya tidak panas.
Sementara itu, Delia (27) warga Kom Yos Sudarso mengaku menggunakan kompor induksi karena merasa trauma menggunakan kompor gas, sebab pernah terjadi kebocoran pada slang gas di rumahnya saat memasak, hingga nyaris terjadi kebakaran.
"Kalau ingat kejadian itu jadi trauma kalau sedang masak. Untunglah suami saya membelikan kompor induksi ini, kekhawatiran saya terhadap kompor gas kini hilang. Masak jadi lebih aman, suhunya bisa diatur, tidak perlu khawatir kalau sewaktu-waktu kita lupa mematikannya sebab ada pengatur waktu memasak. Kompor akan mati dengan sendirinya jika waktu yang kita atur habis. Aman dan praktis," pungkas Delia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020