Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Singkawang dalam beberapa pekan terakhir mulai mengalami kenaikan menjelang akhir tahun 2020.
"Dari pantauan kita di lapangan, sejumlah harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan di sejumlah pasar. Untuk harga telur ayam di Pasar Tradisional seperti Beringin dan Alianyang Singkawang berkisar antara Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kilogram," kata Kepala Seksi Distribusi Barang dan Perdagangan Luar Negeri Disperindagkop dan UKM Singkawang, Helmi Aswandi di Singkawang, Senin.
Dia menjelaskan, kenaikan harga telur ayam sudah berlangsung sekitar 3 minggu yang lalu dan kenaikan harga telur ayam hampir merata di setiap daerah di Kalbar.
Penyebab kenaikan harga telur ayam, katanya, masih dalam penelusuran pihaknya, karena menurut informasi yang didapatkan dari pedagang sangat berbeda-beda.
Selain itu, bawang bombay juga menurutnya telah terjadi kenaikan harga, yang mana sebelumnya harga Rp18 ribu per kilogram, tapi sekarang naik menjadi Rp23 ribu per kilogram. "Kalau kenaikan harga bawang bombay dikarenakan stok dari agen saat ini terbatas," tuturnya.
Demikian pula dengan minyak goreng curah, sampai saat ini masih dijual dengan harga tinggi yakni Rp14 ribu per Kilogram. Untuk bawang merah, lanjutnya, ada sedikit penurunan harga, dan dijual dengan harga dikisaran Rp40 ribu sampai Rp43 ribu per kilogram.
"Kemarin harganya masih tinggi di kisaran Rp45 ribu per kilogram, tapi sekarang ada penurunan harga," katanya.
Sedangkan untuk bawang putih masih di harga stabil yakni di kisaran antara Rp22 ribu-Rp24 ribu per kilogram.
Helmi menambahkan, untuk harga ikan juga saat ini masih stabil yakni di kisaran rata-rata Rp35 ribu per kilogram. Sedangkan harga ayam dalam bentuk karkas dijual dengan harga tinggi yakni rata-rata Rp48 ribu per kilogram. Dan daging sapi dijual stabil dengan harga Rp125 ribu-Rp130 ribu per kilogram.
Demikian pula dengan gula pasir, masih di kisaran harga Rp12.500-Rp13 ribu per kilogram.
Hanya saja untuk sayur, seperti sawi keriting dan sawi hijau dijual dengan harga tinggi yakni Rp7 ribu per ikat, yang mana sebelumnya hanya dijual Rp6 ribu per ikat.
Sementara Anggota DPRD Singkawang, Anewan mengatakan, kenaikan beberapa komoditas bahan pokok akhir tahun merupakan fenomena yang lazim terjadi.
"Hal ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah sehingga dapat diantisipasi apa yang menjadi penyebabnya sehingga kenaikan sembako tidak terjadi," katanya.
Telur ayam, sayur-sayuran dan beberapa bahan pokok lainnya yang mengalami kenaikan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
"Apalagi ditengah situasi pandemic COVID-19, dimana perekonomian masyarakat sedang lesu, sehingga kenaikan harga bahan pokok sangat terasa dampaknya bagi masyarakat," ujarnya.
Anewan berharap, Pemerintah Kota Singkawang dapat segera bertindak dengan mencari penyebab kenaikan tersebut.
"Bila Perlu adakan operasi pasar melalui OPD terkait sehingga masyarakat dapat terbantu. Jangan lagi fenomena kelangkaan komoditas bahan pokok di pasaran yang menyebabkan kenaikan harga menjadi hal yang biasa sehingga tidak perlu diantisipasi," ungkapnya.
Pemerintah Kota Singkawang juga harusnya lebih peka dan peduli karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Harusnya sudah dapat diantisipasi sebelum terjadinya kenaikan harga tersebut dengan belajar dari pengalaman sebelumnya, bahwa mendekati hari-hari besar keagamaan atau menjelang akhir tahun kemungkinan adanya fenomena kelangkaan bahan pokok sehingga menyebabkan kenaikan harga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Dari pantauan kita di lapangan, sejumlah harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan di sejumlah pasar. Untuk harga telur ayam di Pasar Tradisional seperti Beringin dan Alianyang Singkawang berkisar antara Rp28 ribu sampai Rp29 ribu per kilogram," kata Kepala Seksi Distribusi Barang dan Perdagangan Luar Negeri Disperindagkop dan UKM Singkawang, Helmi Aswandi di Singkawang, Senin.
Dia menjelaskan, kenaikan harga telur ayam sudah berlangsung sekitar 3 minggu yang lalu dan kenaikan harga telur ayam hampir merata di setiap daerah di Kalbar.
Penyebab kenaikan harga telur ayam, katanya, masih dalam penelusuran pihaknya, karena menurut informasi yang didapatkan dari pedagang sangat berbeda-beda.
Selain itu, bawang bombay juga menurutnya telah terjadi kenaikan harga, yang mana sebelumnya harga Rp18 ribu per kilogram, tapi sekarang naik menjadi Rp23 ribu per kilogram. "Kalau kenaikan harga bawang bombay dikarenakan stok dari agen saat ini terbatas," tuturnya.
Demikian pula dengan minyak goreng curah, sampai saat ini masih dijual dengan harga tinggi yakni Rp14 ribu per Kilogram. Untuk bawang merah, lanjutnya, ada sedikit penurunan harga, dan dijual dengan harga dikisaran Rp40 ribu sampai Rp43 ribu per kilogram.
"Kemarin harganya masih tinggi di kisaran Rp45 ribu per kilogram, tapi sekarang ada penurunan harga," katanya.
Sedangkan untuk bawang putih masih di harga stabil yakni di kisaran antara Rp22 ribu-Rp24 ribu per kilogram.
Helmi menambahkan, untuk harga ikan juga saat ini masih stabil yakni di kisaran rata-rata Rp35 ribu per kilogram. Sedangkan harga ayam dalam bentuk karkas dijual dengan harga tinggi yakni rata-rata Rp48 ribu per kilogram. Dan daging sapi dijual stabil dengan harga Rp125 ribu-Rp130 ribu per kilogram.
Demikian pula dengan gula pasir, masih di kisaran harga Rp12.500-Rp13 ribu per kilogram.
Hanya saja untuk sayur, seperti sawi keriting dan sawi hijau dijual dengan harga tinggi yakni Rp7 ribu per ikat, yang mana sebelumnya hanya dijual Rp6 ribu per ikat.
Sementara Anggota DPRD Singkawang, Anewan mengatakan, kenaikan beberapa komoditas bahan pokok akhir tahun merupakan fenomena yang lazim terjadi.
"Hal ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah sehingga dapat diantisipasi apa yang menjadi penyebabnya sehingga kenaikan sembako tidak terjadi," katanya.
Telur ayam, sayur-sayuran dan beberapa bahan pokok lainnya yang mengalami kenaikan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
"Apalagi ditengah situasi pandemic COVID-19, dimana perekonomian masyarakat sedang lesu, sehingga kenaikan harga bahan pokok sangat terasa dampaknya bagi masyarakat," ujarnya.
Anewan berharap, Pemerintah Kota Singkawang dapat segera bertindak dengan mencari penyebab kenaikan tersebut.
"Bila Perlu adakan operasi pasar melalui OPD terkait sehingga masyarakat dapat terbantu. Jangan lagi fenomena kelangkaan komoditas bahan pokok di pasaran yang menyebabkan kenaikan harga menjadi hal yang biasa sehingga tidak perlu diantisipasi," ungkapnya.
Pemerintah Kota Singkawang juga harusnya lebih peka dan peduli karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Harusnya sudah dapat diantisipasi sebelum terjadinya kenaikan harga tersebut dengan belajar dari pengalaman sebelumnya, bahwa mendekati hari-hari besar keagamaan atau menjelang akhir tahun kemungkinan adanya fenomena kelangkaan bahan pokok sehingga menyebabkan kenaikan harga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020