Produktivitas sejumlah perajin tikar bidai yang merupakan produk dari hasil rotan di daerah perbatasan Jagoi Babang, Kalbar, Indonesia – Sarawak, Malaysia meningkat berkat hadir dan naiknya pasokan listrik PLN di daerah itu.
“Hadir dan membaiknya kualitas pasokan listrik sangat membantu proses produksi usaha yang kami jalankan,” ujar Antonius Bujong (42), perajin tikar bidai, berbahan dasar rotan dan kulit kayu khas Suku Dayak di Dusun Risau, Kecamatan Jagoi Babang di Bengkayang, Rabu.
Antonius mengatakan warga Jagoi Babang mayoritas bekerja sebagai petani dan pekerja kebun sawit. Mereka kebanyakan beraktivitas di kebun pada siang hari, sementara pekerjaan pembuatan tikar bidai umumnya dilakukan pada malam hari.
"Saya menggunakan mesin peraut rotan dan kulit kayu untuk mempercepat proses produksi. Kalau dilakukan secara manual biasanya memakan waktu berhari-hari, namun dengan mesin peraut ini pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu sehari saja. Saya sangat bersyukur pasokan listrik di Jagoi ini cukup baik sehingga produktivitas usaha kami dapat meningkat. Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya, terutama menjaga agar tegangan listriknya stabil sehingga tidak mengganggu peralatan elektronik yang kami miliki," kata Antonius.
Hal serupa juga diungkap oleh Ajoni (45), warga Jalan Dwikora Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang yang sehari-harinya membuka usaha warung kopi.
"Kualitas layanan kelistrikan di Bengkayang ini sudah cukup baik, dimana intensitas terjadinya padam listrik sudah jauh menurun, berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu," sebut Ajoni.
Diakuinya, jika terjadi padam, biasanya proses perbaikan yang dilakukan petugas PLN cukup cepat, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga.
"Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya kepada masyarakat khususnya di daerah perbatasan ini, jangan sampai kita kalah dengan listrik negara tetangga," ujar Ajoni bersemangat.
Sementara itu menurut Manajer PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn mengatakan bahwa membaiknya kualitas layanan kelistrikan di daerah perbatasan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang tidak terlepas dari partisipasi masyarakat di perbatasan itu sendiri, di mana banyak warga yang dengan sukarela turut membantu membersihkan jalur jaringan listrik dari pohon dan tanam tumbuh agar proses pendistribusian aliran listrik tidak terganggu.
Diakuinya, untuk menjaga keandalan pasokan listrik ke daerah Jagoi Babang, pihaknya secara rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) pada jalur utama sepanjang dan percabangan 300,38 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 125,89 kms serta melakukan perbaikan dan pemeliharaan material distribusi yang rusak sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya gangguan listrik.
Dikatakannya, penyebab utama gangguan listrik di Bengkayang khususnya daerah perbatasan Jagoi Babang adalah pohon dan tanam tumbuh milik warga dan perusahaan perkebunan sawit, hal tersebut dapat diperparah jika terjadi cuaca buruk dimana banyak pohon tumbang dan menimpa jaringan listrik.
Robin juga menghimbau agar masyarakat mengikhlaskan pohon dan tanam tumbuh milik mereka yang berada di dekat jaringan listrik untuk dipangkas, agar aliran listrik dapat dinikmati dengan aman dan nyaman di rumah masing-masing.
"Kami terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kelistrikan kepada masyarakat. Khusus di daerah perbatasan ini tantangannya adalah keberadaan pohon dan tanam tumbuh milik perusahaan perkebunan sawit. Upaya komunikasi dan koordinasi terus kami lakukan agar masyarakat sepenuhnya mendukung upaya kami dalam mengamankan pasokan listrik," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
“Hadir dan membaiknya kualitas pasokan listrik sangat membantu proses produksi usaha yang kami jalankan,” ujar Antonius Bujong (42), perajin tikar bidai, berbahan dasar rotan dan kulit kayu khas Suku Dayak di Dusun Risau, Kecamatan Jagoi Babang di Bengkayang, Rabu.
Antonius mengatakan warga Jagoi Babang mayoritas bekerja sebagai petani dan pekerja kebun sawit. Mereka kebanyakan beraktivitas di kebun pada siang hari, sementara pekerjaan pembuatan tikar bidai umumnya dilakukan pada malam hari.
"Saya menggunakan mesin peraut rotan dan kulit kayu untuk mempercepat proses produksi. Kalau dilakukan secara manual biasanya memakan waktu berhari-hari, namun dengan mesin peraut ini pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu sehari saja. Saya sangat bersyukur pasokan listrik di Jagoi ini cukup baik sehingga produktivitas usaha kami dapat meningkat. Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya, terutama menjaga agar tegangan listriknya stabil sehingga tidak mengganggu peralatan elektronik yang kami miliki," kata Antonius.
Hal serupa juga diungkap oleh Ajoni (45), warga Jalan Dwikora Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang yang sehari-harinya membuka usaha warung kopi.
"Kualitas layanan kelistrikan di Bengkayang ini sudah cukup baik, dimana intensitas terjadinya padam listrik sudah jauh menurun, berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu," sebut Ajoni.
Diakuinya, jika terjadi padam, biasanya proses perbaikan yang dilakukan petugas PLN cukup cepat, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga.
"Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya kepada masyarakat khususnya di daerah perbatasan ini, jangan sampai kita kalah dengan listrik negara tetangga," ujar Ajoni bersemangat.
Sementara itu menurut Manajer PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn mengatakan bahwa membaiknya kualitas layanan kelistrikan di daerah perbatasan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang tidak terlepas dari partisipasi masyarakat di perbatasan itu sendiri, di mana banyak warga yang dengan sukarela turut membantu membersihkan jalur jaringan listrik dari pohon dan tanam tumbuh agar proses pendistribusian aliran listrik tidak terganggu.
Diakuinya, untuk menjaga keandalan pasokan listrik ke daerah Jagoi Babang, pihaknya secara rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) pada jalur utama sepanjang dan percabangan 300,38 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 125,89 kms serta melakukan perbaikan dan pemeliharaan material distribusi yang rusak sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya gangguan listrik.
Dikatakannya, penyebab utama gangguan listrik di Bengkayang khususnya daerah perbatasan Jagoi Babang adalah pohon dan tanam tumbuh milik warga dan perusahaan perkebunan sawit, hal tersebut dapat diperparah jika terjadi cuaca buruk dimana banyak pohon tumbang dan menimpa jaringan listrik.
Robin juga menghimbau agar masyarakat mengikhlaskan pohon dan tanam tumbuh milik mereka yang berada di dekat jaringan listrik untuk dipangkas, agar aliran listrik dapat dinikmati dengan aman dan nyaman di rumah masing-masing.
"Kami terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kelistrikan kepada masyarakat. Khusus di daerah perbatasan ini tantangannya adalah keberadaan pohon dan tanam tumbuh milik perusahaan perkebunan sawit. Upaya komunikasi dan koordinasi terus kami lakukan agar masyarakat sepenuhnya mendukung upaya kami dalam mengamankan pasokan listrik," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020