General Manager (GM) PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Balikpapan, Kalimantan Timur Agus Amperianto mengungkapkan bahwa saat ini sebanyak 110 karyawannya terkonfirmasi positif COVID-19.
“Mereka sedang menjalani isolasi mandiri, ada yang dirawat di rumah sakit, dan ada juga menjalani isolasi di tempat yang disediakan perusahaan,” katanya di Balikpapan, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa karyawan yang menjalani isolasi di lokasi yang ditunjuk perusahaan sebanyak 28 orang dan diawasi dokter, 23 orang dirawat di rumah sakit, dan 48 orang isolasi mandiri.
“Ada lima orang yang sudah sembuh,” katanya dan menambahkan rumah sakit tempat perawatan adalah rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah.
Untuk langkah-langah pencegahan yang diambil PHM agar kasus-kasus positif terpapar COVID-19 tersebut tidak terus bertambah, kata dia, protokol kesehatan semakin ketat ditegakkan.
Setiap karyawan yang akan berangkat ke lokasi kerja harus menjalani tes PCR atau usap. Mereka yang hasil tesnya positif itulah yang menjalani perawatan dan isolasi.
“Bahkan yang flu saja tidak kami izinkan. Semua yang ke lokasi kerja harus benar-benar sehat dan fit,” katanya.
PHM mengoperasikan sejumlah fasilitas di dalam Wilayah Kerja (WK) Mahakam, yang meliputi Balikpapan dan pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara. Sumur-sumur migas PHM ada di laut lepas pantai Samboja, di rawa-rawa Muara Jawa dan Anggana, dan di lepas pantai Balikpapan di Selat Makassar.
Para pekerjanya sendiri datang dari berbagai tempat di dunia. Sebagian pekerja bertempat tinggal di Balikpapan di perumahan yang disediakan perusahaan.
Sebagian pekerja juga bukan karyawan langsung PHM, tapi karyawan dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu.
“Dari mana pun asalnya, syaratnya tetap hasil swab-nya negatif kalau mau berangkat ke lokasi kerja,” demikian Agus Amperianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
“Mereka sedang menjalani isolasi mandiri, ada yang dirawat di rumah sakit, dan ada juga menjalani isolasi di tempat yang disediakan perusahaan,” katanya di Balikpapan, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa karyawan yang menjalani isolasi di lokasi yang ditunjuk perusahaan sebanyak 28 orang dan diawasi dokter, 23 orang dirawat di rumah sakit, dan 48 orang isolasi mandiri.
“Ada lima orang yang sudah sembuh,” katanya dan menambahkan rumah sakit tempat perawatan adalah rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah.
Untuk langkah-langah pencegahan yang diambil PHM agar kasus-kasus positif terpapar COVID-19 tersebut tidak terus bertambah, kata dia, protokol kesehatan semakin ketat ditegakkan.
Setiap karyawan yang akan berangkat ke lokasi kerja harus menjalani tes PCR atau usap. Mereka yang hasil tesnya positif itulah yang menjalani perawatan dan isolasi.
“Bahkan yang flu saja tidak kami izinkan. Semua yang ke lokasi kerja harus benar-benar sehat dan fit,” katanya.
PHM mengoperasikan sejumlah fasilitas di dalam Wilayah Kerja (WK) Mahakam, yang meliputi Balikpapan dan pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara. Sumur-sumur migas PHM ada di laut lepas pantai Samboja, di rawa-rawa Muara Jawa dan Anggana, dan di lepas pantai Balikpapan di Selat Makassar.
Para pekerjanya sendiri datang dari berbagai tempat di dunia. Sebagian pekerja bertempat tinggal di Balikpapan di perumahan yang disediakan perusahaan.
Sebagian pekerja juga bukan karyawan langsung PHM, tapi karyawan dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu.
“Dari mana pun asalnya, syaratnya tetap hasil swab-nya negatif kalau mau berangkat ke lokasi kerja,” demikian Agus Amperianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020