Wali Kota Pontianak, di Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengingatkan pada masyarakat akan terjadinya potensi air pasang laut dengan ketinggian 1,8 meter, sehingga daerah-daerah rendah bisa tergenang air.

"Hari ini dan Jumat besok (15/1) menurut prakiraan BMKG, air pasang laut mencapai pasang tertinggi, yakni 1,8 meter, sehingga daerah-daerah rendah berpotensi terendam dampak air pasang laut tersebut," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.

Dia menjelaskan, data BMKG mencatat air pasang rob atau air pasang laut yang cukup tinggi ini terjadi dalam lima hari atau sampai tanggal 15 Januari 2021.

Baca juga: Jalur Trans Kalimantan putus, jembatan runtuh akibat banjir

"Bahkan air pasangnya cukup tinggi, yakni 1,8 meter dari permukaan air rata-rata sehingga dampaknya menggenangi wilayah rendah Kota Pontianak sekitar 35 hingga 40 persen dengan ketinggian bervariasi," ungkapnya.

Apalagi menurut Edi, wilayah Kota Pontianak merupakan dataran rendah, sehingga dia mengimbau kepada masyarakat di kota itu agar membangun rumah dengan model panggung minimal setinggi 30 hingga 50 centimeter dari badan jalan tertinggi.

"Dengan ketinggian tersebut, maka rumah warga tidak akan mudah terendam air pasang atau ketika terjadi hujan lebat," ujarnya.

Baca juga: Karolin minta masyarakat waspada banjir

Dia menambahkan, pihaknya terus berupaya meninggikan jalan-jalan di kawasan yang sering terendam air pasang sungai maupun laut, sehingga tidak mudah tergenang air.

"Tetapi kalau hanya jalan yang tinggi, sementara halaman dan rumah warga tidak ikut tinggi, maka akan terulang kembali masalah genangan air di musim air pasang laut dan ketika di musim penghujan," kata Edi.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak juga menyatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan fungsi parit agar air cepat turun ke Sungai Kapuas dalam mencegah terjadinya genangan air di kota itu, ketika musim penghujan atau air pasang tertinggi.

Menurut dia, karakteristik Kota Pontianak berbeda dengan daerah Pulau Jawa yang banyak pegunungan. Sungai di Kota Pontianak jika dikeruk untuk ditambah kedalamannya maka tidak cukup efektif lantaran akan ada lagi endapan lumpur bahkan dari Sungai Kapuas juga masuk ke parit yang ada di Kota Pontianak.

Baca juga: Edi Rusdi Kamtono Pontianak tinjau Kantor Lurah terendam banjir

"Jadi rata-rata kedalaman parit di Kota Pontianak antara 1,2 hingga 2 meter, jika melebihi angka tersebut maka akan terjadi endapan lumpur," katanya.

Ia berpendapat langkah solusi yang paling efektif adalah dengan memperluas daya tampung atau membangun waduk-waduk kecil.

Edi juga menilai kedalaman parit tidak begitu efektif apabila muka air tinggi, untuk itu, upaya yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi parit-parit yang ada, baik parit primer, sekunder maupun tersier, kemudian mengkoneksikan parit yang ada agar aliran air lancar," katanya.

Baca juga: 175 rumah warga Kecamatan Meranti terendam banjir
Baca juga: Pemkab Bengkayang secepatnya tetapkan status darurat bencana daerah
Baca juga: Polisi pantau Kecamatan Bengkayang yang terendam banjir


 

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021