Pontianak (ANTARA) - Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, Kalbar mengimbau kepada masyarakat yang bermukim di pinggiran Sungai Kapuas dan kawasan rendah agar waspada terhadap dampak air pasang laut tinggi.
"Dengan adanya fenomena alam, berupa air pasar laut maksimum menurut data kami, maka masyarakat harus waspada terhadap tingginya permukaan air Sungai Kapuas sebagai dampak dari air pasang laut dengan ketinggian maksimum itu," kata Kepala Stasium Meteorologi Maritim BMKG Pontianak, Danu Triatmoko dalam keterangan di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, ketinggian air pasang laut hari ini mencapai ketinggian maksimum yakni sekitar 1,70 meter dari permukaan laut.
"Sehingga dengan ketinggian air pasang laut maksimum itu dengan waktu pasang puncak sekitar pukul 11.00 WIB, maka daerah pinggiran sungai, bantaran dan kawasan rendah akan tergenang dengan ketinggian air bervariasi," kata Danu Triatmoko.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan fungsi parit agar air cepat turun ke Sungai Kapuas dalam mencegah terjadinya genangan air di kota itu, ketika musim penghujan atau air pasang tertinggi.
"Parit-parit yang ada di Kota Pontianak akan kami optimalkan lagi dalam mengatasi masalah genangan air ketika musim penghujan," katanya.
Menurut dia, karakteristik Kota Pontianak berbeda dengan daerah Pulau Jawa yang banyak pegunungan. Sungai di Kota Pontianak jika dikeruk untuk ditambah kedalamannya maka tidak cukup efektif lantaran akan ada lagi endapan lumpur bahkan dari Sungai Kapuas juga masuk ke parit yang ada di Kota Pontianak.
"Jadi rata-rata kedalaman parit di Kota Pontianak antara 1,2 hingga 2 meter, jika melebihi angka tersebut maka akan terjadi endapan lumpur," katanya.
Ia berpendapat langkah solusi yang paling efektif adalah dengan memperluas daya tampung atau membangun waduk-waduk kecil.
Edi juga menilai kedalaman parit tidak begitu efektif apabila muka air tinggi, untuk itu, upaya yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi parit-parit yang ada, baik parit primer, sekunder maupun tersier, kemudian mengkoneksikan parit yang ada agar aliran air lancar," katanya.
Dia menambahkan, genangan yang terjadi di Kota Pontianak diakibatkan air pasang tinggi yang mencapai 1,7 meter dari permukaan air rata-rata. Puncak pasang tinggi memang dimulai sejak November hingga Desember 2020.
"Kemudian pasang tinggi akan menjadi masalah jika bersamaan dengan turunnya hujan," demikian Edi Rusdi Kamtono .
BMKG Maritim Pontianak imbau masyarakat waspada dampak pasang air tinggi
Sabtu, 5 Desember 2020 13:04 WIB