Sebanyak tiga kecamatan di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, terendam banjir dengan ketinggian bervariasi akibat hujan deras dan meluapnya air sungai di Kecamatan Teluk Keramat, Tangaran dan Galing.
"Ada belasan desa yang terendam banjir dalam dua hari terakhir yang mencakup tiga kecamatan itu," kata Kapolsek Teluk Keramat, Ipda Eko Zainudin saat dihubungi di Teluk Keramat, Ahad.
Dia menjelaskan akibat terendam air banjir dengan ketinggian satu meter hingga lebih itu, ada beberapa desa yang sulit dijangkau.
"Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada masyarakat yang rumahnya terendam air banjir yang sampai mengungsi, mereka rata-rata membuat rumah panggung untuk bertahan di rumah," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia mengimbau kepada warga agar tetap berhati-hati, dan apabila ketinggian air terus meningkat agar secepatnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Data Polsek Teluk Keramat, mencatat sejumlah desa yang terdampak banjir, diantaranya Desa Sekura di Dusun Mensungai dan Kelumpang ketinggian air sekitar 70 centimeter sekitar 20 rumah.
Kemudian Desa Sungai Kumpai, Dusun Semayong ketinggian air sekitar 70 centimeter, sebanyak 70 rumah, Desa Sabing, di Dusun Sekampung Sabing dan Dusun Sabing Darat ketinggian air sekitar 90 centimeter, sebanyak
rumah 55 rumah.
Lalu di Desa Pipit Teja, Dusun Pangkalan Betung belasan rumah terdampak; Desa Mekar Sekuntum, Desa Samustida, Desa Kuala Pangkalan dengan ketinggian air sekitar 70 centimeter.
Untuk di Kecamatan Tangaran, yakni
Desa Semata, Dusun Simpang Empat; Desa Simpang, Dusun Simpang Empat;
Desa Tangaran, Desa Pancur; Desa Merabuan; Desa Merpati dengan total ratusan rumah terendam dan hingga kini belum ada warga yang korban banjir itu yang mengungsi, kata Kapolsek Teluk Keramat.
Sementara itu, Herdianto salah seorang warga Dusun Pangkalan Betung, Desa Pipit Teja, Kecamatan Teluk Keramat menyatakan belasan rumah di dusunnya yang terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan dalam dua hari terakhir.
"Hingga kini belum ada warga kami yang sampai mengungsi, dan bantuan dari pemerintah juga belum ada," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Ada belasan desa yang terendam banjir dalam dua hari terakhir yang mencakup tiga kecamatan itu," kata Kapolsek Teluk Keramat, Ipda Eko Zainudin saat dihubungi di Teluk Keramat, Ahad.
Dia menjelaskan akibat terendam air banjir dengan ketinggian satu meter hingga lebih itu, ada beberapa desa yang sulit dijangkau.
"Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada masyarakat yang rumahnya terendam air banjir yang sampai mengungsi, mereka rata-rata membuat rumah panggung untuk bertahan di rumah," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia mengimbau kepada warga agar tetap berhati-hati, dan apabila ketinggian air terus meningkat agar secepatnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Data Polsek Teluk Keramat, mencatat sejumlah desa yang terdampak banjir, diantaranya Desa Sekura di Dusun Mensungai dan Kelumpang ketinggian air sekitar 70 centimeter sekitar 20 rumah.
Kemudian Desa Sungai Kumpai, Dusun Semayong ketinggian air sekitar 70 centimeter, sebanyak 70 rumah, Desa Sabing, di Dusun Sekampung Sabing dan Dusun Sabing Darat ketinggian air sekitar 90 centimeter, sebanyak
rumah 55 rumah.
Lalu di Desa Pipit Teja, Dusun Pangkalan Betung belasan rumah terdampak; Desa Mekar Sekuntum, Desa Samustida, Desa Kuala Pangkalan dengan ketinggian air sekitar 70 centimeter.
Untuk di Kecamatan Tangaran, yakni
Desa Semata, Dusun Simpang Empat; Desa Simpang, Dusun Simpang Empat;
Desa Tangaran, Desa Pancur; Desa Merabuan; Desa Merpati dengan total ratusan rumah terendam dan hingga kini belum ada warga yang korban banjir itu yang mengungsi, kata Kapolsek Teluk Keramat.
Sementara itu, Herdianto salah seorang warga Dusun Pangkalan Betung, Desa Pipit Teja, Kecamatan Teluk Keramat menyatakan belasan rumah di dusunnya yang terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan dalam dua hari terakhir.
"Hingga kini belum ada warga kami yang sampai mengungsi, dan bantuan dari pemerintah juga belum ada," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021