Mengenang 106 tahun perjuangan rakyat simpang sebutan Kecamatan Simpang Hilir dalam melawan penjajahan belanda, Wakil Bupati Kayong Utara, H. Effendi Ahmad bersama Sultan Simpang, Gusti M Hukma yang bergelar Sultan Muhammad Jamaludin Tiga, Minggu (28/2/2021) pagi melakukan ziarah dan susur sungai.

Sebelum bertolak ke simpang keramat Desa Matan, Rombongan terlebih dahulu berkumpul di rumah Amru Chanwari salah satu tokoh masyarakat Desa Melano. 

 
Ziarah (Istimewa)


Hadir di dalam rombongan ini, kerabat keraton Simpang dan para pemuda dan pencinta Sejarah Kayong Utara.

Rombongan kemudian menggunakan kapal kelotok, berangkat menuju simpang keramat. Setelah melewati perjalanan dua jam lebih, rombongan tiba.

Susur sungai berziarah ke  makam keramat sekusor mengenang perjuangan rakyat simpang dalam.perang belangkaet yang terjadi  28 februari 1915 silam.

 
Ziarah (Istimewa)


Wakil Bupati Kayong Utara, H Effendi Ahmad, memimpin doa bersama di makam Gusti Panji.

Puncak meletusnya perang ini tepatnya pada tanggal 27 – 28 Februari 1915 di sebuah kampung yang bernama Belangkaet. Tujuan dari Perang itu adalah melawan kebijakan penjajah Belanda yang menerapkan Korte Veklaring (Kontrak pajak) atau masyarakat Simpang di masa itu menyebutnya dengan nama “pungkar”.

Selain itu, beberapa nama kampung yang disebut dalam koran Belanda tahun 1915 itu adalah Kampung Sebango, Mendarau Guntung, Mungguk Jering, Sungai Putih, Semandang Kiri, dan Kampung Belangkaet sebagai pusat dari berkecamuknya perang di masa itu.

Dalam buku “Menapak Tilas Kerajaan Tanjung Pura” yang di tulis Alm Gusti Muhammad Mulia, yakni Raja Simpangu ketujuh, juga mengisahkan betapa heroiknya perlawanan yang dipimpin Raja Gusti Panji bersama Ki Anjang Samad. 
"Ziarah ini, untuk mengingatkan kita untuk tidak lupa akan perjuangan para pendahulu kita dalam melawan penjajah," kenang Gusti M Hukma Raja Simpang ketika memberikan sambutan.
 

Pewarta: Rilis

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021