Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Perporapar) Kota Pontianak untuk sektor ekonomi kreatif pada tahun 2021 menggarap dan memfokuskan pada sub sektor kuliner karena diyakini akan dapat mengurangi pengangguran.

“Kami meyakini sub sektor kuliner mampu membuka lapangan usaha dan meningkatkan kesejahteraan karena kuliner kebutuhan pokok dan pasti akan tetap diminati jika dikembangkan melalui kreativitas ekonomi” ujar Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Disporapar Kota Pontianak Ronald di Pontianak, Selasa.

Ia menyebutkan bahwa secara nasional sub sektor kuliner menyumbang sekitar 50 persen dari 17 sub sektor lainnya. Kemudian baru disusul sub sektor fashion 18 persen dan 17 persennya seni kriya. Ketiga sub sektor tersebut tiga besar penyumbang kemajuan ekonomi UMKM dan daerah.

“Kuliner juga merupakan sub sektor yang kurang terdampak tapi masih bisa survei atau bertahan karena kebutuhan pokok” katanya.

Ia juga menjelaskan adanya pengembangan atau perubahan dari subsektor pada ekonomi kreatif.

“Awalnya ada 16 sub sektor karena ada pengembangan di subsektor aplikasi dan permainan yang terpisah sehingga di tahun 2021 sudah menjadi 17 subsektor di ekonomi kreatif,” katanya.

Ia menambahkan sub sektor kriya juga menjadi ekonomi kreatif yang sangat dominan dan kurang terdampak di masa pandemi COVID-19 ini.

“Seni kriya menjadi salah satu subsektor yang sedang berkembang selain kuliner, misal kerajinan tangan seperti masker, pakaian dan aksesoris lainnya yang begitu banyak ragam fashion atau model yang unik dan menarik sehingga banyak peminatnya," kata dia.

Ia mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dalam kontribusi pertumbuhan perekonomian dan meningkatkan potensi ekonomi kreatif di kota khususnya di Pontianak.

“Tinggal diarahkan serta dilatih kembali bakat dan minat setiap SDM tersebut. Jika tidak dia bukan menjadi bonus menguntungkan tetapi bencana demografis, karena akan banyak pengangguran dan kejahatan lainnya,” katanya.

Ia menambahkan, tantangan yang terjadi pada masa pandemi saat ini yaitu ketika mobilitas dibatasi tapi bisa bertahan dengan tidak meningkatkan kasus COVID-19 dan ekonomi kreatif butuh kolaborasi atau kerja sama yang baik sehingga akan menguntungkan.

“Semua itu punya keuntungan besar dari ekonomi kreatif jika kita kerja berdasarkan bakat dan minat justru akan lebih menyenangkan dan banyak menghasilkan sesuatu yang inovatif dan menguntungkan” tutupnya.

Pewarta: Dedi dan Sucia Lucinda

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021