Pontianak (ANTARA) - Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat mengedukasi generasi muda terkait pentingnya pencegahan stunting sejak dini untuk menciptakan keluarga berdaya di masa depan dan sebagai langkah mengurangi angka kelahiran anak dengan kondisi stunting.
"Kita ingin menurunkan jumlah anak yang mengalami stunting di Kalbar. Kita tidak ingin menambah angka stunting di daerah ini," ujar Kepala Disporapar Kalimantan Barat Windy Prihastari, di Pontianak, Kamis.
Windy menegaskan bahwa kepedulian terhadap masalah stunting sangat krusial karena anak-anak muda Kalimantan Barat perlu dipersiapkan menjadi generasi emas dengan kualitas sumber daya manusia yang unggul pada tahun 2045.
"Untuk mencapai itu, kesehatan menjadi yang pertama. Lalu, pengetahuan mengenai cara menjadi keluarga yang berdaya juga harus dimiliki, salah satunya adalah dengan mencegah kelahiran anak stunting," tuturnya.
Stunting adalah kondisi kurangnya atau terlambatnya pertumbuhan anak, baik berat badan, tinggi badan, maupun perkembangan otak yang lambat. Stunting bisa berdampak pada kualitas SDM di masa depan, sehingga pencegahannya harus dilakukan sejak dini.
Ia menjelaskan bahwa pencegahan stunting dimulai sejak remaja, terutama bagi anak perempuan.
"Anak-anak perempuan harus menjaga kesehatannya, termasuk dengan meminum tablet penambah darah. Penting untuk memastikan mereka tidak mengalami anemia saat hamil," katanya.
Disporapar Kalbar bekerja sama dengan BKKBN, Kemenpora, Kemenkes, dan Dinkes telah menjalankan berbagai program inovasi. Salah satu program yang menjadi andalan adalah "Inspeksi" (Ingat Selalu Pentingnya Kesehatan Sejak Dini), yang disosialisasikan ke seluruh sekolah di Kalbar.
Selain itu, ada program Kakak Asuh Stunting, yang melibatkan pemuda dalam edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan stunting kepada masyarakat.
"Melalui program ini, pemuda dapat aktif berperan dalam membantu mencegah stunting di daerahnya,” katanya.
Kolaborasi lintas sektor ini telah menunjukkan hasil positif. Windy memaparkan bahwa angka stunting di Kalimantan Barat menurun 3,5 persen dari tahun 2023 ke 2024, sehingga angka stunting di Kalbar kini berada di angka 24,5 persen.
"Meski demikian, masih banyak yang harus kita kejar. Secara nasional, target penurunan stunting adalah antara 14 hingga 17 persen. Namun, dengan optimisme dan kolaborasi bersama, saya yakin Kalbar bisa mencapai target tersebut," katanya.
Windy mengajak para pemuda untuk terus aktif menyebarkan informasi tentang pentingnya pencegahan stunting dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting di Kalbar.