Sejumlah rumah dan ruas jalan di Tanjung Belimbing Kayong Utara terendam banjir pada, Sabtu, (6/03) malam waktu setempat meski hujan baru satu jam turun.

Diduga salah satu pemicu air cepat merendam sejumlah rumah warga dan tempat ibadah tersebut karena dampak proyek  rehabilitasi jaringan irigasi senilai Rp1,8 miliar.

"Kalau hujan datang lagi lebih lama dari tadi malam Sabtu (6/3) bisa tenggelam lalu rumah kami, lebih parah. malam tadi air naik sampai 3 jari dari lantai rumah, itu pun curah hujan hanya 1 jam, air sangat cepat naik. Saya dari kecil tinggal di Sukadana ini, jadi tahu  kondisi air. dulu kalau hujan 8,9 jam baru air naik, itu pun tidak terlalu cepat, " kata  salah satu warga Adi.
 
Banjir (Istimewa)


Menurut dia, kondisi banjir yang disebabkan curah hujan yang tinggi membuat limpahan air dari saluran Tanjung Belimbing cepat menggenangi pemukiman warga.

Karena kondisi dinding irigasi di belakang pemukiman warga tidak mendapatkan penambahan tinggi, malahan dinding irigasi yang sebelahnya, yang jauh dari pemukiman warga.

"Besok Senin kita akan laporkan ke Polres, saya sebagai masyarakat, bukan hanya pribadi, tapi saya memikirkan masyarakat lain yang juga terdampak (banjir) bukan hanya saya. Takutnya ada korban jiwa, maklumlah takutnya air naik kondisi kita sedang tidur, air cepat naik, kena setrum apa. Kemarin tetangga kita ada kipas anginnya hidup di dalam air, untung cepat dicabut (listriknya) kalau tidak kesetrum," terang Adi, saat disambangi ke kediamannya di Dusun Tanjung Belimbing, Minggu (7/3/2021).
 
Banjir (Istimewa)


Adi menceritakan, bahwa sebelum pekerjaan berlangsung sudah dilakukan pertemuan di kantor Desa setempat, dengan menghadirkan kelompok tani, pelaksana dan pihak PUPR Kayong Utara.

Namun saat pertemuan tersebut, ia mengaku tidak dilibatkan, padahal dirinya warga terdekat dengan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut.

Dirinya berhasil ketemu dengan pihak PUPR, dalam hal ini Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Emi Yuliana, dan meminta kepada kepada pihak Emi Yuliana untuk menambah tinggi dinding bangunan irigasi, dan tidak mengubah saluran pembuangan air, yang sebelumnya berukuran 6 meter.   

"Harapan saya kepada pihak PU dan pelaksana waktu itu, dibuatkan pelimpahan ukuran seperti yang lama dan tingginya ditambah. Ukuran pelimpahan yang lama itu 6 meter, diganti sekitar 1 meter lebih. kalau memang sebelah sana (pelimpahan) ditinggikan, sebelah sini (rumah warga) ditinggikan juga, minimal ditambah 10 cm dari sebelah sana, supaya airnya tidak lari (meluber) ke rumah atau pemukiman warga," tuturnya.

Pewarta: Rizal

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021