Deputi General Manager Hukum & PI Pelindo II atau IPC Pontianak, Mustafa Muhammad As’ad mengajak perusahaan sawit yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalbar untuk memanfaatkan peluang hadirnya Pelabuhan Kijing .
"Saat ini Indonesia sebagai negara penghasil CPO dunia terbesar dengan kontribusi 64 persen. Posisi Kalbar sendiri terbesar kedua di negara ini. Nah itu menjadi peluang dan kekuatan untuk ekonomi dan daerah. Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing untuk menunjang aktivitas agrobisnis sawit di Kalbar,"ujarnya saat menjadi narasumber di kegiatan Rekercab Gapki Kalbar di Pontianak, Rabu.
Baca juga: Kadis Nakertrans Kalbar: Pelabuhan Kijing bisa tekan jumlah pengangguran
Ia menjelaskan bahwa Pelindo menjadi jembatan pelaku usaha termasuk di sektor perkebunan untuk terhubung langsung ke negara tujuan ekspor. Jika selama ini aktivitas ekspor melalui pelabuhan luar maka sebentar lagi melalui Pelabuhan Kijing.
"Kami jembatan sambungkan rantai yang belum terhubung. Rantai logistik disambung agar meningkatkan nilai tambah dan saing. Saat ini aktivitas Pelabuhan Kijing sudah tahap uji coba dan sudah ada perusahaan sawit memanfaatkan pelabuhan di Mempawah tersebut," katanya.
Ia menambahkan Pelindo siap membangun kerjasama sehingga tantangan biaya logistik yang selama ini masih tinggi bisa teratasi.
"Kemudahan dan kerjasama siap kita hadirkan serta bangun. Sehingga tantangan logistik untuk ekspor komoditas unggulan Kalbar semakin bisa di atasi dna produk bersaing," katanya.
Baca juga: Gubernur Kalbar usulkan jalan nasional ke Pelabuhan Kijing dilebarkan
Terkait perkembangan pembangunan konstruksi Pelabuhan Internasional Kijing, saat ini sudah mencapai 86 persen, pengadaan tanah 96 persen dan pembukaan lahan untuk kawasan seluas 200 hektare sudah 100 persen.
“Area Pelabuhan Kijing yang terintegrasi dengan kawasan industri itu 200 hektare. Kedalaman di dermaga 16 meter dan itu lebih dalam dari Pelabuhan Tanjung Periuk dan Belawan,” jelas dia.
Menurutnya, menarik di kawasan tersebut untuk area terminal 68,5 hektare dan untuk kawasan industri 131,5 hektare.
“Artinya dengan luas lahan dan ada industri yang terintegrasi menjadi peluang besar untuk aktivitas bisnis atau ekonomi di Kalbar. Pelabuhan kita terbesar di Kalbar dan lokasi strategis ke negara ekspor. Ini kebanggaan kita dan harus dimaksimalkan agar keberadaan nya memberi manfaat luas bagi kemajuan ekonomi dan daerah,” kata dia.
Baca juga: Wabup Mempawah : relokasi jalan nasional jangan rugikan masyarakat
Baca juga: Ekspor CPO via Pelabuhan Kijing berikan dampak besar bagi ekonomi Kalbar
Baca juga: Bea Cukai Pontianak bakal tempatkan petugas di Pelabuhan Internasional Kijing
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021