Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat siap  meningkatkan produktivitas padi di Kalbar yang masih di kisaran 2, 9 ton per hektare saat ini.

"Saat ini Kalbar produktivitasnya masih di bawah 3 ton per hektare. Itu menjadi tantangan. Kalau begitu kapan maju Kalbar. Kami siap mendukung untuk meningkatkan produktivitas," ujar Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat Rustam Massinai saat melakukan panen perdana padi di Kubu Raya, Sabtu.

Saat ini jelas dia sebagai bentuk dukungan BPTP Kalbar mengemban tugas merakit, menghasilkan, diseminasi dan mengembangkan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi sesuai kebutuhan pengguna, salah satunya adalah varietas unggul baru (VUB) padi seperti varietas lnpago 9, Baroma, lnpari lR Nutri Zinc dan Pamelen dengan potensi hasil tinggi.

"Pada musim kemarau 2020-2021, BPTP Kalbar telah melakukan percontohan atau Demfarm budi daya VUB padi potensi hasil tinggi di IP2TP Sungai Kakap. Hasilnya ubinan saat panen ini 6 ton per hektare," katanya.

Dalam panen perdana tersebut hadir Gubernur Kalbar, Sutarmidji yang didampingi Kadis Pertanian TPH Kalbar, Florentinus Anum, Kadis Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, Muhammad Munsif, Kepala BPTP, Kalbar Rustam Massinai dan pihak lainnya. Pada kesempatan itu juga hadir Anggota DPR RI Dapil I Kalbar, Maria Lestari.

Sementara itu, Gubernur Kalbar mengatakan bahwa pengembangan budi daya padi di Kalbar terletak pada data. Dengan data yang tidak valid maka berdampak pada tidak efisiensi dan mubazir.

"Pada saat saya jadi Gubernur Kalbar data  produksi gabah kering giling atau GKG Kalbar 1,7 juta ton atau setara 1,2 ton beras. Kebutuhan konsumsi beras dan industri hanya 600 ribu ton. Itu artinya surplus," jelas dia.

Hanya saja kata dia, data surplus tersebut tidak sebanding dengan di lapangan. Yang mana harusnya beras di Kalbar kelebihan namun beras masih didatangkan dari luar sebanyak 97 ribu ton.

"Dari data Bea Cukai beras kita keluar tidak ada. Namun kita masih datangkan mencapai 97 ribu ton. Pada sisi lain beras kita surplus 6 ratus ribu ton. Itu artinya ada ketidakjelasan data di lapangan," katanya.

Terkait masalah budi daya di lapangan, ia mengatakan  masih seputar bibit dan pupuk.

"Kalau itu bisa dikelola dan dimaksimalkan maka bisa efisien. Dengan efisiensi tersebut bisa dialihkan ke peralatan tanam dan panen modern sehingga bisa menekan hasil panen yang berkurang banyak,"kata dia.

Sementara itu  Kepala Dinas Pertanian TPH Kalbar, Florentinus Anum mengatakan untuk pengembangan padi dan produktivitasnya di Kalbar pihaknya fokus pembenahan bibit.

"Jadi untuk produktivitas tinggi bibit kami maksimalkan. Petani harus menggunakan bibit unggul dan dalam budi daya menggunakan pupuk yang cukup dan tepat," katanya.

Selain itu tambahnya, saat ini tengah dilakukan pemetaan klaster produksi padi di Kalbar.

"Jadi kami sudah memetakan daerah mana saja menjadi klaster sentra padi di Kalbar. Daerah potensial dimaksimalkan dan produktivitas harus ditingkatkan," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021