Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang akan melakukan penawaran umum saham perdana ke publik atau IPO 14 perusahaan BUMN.
Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming menilai melantainya BUMN di bursa akan membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah, dan nasional.
"Selain untuk memperbaiki kinerja, melantainya BUMN di bursa bisa membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah dan nasional. Jadi jangan hanya sinergi BUMN, perlu sinergi dengan swasta. Karena kondisi perlu kolaborasi untuk memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Maming menuturkan, seluruh sektor dan perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO berpotensi meningkatkan kapitalisasi pasar di BEI. Menurutnya, dengan adanya tambahan dana dari IPO ke perusahaan dan anak usaha BUMN akan berpengaruh positif, terlebih jika dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan BUMN itu sendiri.
Ia mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut juga berpeluang untuk meningkatkan kinerja harga sahamnya pasca IPO karena penetapan IPO-nya menarik bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi, sehingga terjadi apresiasi, dipastikan pasca-IPO harga sahamnya melonjak dan membuat investor tertarik pada saham-saham tersebut.
"Tidak hanya lokal, saham-saham BUMN calon Tbk tersebut juga bakal diminati investor asing. Asalkan, BUMN tersebut berbisnis dengan baik, termasuk isu lingkungan dan memberikan nilai tambah," ucap Maming.
Ia menambahkan dalam jangka panjang BUMN dan anak usaha BUMN yang masuk BEI melalui mekanisme IPO akan memperkuat daya saing perusahaan pelat merah tersebut.
Lebih lanjut, Maming menilai apa yang dilakukan Menteri Erick Thohir itu sejatinya adalah upaya restrukturisasi atau perbaikan kinerja BUMN yang sangat progresif dibandingkan dengan Menteri BUMN sebelum-sebelumnya.
"Kami mendukung gebrakan ini dan berharap rencana IPO tersebut dapat terealisasi semuanya dalam waktu kurang dari satu tahun," imbuhnya.
Sebelumnya berdasarkan data Kementerian BUMN, disebutkan bahwa 14 perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN dari berbagai klaster akan segera masuk ke bursa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau IPO.
Sebanyak 14 perusahaan tersebut antara lain PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pertamina Hilir (Persero), dan PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero).
Selanjutnya yaitu PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT EDC and Payment Gateway (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero), PT Telkom Data Center (Persero), PT Inalum Operating (Persero), PT MIND ID (Persero), dan PT Logam Mulia (Persero).
Dari 14 perusahaan tersebut, PT Pertamina Geothermal Energi (Persero) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero) atau Mitratel, dikabarkan paling berpeluang untuk IPO pada tahun ini.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan setidaknya sebanyak 10 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini hingga 2023 mendatang.
"InsyaAllah sampai dengan 2023 ini, minimum 10 BUMN akan kita go public-kan dan marketnya sangat besar," ujar Erick Thohir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming menilai melantainya BUMN di bursa akan membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah, dan nasional.
"Selain untuk memperbaiki kinerja, melantainya BUMN di bursa bisa membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah dan nasional. Jadi jangan hanya sinergi BUMN, perlu sinergi dengan swasta. Karena kondisi perlu kolaborasi untuk memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Maming menuturkan, seluruh sektor dan perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO berpotensi meningkatkan kapitalisasi pasar di BEI. Menurutnya, dengan adanya tambahan dana dari IPO ke perusahaan dan anak usaha BUMN akan berpengaruh positif, terlebih jika dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan BUMN itu sendiri.
Ia mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut juga berpeluang untuk meningkatkan kinerja harga sahamnya pasca IPO karena penetapan IPO-nya menarik bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi, sehingga terjadi apresiasi, dipastikan pasca-IPO harga sahamnya melonjak dan membuat investor tertarik pada saham-saham tersebut.
"Tidak hanya lokal, saham-saham BUMN calon Tbk tersebut juga bakal diminati investor asing. Asalkan, BUMN tersebut berbisnis dengan baik, termasuk isu lingkungan dan memberikan nilai tambah," ucap Maming.
Ia menambahkan dalam jangka panjang BUMN dan anak usaha BUMN yang masuk BEI melalui mekanisme IPO akan memperkuat daya saing perusahaan pelat merah tersebut.
Lebih lanjut, Maming menilai apa yang dilakukan Menteri Erick Thohir itu sejatinya adalah upaya restrukturisasi atau perbaikan kinerja BUMN yang sangat progresif dibandingkan dengan Menteri BUMN sebelum-sebelumnya.
"Kami mendukung gebrakan ini dan berharap rencana IPO tersebut dapat terealisasi semuanya dalam waktu kurang dari satu tahun," imbuhnya.
Sebelumnya berdasarkan data Kementerian BUMN, disebutkan bahwa 14 perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN dari berbagai klaster akan segera masuk ke bursa melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau IPO.
Sebanyak 14 perusahaan tersebut antara lain PT Pertamina International Shipping (Persero), PT Pertamina Geothermal Energi (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (Persero), PT Pertamina Hilir (Persero), dan PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero).
Selanjutnya yaitu PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT EDC and Payment Gateway (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero), PT Telkom Data Center (Persero), PT Inalum Operating (Persero), PT MIND ID (Persero), dan PT Logam Mulia (Persero).
Dari 14 perusahaan tersebut, PT Pertamina Geothermal Energi (Persero) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero) atau Mitratel, dikabarkan paling berpeluang untuk IPO pada tahun ini.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan setidaknya sebanyak 10 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini hingga 2023 mendatang.
"InsyaAllah sampai dengan 2023 ini, minimum 10 BUMN akan kita go public-kan dan marketnya sangat besar," ujar Erick Thohir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021