Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kapuas Hulu Kalimantan Barat melatih masyarakat di daerah Nanga Hovat Kecamatan Putussibau Utara mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan cara pengolahan lahan tanpa bakar.
"Pelatihan itu sangat penting mengingat Karhutla kerap terjadi di wilayah kerja Resort Nanga Hovat dan bisa menjadi salah satu solusi alternatif dalam menanganinya salah satunya dengan pembuatan cuka kayu," kata Kepala Resort Nanga Hovat Daud Hoerudin, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa.
Disampaikan Daud, pelatihan pengolahan cuka kayu itu merupakan salah satu solusi agar masyarakat di daerah Nanga Hovat tidak membuka lahan dengan cara di bakar.
Menurut dia, peserta pelatihan melakukan praktik langsung pembuatan cuka kayu, cuka kayu sangat bermanfaat antara lain sebagai pengawet makanan, pembasmi hama dan penyakit tanaman, pupuk cair organik, penyubur tanaman, desinfektan dan inhibitor mikroorganisme serta pencegah jamur dan bakteri.
Salah satu pemateri pelatihan pencegahan Karhutla dari Brigdalkarhut Balai Besar TNBKDS Ade Arief berharap pelatihan tersebut dapat merubah pola pikir serta perilaku masyarakat Nanga Hovat dalam mengolah suatu lahan tanpa dibakar sehingga dapat turut serta dalam mencegah terjadinya Karhutla.
Sementara itu, Kepala Dusun Nanga Hovat Nguli menyatakan menyambut baik kegiatan tersebut karena sangat di tunggu oleh masyarakat di Dusun Nanga Hovat.
"Masyarakat Nanga Ovat masih belum mengetahui cara mengolah lahan selain melalui proses pembakaran, selama ini kami mengolah lahan dengan membakar sebelum kami berladang," jelas Nguli.
Kepala Balai Besar TNBKDS Kapuas Hulu Arief Mahmud berharap dengan adanya pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat menjadi tahu dan mampu untuk mengolah lahan tanpa dibakar.
"Diharapkan agar masyarakat yang berada di wilayah penyangga Taman Nasional dapat terlibat secara aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan," pinta Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pelatihan itu sangat penting mengingat Karhutla kerap terjadi di wilayah kerja Resort Nanga Hovat dan bisa menjadi salah satu solusi alternatif dalam menanganinya salah satunya dengan pembuatan cuka kayu," kata Kepala Resort Nanga Hovat Daud Hoerudin, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa.
Disampaikan Daud, pelatihan pengolahan cuka kayu itu merupakan salah satu solusi agar masyarakat di daerah Nanga Hovat tidak membuka lahan dengan cara di bakar.
Menurut dia, peserta pelatihan melakukan praktik langsung pembuatan cuka kayu, cuka kayu sangat bermanfaat antara lain sebagai pengawet makanan, pembasmi hama dan penyakit tanaman, pupuk cair organik, penyubur tanaman, desinfektan dan inhibitor mikroorganisme serta pencegah jamur dan bakteri.
Salah satu pemateri pelatihan pencegahan Karhutla dari Brigdalkarhut Balai Besar TNBKDS Ade Arief berharap pelatihan tersebut dapat merubah pola pikir serta perilaku masyarakat Nanga Hovat dalam mengolah suatu lahan tanpa dibakar sehingga dapat turut serta dalam mencegah terjadinya Karhutla.
Sementara itu, Kepala Dusun Nanga Hovat Nguli menyatakan menyambut baik kegiatan tersebut karena sangat di tunggu oleh masyarakat di Dusun Nanga Hovat.
"Masyarakat Nanga Ovat masih belum mengetahui cara mengolah lahan selain melalui proses pembakaran, selama ini kami mengolah lahan dengan membakar sebelum kami berladang," jelas Nguli.
Kepala Balai Besar TNBKDS Kapuas Hulu Arief Mahmud berharap dengan adanya pelatihan tersebut bertujuan agar masyarakat menjadi tahu dan mampu untuk mengolah lahan tanpa dibakar.
"Diharapkan agar masyarakat yang berada di wilayah penyangga Taman Nasional dapat terlibat secara aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan," pinta Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021