Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat Sidiq Handanu mengatakan Puskesmas Purnama sementara ini tidak dapat melayani pasien karena gedungnya terendam banjir.

"Saat ini memang Puskesmas Purnama terendam banjir dampak intensitas hujan yang tinggi tadi malam, sehingga tidak bisa melayani pasien untuk sementara waktu, namun apabila airnya sudah surut maka dibuka kembali," kata dia di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan untuk sementara ini masyarakat bisa mencari fasilitas kesehatan di tempat lain untuk mendapatkan pelayanan.

"Ini (genangan air, red.) merupakan bencana yang tidak terduga, namun masyarakat bisa mencari fasilitas kesehatan di puskesmas lain di sekitar itu, misalnya di Gang Sehat ataupun Gang Bali," ujarnya.

Ke depan, pihaknya berencana merenovasi Puskesmas Purnama untuk mengantisipasi banjir, namun masih terkendala anggaran yang belum ada.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Kamtono mengatakan sebagian besar daerah di Pontianak rawan genangan air, karena sebagian besar dataran rendah.

Apalagi, katanya, pertumbuhan pembangunan kota yang cepat maka semakin menambah potensi genangan air tersebut, ditambah posisinya dibelah oleh Sungai Kapuas dan Landak.

"Sehingga kami terus berupaya memelihara parit-parit yang ada dan melakukan peninggian jalan sehingga tidak mudah tergenang air ketika musim penghujan dan air pasang laut tinggi di bulan Desember hingga Januari," ujarnya.

Dalam mengatasi hal itu, pihaknya akan lebih mengoptimalkan fungsi parit agar air cepat turun ke Sungai Kapuas dalam mencegah terjadinya genangan air di kota itu ketika musim hujan atau air pasang tertinggi tersebut.

Menurut dia, karakteristik Kota Pontianak berbeda dengan daerah di Pulau Jawa yang banyak pegunungan. Sungai di Kota Pontianak jika dikeruk untuk ditambah kedalamannya maka tidak cukup efektif lantaran akan ada lagi endapan lumpur bahkan dari Sungai Kapuas juga masuk parit yang ada di Kota Pontianak.

"Jadi rata-rata kedalaman parit di Kota Pontianak antara 1,2 hingga dua meter, jika melebihi angka tersebut maka akan terjadi endapan lumpur," katanya.

Pewarta: Andilala dan Yunita

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021