Perwakilan BKKBN Kalimatan Barat dan Bank Kalbar terus meningkatkan kerjasama guna mempercepat menurunja angka stunting di wilayah Kalbar, di mana Bank Kalbar itu sendiri merupakan salah satu dari 1000 mitra Perwakilan BKKBN Kalbar untuk memberi perhatian pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) yang merupakan masa emas pertumbuhan anak-anak.
"Tujuan Kedatangan kami bersama Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) BKKBN, Eka Sulistya melakukan kunjungan ke Bank Kalbar yang diterima Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail, di ruang pertemuan Bank Kalbar itu dalam rangka silaturahmi dan untuk menggalang kemitraan serta meningkatkan kembali kerjasama yang sudah terjalin selama ini," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C Soriton di Pontianak, Kamis.
Tenny mengatakan, awal mulanya yang datang ke Kalbar adalah Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, karena ada tugas yang mendadak maka diwakilkan kepada Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN.
Dalam pertemuan itu, Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN, Eka Sulistya mengatakan kesepakatan kerja sama antara Perwakilan BKKBN dan Bank Kalbar yang tekah terjalin ini sangat positif dalam mengatasi kasus-kasus stunting di wilayah Kalbar.
"Stunting adalah kekurangan gizi kronis sampai menyebabkan anak anak gagal tumbuh. Stunting ini tidak saja fisiknya yang gagal tumbuh tapi juga berpengaruh pada organ-organnya sehingga mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit," kata Eka.
Ia menjelaskan, Indonesia masuk peringkat lima kasus stunting di dunia, berdasarkan data, setiap tahun ada lima juta kurang lebih bayi lahir dan 27 persen nya itu adalah stunting.
"Sebetulnya upaya untuk melakukan penurunan stunting ini sudah dimulai tiga tahun yang lalu, tapi sejak 2015 sampai 2019 penurunan stunting ini setahun bisa hanya menurunkan kurang dari 1 persen," jelasnya
Menurut Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN, Presiden Indonesia pada 27 Januari 2021 memberikan mandat kepada BKKBN untuk menurunkan stunting sampai angka 14 persen dari tahun 2021 sampai 2024, artinya kita harus menurunkan sekitar 2,7 persen sampai 3 persen setahun selama 3 tahun.
Disadari bahwa BKKBN tidak bisa sendirian menurunkan angka stunting. Ini harus bersama sama dan kerjasama harus dilakukan salah satunya dengan BUMN. Oleh karena itulah BKKBN punya program "Seribu Mitra untuk Seribu HPK". Makanya BKKBN mengalang kemitraan dengan 1000 Mitra artinya semua pihak terlibat dalam penanganan penurunan stunting.
"Dengan program 1000 Mitra untuk 1000 HPK, kami berharap bahwa Bank Kalbar bersama sama dengan Bank yang lainnya yang ada di Indonesia ini bisa mengambil peran dalam pelaksanaan stunting, peran nyata yang diambil itu sesuai dengan potensi yang ada di Bank itu sendiri," harapnya.
Eka mengatakan,BKKBN merupakan pendatang baru sebelumnya sudah ada Dinas dinas yang menangani stunting seperti Dinas Kesehatan, Bappeda dan instansi lainnya, BKKBN tidak akan menghilangkan apa yang sudah dikerjakan tapi BKKBN hanya mengorkestrasi dan ada pembaharuan yang kami bawa didalam percepatan penurunan stunting adalah perhatian kepada mereka yang mau menikah kemudian yang sedang hamil dan mereka pasca kawin, kami akan lakukan pendampingan.
"Ada empat kepastian yang nanti menjadi konsen dari BKKBN, yang pertama Kepastian Data, kedua kepastian mendapatkan program, yang ketiga Kepastian yang memanfaatkan program dan keempat Kepastian pelaporan, jadi empat Kepastian ini nanti akan diupayakan BKKBN selaku okrestrator pengemban amanat sejak 27 Januari lalu," ungkapnya.
Ia menambahkan, Bank Kalbar ini adalah Bank daerah yang ke sekian kalinya, kami berkeliling ke seluruh Bank daerah se Indonesia, dimulai dari Bank Daerah Jogjakarta. "Secara Nasional Kita sudah bekerja sama dengan Asosiasi Bank Daerah dan kami tindaklanjuti dengan mengunjungi Bank Bank Daerah seluruh Indonesia," jelas Eka Sulistya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail, mengatakan pihaknya juga menyambut baik atas kunjungan silaturahmi dan pertemuan ini. Dan, kunjungan itu sangat mendukung sekali tentang program penurunan stunting apalagi ini di Kalbar.
"Melalui kerjasama ini, kami tentunya berusaha semaksimal mungkin mengatasi Stunting apalagi ini fokusnya bapak Gubernur Kalbar," kata Samsir Ismail.
Samsir mengharapkan ada tindak lanjut dari pertemuan ini, "Kita bahas bersama antara Bank Kalbar dan BKKBN Kalbar apa bentuk kerjasamanya, kita rancang, programkan dan melangkah bersama sama dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalbar," ujar Samsir Ismail.
Turut mendampingi, Direktur Umum Bank Kalbar, Rokidi, Direktur Pemasaran, Dedi Supriadi, Kepala Divisi Corporate Secretary, Maruki Matsum, Kepala Bidang Humas Bank Kalbar, Yuniarto dan Koordinator Bidang Adpin BKKBN Kalbar, Muslimat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Tujuan Kedatangan kami bersama Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) BKKBN, Eka Sulistya melakukan kunjungan ke Bank Kalbar yang diterima Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail, di ruang pertemuan Bank Kalbar itu dalam rangka silaturahmi dan untuk menggalang kemitraan serta meningkatkan kembali kerjasama yang sudah terjalin selama ini," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C Soriton di Pontianak, Kamis.
Tenny mengatakan, awal mulanya yang datang ke Kalbar adalah Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, karena ada tugas yang mendadak maka diwakilkan kepada Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN.
Dalam pertemuan itu, Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN, Eka Sulistya mengatakan kesepakatan kerja sama antara Perwakilan BKKBN dan Bank Kalbar yang tekah terjalin ini sangat positif dalam mengatasi kasus-kasus stunting di wilayah Kalbar.
"Stunting adalah kekurangan gizi kronis sampai menyebabkan anak anak gagal tumbuh. Stunting ini tidak saja fisiknya yang gagal tumbuh tapi juga berpengaruh pada organ-organnya sehingga mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit," kata Eka.
Ia menjelaskan, Indonesia masuk peringkat lima kasus stunting di dunia, berdasarkan data, setiap tahun ada lima juta kurang lebih bayi lahir dan 27 persen nya itu adalah stunting.
"Sebetulnya upaya untuk melakukan penurunan stunting ini sudah dimulai tiga tahun yang lalu, tapi sejak 2015 sampai 2019 penurunan stunting ini setahun bisa hanya menurunkan kurang dari 1 persen," jelasnya
Menurut Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN, Presiden Indonesia pada 27 Januari 2021 memberikan mandat kepada BKKBN untuk menurunkan stunting sampai angka 14 persen dari tahun 2021 sampai 2024, artinya kita harus menurunkan sekitar 2,7 persen sampai 3 persen setahun selama 3 tahun.
Disadari bahwa BKKBN tidak bisa sendirian menurunkan angka stunting. Ini harus bersama sama dan kerjasama harus dilakukan salah satunya dengan BUMN. Oleh karena itulah BKKBN punya program "Seribu Mitra untuk Seribu HPK". Makanya BKKBN mengalang kemitraan dengan 1000 Mitra artinya semua pihak terlibat dalam penanganan penurunan stunting.
"Dengan program 1000 Mitra untuk 1000 HPK, kami berharap bahwa Bank Kalbar bersama sama dengan Bank yang lainnya yang ada di Indonesia ini bisa mengambil peran dalam pelaksanaan stunting, peran nyata yang diambil itu sesuai dengan potensi yang ada di Bank itu sendiri," harapnya.
Eka mengatakan,BKKBN merupakan pendatang baru sebelumnya sudah ada Dinas dinas yang menangani stunting seperti Dinas Kesehatan, Bappeda dan instansi lainnya, BKKBN tidak akan menghilangkan apa yang sudah dikerjakan tapi BKKBN hanya mengorkestrasi dan ada pembaharuan yang kami bawa didalam percepatan penurunan stunting adalah perhatian kepada mereka yang mau menikah kemudian yang sedang hamil dan mereka pasca kawin, kami akan lakukan pendampingan.
"Ada empat kepastian yang nanti menjadi konsen dari BKKBN, yang pertama Kepastian Data, kedua kepastian mendapatkan program, yang ketiga Kepastian yang memanfaatkan program dan keempat Kepastian pelaporan, jadi empat Kepastian ini nanti akan diupayakan BKKBN selaku okrestrator pengemban amanat sejak 27 Januari lalu," ungkapnya.
Ia menambahkan, Bank Kalbar ini adalah Bank daerah yang ke sekian kalinya, kami berkeliling ke seluruh Bank daerah se Indonesia, dimulai dari Bank Daerah Jogjakarta. "Secara Nasional Kita sudah bekerja sama dengan Asosiasi Bank Daerah dan kami tindaklanjuti dengan mengunjungi Bank Bank Daerah seluruh Indonesia," jelas Eka Sulistya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Bank Kalbar, Samsir Ismail, mengatakan pihaknya juga menyambut baik atas kunjungan silaturahmi dan pertemuan ini. Dan, kunjungan itu sangat mendukung sekali tentang program penurunan stunting apalagi ini di Kalbar.
"Melalui kerjasama ini, kami tentunya berusaha semaksimal mungkin mengatasi Stunting apalagi ini fokusnya bapak Gubernur Kalbar," kata Samsir Ismail.
Samsir mengharapkan ada tindak lanjut dari pertemuan ini, "Kita bahas bersama antara Bank Kalbar dan BKKBN Kalbar apa bentuk kerjasamanya, kita rancang, programkan dan melangkah bersama sama dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalbar," ujar Samsir Ismail.
Turut mendampingi, Direktur Umum Bank Kalbar, Rokidi, Direktur Pemasaran, Dedi Supriadi, Kepala Divisi Corporate Secretary, Maruki Matsum, Kepala Bidang Humas Bank Kalbar, Yuniarto dan Koordinator Bidang Adpin BKKBN Kalbar, Muslimat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021