Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meninjau pelaksanaan latihan bersama antara TNI AU dengan United State (US) Pacific Air Force (PACAF) Amerika Serikat, Sandi Cope West 2021 di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
"Pelaksanaan latihan Cope West pada tahun berikutnya diharapkan agar direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai platform lainnya, salah satunya adalah materi air refueling yang menggunakan pesawat tanker," kata Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.
Selain itu, Kasau juga menekankan menjadikan latihan tersebut kesempatan guna meningkatkan kemampuan, termasuk juga dalam membina penerbang-penerbang muda TNI AU yang butuh pengalaman dalam melaksanakan suatu misi operasi udara.
Kasau juga meninjau ruang Base Central Debrief System (BCDS). BCDS merupakan fasilitas latihan yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan latihan pertempuran di udara, termasuk saat pesawat melaksanakan penembakan, menggunakan roket, bom, dan melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.
Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Andi Kustoro menjelaskan bahwa BCDS juga mampu menampilkan secara audio visual saat pesawat sedang melaksanakan latihan pertempuran udara secara real time. Fasilitas latihan ini turut digunakan saat Latma Cope West 2021 yang telah berlangsung sejak 14 Juni 2021.
"Melalui layar monitor di ruang BCDS, ditampilkan jalannya latihan pertempuran udara, sebagai bahan evaluasi pada saat debrief yang diikuti oleh peserta latihan," kata Marsma TNI Andi Kustoro.
Direktur Latihan dari TNI AU Kolonel Pnb Jajang Setiawan memaparkan sejarah penyelenggaraan latihan cope west pertama di Medan pada tahun 1995, hingga Cope West 2021 di Lanud Roesmin Nurjadin saat ini.
Jajang juga Danwing 6 Lanud Rsn menyebutkan sejumlah materi latihan, di antaranya berkaitan dengan Basic Fighter Manuver (BFM), Air Combat Manuver (ACM), dan Air Combat Tactic (ACT).
Selain melaksanakan materi latihan, Cope West 2021 juga melaksanakan latihan pertempuran udara jarak jauh atau Beyond Visual Range (BVR).
Materi ACT dengan BVR ini, kata dia, sudah dapat dilaksanakan karena pesawat F-16 TNI AU yang telah upgrade melalui program Falcon Star E_MLU telah didukung dengan teknologi dan persenjataan rudal air to air yang memadai.
Kolonel Jajang menegaskan bahwa latihan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19, mulai dari kedatangan maupun selama latihan berlangsung.
Ia mengatakan bahwa latihan bersama Cope West merupakan ajang berlatih, berbagi ilmu dan berbagi pengalaman antara penerbang tempur pesawat F-16 TNI AU dan US PACAF.
TNI AU, kata dia, melibatkan sejumlah pesawat F-16 dari dua skadron tempurnya, Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin.
"Sementara itu, USAF melibatkan 6 unit F-16 yang berasal dari 13th Fighter Squadron US PACAF yang berpangkalan di Misawa, Jepang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pelaksanaan latihan Cope West pada tahun berikutnya diharapkan agar direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai platform lainnya, salah satunya adalah materi air refueling yang menggunakan pesawat tanker," kata Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.
Selain itu, Kasau juga menekankan menjadikan latihan tersebut kesempatan guna meningkatkan kemampuan, termasuk juga dalam membina penerbang-penerbang muda TNI AU yang butuh pengalaman dalam melaksanakan suatu misi operasi udara.
Kasau juga meninjau ruang Base Central Debrief System (BCDS). BCDS merupakan fasilitas latihan yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan latihan pertempuran di udara, termasuk saat pesawat melaksanakan penembakan, menggunakan roket, bom, dan melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.
Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Andi Kustoro menjelaskan bahwa BCDS juga mampu menampilkan secara audio visual saat pesawat sedang melaksanakan latihan pertempuran udara secara real time. Fasilitas latihan ini turut digunakan saat Latma Cope West 2021 yang telah berlangsung sejak 14 Juni 2021.
"Melalui layar monitor di ruang BCDS, ditampilkan jalannya latihan pertempuran udara, sebagai bahan evaluasi pada saat debrief yang diikuti oleh peserta latihan," kata Marsma TNI Andi Kustoro.
Direktur Latihan dari TNI AU Kolonel Pnb Jajang Setiawan memaparkan sejarah penyelenggaraan latihan cope west pertama di Medan pada tahun 1995, hingga Cope West 2021 di Lanud Roesmin Nurjadin saat ini.
Jajang juga Danwing 6 Lanud Rsn menyebutkan sejumlah materi latihan, di antaranya berkaitan dengan Basic Fighter Manuver (BFM), Air Combat Manuver (ACM), dan Air Combat Tactic (ACT).
Selain melaksanakan materi latihan, Cope West 2021 juga melaksanakan latihan pertempuran udara jarak jauh atau Beyond Visual Range (BVR).
Materi ACT dengan BVR ini, kata dia, sudah dapat dilaksanakan karena pesawat F-16 TNI AU yang telah upgrade melalui program Falcon Star E_MLU telah didukung dengan teknologi dan persenjataan rudal air to air yang memadai.
Kolonel Jajang menegaskan bahwa latihan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19, mulai dari kedatangan maupun selama latihan berlangsung.
Ia mengatakan bahwa latihan bersama Cope West merupakan ajang berlatih, berbagi ilmu dan berbagi pengalaman antara penerbang tempur pesawat F-16 TNI AU dan US PACAF.
TNI AU, kata dia, melibatkan sejumlah pesawat F-16 dari dua skadron tempurnya, Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin.
"Sementara itu, USAF melibatkan 6 unit F-16 yang berasal dari 13th Fighter Squadron US PACAF yang berpangkalan di Misawa, Jepang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021