Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr Eddy Suratman, MA mengatakan masyarakat tidak perlu kaget di tengah pandemi ini ekonomi Kalbar Triwulan II tumbuh signifikan 10,8 persen (yoy) karena data pembandingnya tahun lalu di periode yang sama ekonomi minus 3,49 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2021 ini kita melihatnya normal. Bahkan jauh sebelumnya saya sudah prediksikan akan tumbuh di atas 7 persen. Hal itu karena tahun lalu di periode yang sama minus pertumbuhan ekonomi kita tinggi," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan bahwa pergerakan ekonomi Kalbar membaik seiring dengan kasus COVID-19 yang mulai landai di periode April, Mei dan Juni 2021 tersebut.
"Awal tahun ini konsumsi pemerintah, investasi belum maksimal saja PDRB kita sudah Rp34 triliun. Tahun lalu triwulan II PDRD Rp31 triliun. Nah, triwulan II 2021 PDRB capai RP35 triliun. Hal itu dipastikan naik seiring kasus COVID-19 landai, belanja pemerintah jalan dan investasi membaik dan alhamdulillah tumbuh 10,8 persen," jelas dia.
Ia menyebutkan adanya pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga naik, investasi, ekspor dan konsumsi pemerintah juga begitu.
"Artinya semua tumbuh positif dan itu lah mendorong ekonomi Kalbar membaik," katanya.
Soal ada anggapan di tengah kasus COVID-19 mulai tinggi lagi di Kalbar menurutnya itu terjadi akhir Juni, baru Juli dan Agustus 2021.
"Untuk periode itu nanti perhitungan pertumbuhan ekonomi baru tercatat pada Triwulan III 2021. Jadi data yang saat ini dari April, Juni dan Juli 2021," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat dari sisi lapangan usaha ekonomi Kalbar Triwulan II-2021 tumbuh 10,81 persen (yoy).
"Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 56,58 persen, diikuti penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 45,84 persen, dan konstruksi sebesar 2,23 persen," ujar Kepala BPS Kalbar, M. Wahyu Yulianto.
Ia menjelaskan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar- eceran, reparasi mobil- sepeda motor dan konstruksi masih mendominasi. Masing-masing lapangan usaha tersebut berkontribusi sebesar 21,11 persen, 16,91 persen, 12,80 dan 12,20 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2021 terhadap Triwulan II-2020 (yoy) hampir terjadi pada seluruh komponen, kecuali komponen impor barang dan jasa yang berkontraksi sebesar 1,86 persen.
Komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu ekspor barang dan jasa sebesar 30,07 persen dan diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) sebesar 10,73 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 7,05 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PK-PMTB) tumbuh sebesar 3,11 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) kontraksi sebesar 1,56 persen.
“Struktur PDRB Kalbar menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada Triwulan II-2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2021 ini kita melihatnya normal. Bahkan jauh sebelumnya saya sudah prediksikan akan tumbuh di atas 7 persen. Hal itu karena tahun lalu di periode yang sama minus pertumbuhan ekonomi kita tinggi," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan bahwa pergerakan ekonomi Kalbar membaik seiring dengan kasus COVID-19 yang mulai landai di periode April, Mei dan Juni 2021 tersebut.
"Awal tahun ini konsumsi pemerintah, investasi belum maksimal saja PDRB kita sudah Rp34 triliun. Tahun lalu triwulan II PDRD Rp31 triliun. Nah, triwulan II 2021 PDRB capai RP35 triliun. Hal itu dipastikan naik seiring kasus COVID-19 landai, belanja pemerintah jalan dan investasi membaik dan alhamdulillah tumbuh 10,8 persen," jelas dia.
Ia menyebutkan adanya pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga naik, investasi, ekspor dan konsumsi pemerintah juga begitu.
"Artinya semua tumbuh positif dan itu lah mendorong ekonomi Kalbar membaik," katanya.
Soal ada anggapan di tengah kasus COVID-19 mulai tinggi lagi di Kalbar menurutnya itu terjadi akhir Juni, baru Juli dan Agustus 2021.
"Untuk periode itu nanti perhitungan pertumbuhan ekonomi baru tercatat pada Triwulan III 2021. Jadi data yang saat ini dari April, Juni dan Juli 2021," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat dari sisi lapangan usaha ekonomi Kalbar Triwulan II-2021 tumbuh 10,81 persen (yoy).
"Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 56,58 persen, diikuti penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 45,84 persen, dan konstruksi sebesar 2,23 persen," ujar Kepala BPS Kalbar, M. Wahyu Yulianto.
Ia menjelaskan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar- eceran, reparasi mobil- sepeda motor dan konstruksi masih mendominasi. Masing-masing lapangan usaha tersebut berkontribusi sebesar 21,11 persen, 16,91 persen, 12,80 dan 12,20 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2021 terhadap Triwulan II-2020 (yoy) hampir terjadi pada seluruh komponen, kecuali komponen impor barang dan jasa yang berkontraksi sebesar 1,86 persen.
Komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu ekspor barang dan jasa sebesar 30,07 persen dan diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) sebesar 10,73 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 7,05 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PK-PMTB) tumbuh sebesar 3,11 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) kontraksi sebesar 1,56 persen.
“Struktur PDRB Kalbar menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada Triwulan II-2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021