PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan keadalan pasokan listrik untuk lapangan minyak dan gas bumi di Rokan, Provinsi Riau, yang kini resmi dikelola oleh Indonesia melalui BUMN PT Pertamina Hulu Rokan.
Direkut Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya telah mencanangkan dua tahapan untuk melistriki wilayah kerja migas terbesar di Indonesia tersebut, yaitu tahapan masa transisi dan tahapan masa permanen.
"Jangka pendek kami gunakan listrik dari pembangkit yang selama ini sudah pasok listrik ke Rokan sambil tiga tahun ini kami menyiapkan jaringan listrik untuk menghubungkan wilayah kerja Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera," kata Zulkifli dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Tiga PLTU PLN Grup raih penghargaan ASEAN Coal Awards 2021
PLN telah mengalirkan listrik dan uap ke Blok Rokan terhitung sejak pukul 00.00 WIB, hari ini, 9 Agustus 2021.
Zulkifli menjelaskan hal itu sejalan dengan alih kelola Blok Rokan dari perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia kepada Pertamina Hulu Rokan.
Guna menjamin pasokan listrik dan uap dalam operasional Blok Rokan, PLN dan PHR telah menyepakati dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap (PJBTLU) pada 1 Februari 2021.
Pada masa transisi, PLN memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama tiga tahun.
Perseroan telah mengakuisisi saham perusahaan pembangkit eksisting yang selama ini melistriki Blok Rokan, yaitu PLTG North Duri Cogen 300 megawatt dan didukung PLTG Minas dan Central Duri sebesar 130 megawatt.
Baca juga: Kinerja Keuangan PLN tetap positif saat pandemi COVID-19
Pada tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024.
PLN akan melakukan interkoneksi sistem Blok Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera dengan kapasitas 400 megawatt.
Selain itu, perseroan memastikan penyediaan pasokan listrik yang andal dari Sistem Sumatera ke Blok Rokan dilakukan dari tiga sumber.
"PLN juga akan mengambil dari Sistem Sumatera yang sudah cukup besar kesediaan dayanya dan sistemnya, baik disuplai dari sistem dari selatan maupun utara melalui sistem 275 kilovolt dan akan menjadi 500 kilovolt," ujar Zulkifli.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa melistriki Blok Rokan menjadi pembuktian PLN dalam memenuhi kebutuhan energi di wilayah pertambangan migas skala besar.
Menurutnya, alih kelola tersebut menjadi tonggak sejarah penting bagi Indonesia dalam mengelola wilayah kerja minyak dan gas bumi.
"Bagi PLN, ini merupakan pembuktian bahwa kami mampu mengelola pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah kerja migas skala besar, seperti Blok Rokan," pungkas Zulkifli.
Baca juga: PLN UIP Kalbagbar pastikan PLTU yang telah setahun beroperasional tetap prima
Baca juga: Stimulus listrik upaya pemerintah bantu masyarakat di tengah pandemi
Baca juga: Nyalakan listrik empat desa di Ketapang PLN kucurkan anggaran Rp9,2 Miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Direkut Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya telah mencanangkan dua tahapan untuk melistriki wilayah kerja migas terbesar di Indonesia tersebut, yaitu tahapan masa transisi dan tahapan masa permanen.
"Jangka pendek kami gunakan listrik dari pembangkit yang selama ini sudah pasok listrik ke Rokan sambil tiga tahun ini kami menyiapkan jaringan listrik untuk menghubungkan wilayah kerja Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera," kata Zulkifli dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Tiga PLTU PLN Grup raih penghargaan ASEAN Coal Awards 2021
PLN telah mengalirkan listrik dan uap ke Blok Rokan terhitung sejak pukul 00.00 WIB, hari ini, 9 Agustus 2021.
Zulkifli menjelaskan hal itu sejalan dengan alih kelola Blok Rokan dari perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia kepada Pertamina Hulu Rokan.
Guna menjamin pasokan listrik dan uap dalam operasional Blok Rokan, PLN dan PHR telah menyepakati dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap (PJBTLU) pada 1 Februari 2021.
Pada masa transisi, PLN memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama tiga tahun.
Perseroan telah mengakuisisi saham perusahaan pembangkit eksisting yang selama ini melistriki Blok Rokan, yaitu PLTG North Duri Cogen 300 megawatt dan didukung PLTG Minas dan Central Duri sebesar 130 megawatt.
Baca juga: Kinerja Keuangan PLN tetap positif saat pandemi COVID-19
Pada tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024.
PLN akan melakukan interkoneksi sistem Blok Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera dengan kapasitas 400 megawatt.
Selain itu, perseroan memastikan penyediaan pasokan listrik yang andal dari Sistem Sumatera ke Blok Rokan dilakukan dari tiga sumber.
"PLN juga akan mengambil dari Sistem Sumatera yang sudah cukup besar kesediaan dayanya dan sistemnya, baik disuplai dari sistem dari selatan maupun utara melalui sistem 275 kilovolt dan akan menjadi 500 kilovolt," ujar Zulkifli.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa melistriki Blok Rokan menjadi pembuktian PLN dalam memenuhi kebutuhan energi di wilayah pertambangan migas skala besar.
Menurutnya, alih kelola tersebut menjadi tonggak sejarah penting bagi Indonesia dalam mengelola wilayah kerja minyak dan gas bumi.
"Bagi PLN, ini merupakan pembuktian bahwa kami mampu mengelola pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah kerja migas skala besar, seperti Blok Rokan," pungkas Zulkifli.
Baca juga: PLN UIP Kalbagbar pastikan PLTU yang telah setahun beroperasional tetap prima
Baca juga: Stimulus listrik upaya pemerintah bantu masyarakat di tengah pandemi
Baca juga: Nyalakan listrik empat desa di Ketapang PLN kucurkan anggaran Rp9,2 Miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021