Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Pontianak Taufan Febiola menyebutkan saat ini terdapat 21 pelaku usaha di Kalbar dari berbagai bidang yang berpotensi untuk melantai di bursa efek dan sedang menyiapkan proses penawaran saham perdana (IPO).
“Sebanyak 21 perusahaan itu mulai dari usaha di properti, agen distributor semen, start up dan lainnya. Semua potensial masuk pasar modal atau go public,” ujarnya dalam workshop wartawan Kalbar secara virtual di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan sebagian besar para pelaku usaha ini sudah menunjukkan kesiapannya, meski beberapa masih menghadapi kendala utama terkait penyediaan laporan keuangan yang menjadi syarat untuk IPO.
"Rata-rata kendala utama pelaku usaha yang akan IPO tersebut masih seputar laporan keuangan. Nah, mereka tengah menyelesaikan laporan keuangan tersebut. Sejauh ini di Kalbar baru satu perusahaan yang melantai di BEI yaitu perusahaan yang bergerak di perkapalan," katanya.
Terkait jumlah investor di Kalbar, Taufan menyebutkan saat ini total terdapat 69.215 investor yang terlibat di pasar modal. Sedangkan, untuk investor khusus saham saja sebanyak 35.621 investor.
Menurut dia, investor lokal mendominasi sebesar 56 persen dan sisanya baru asing. Kemudian dilihat dari transaksinya investor lokal juga mendominasi dengan 75 persen dan sisanya baru asing.
"Pada 2020 secara umum ada penambahan investor di pasar modal 8.592. Pada Januari-April 2021 ini sudah ada 9.565 investor baru. Optimis hingga akhir tahun 2021 terjadi peningkatan jumlah investor dengan penambahan sekitar 20.000 investor," katanya.
Nilai transaksi investor Kalbar di pasar modal periode Januari-April 2021 sudah menembus angka Rp22,05 triliun. Pihaknya menargetkan transaksi itu bisa menembus Rp30 triliun pada akhir 2021.
"Secara histori dalam tiga tahun terakhir, meski ada gejolak ekonomi global dan pandemi COVID-19, transaksi di Kalbar tetap baik dan cenderung meningkat. Pada 2019 lalu dari sisi transaksi Rp7,3 triliun, pada 2020 Rp25,7 triliun dan saat ini sudah mencapai Rp22,05 triliun," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini terdapat 13 perusahaan sekuritas yang beroperasi di Kalbar untuk pasar modal, dengan 17 galeri investasi sebagai sarana edukasi yang tersebar di beberapa tempat .
Menurut dia, peningkatan jumlah investor dan transaksi di pasar modal di wilayah Kalbar tidak terlepas dari edukasi dan sosialisasi yang masif dilakukan oleh BEI maupun OJK sebagai otoritas terkait.
"Kami bersama dengan OJK dan sekuritas terus memaksimalkan potensi Kalbar. Pasar modal terus kami sosialisasikan dan ini terus dimaksimalkan. Literasi pasar modal semakin baik. Kalangan milenial terus kami sasar," kata Taufan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
“Sebanyak 21 perusahaan itu mulai dari usaha di properti, agen distributor semen, start up dan lainnya. Semua potensial masuk pasar modal atau go public,” ujarnya dalam workshop wartawan Kalbar secara virtual di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan sebagian besar para pelaku usaha ini sudah menunjukkan kesiapannya, meski beberapa masih menghadapi kendala utama terkait penyediaan laporan keuangan yang menjadi syarat untuk IPO.
"Rata-rata kendala utama pelaku usaha yang akan IPO tersebut masih seputar laporan keuangan. Nah, mereka tengah menyelesaikan laporan keuangan tersebut. Sejauh ini di Kalbar baru satu perusahaan yang melantai di BEI yaitu perusahaan yang bergerak di perkapalan," katanya.
Terkait jumlah investor di Kalbar, Taufan menyebutkan saat ini total terdapat 69.215 investor yang terlibat di pasar modal. Sedangkan, untuk investor khusus saham saja sebanyak 35.621 investor.
Menurut dia, investor lokal mendominasi sebesar 56 persen dan sisanya baru asing. Kemudian dilihat dari transaksinya investor lokal juga mendominasi dengan 75 persen dan sisanya baru asing.
"Pada 2020 secara umum ada penambahan investor di pasar modal 8.592. Pada Januari-April 2021 ini sudah ada 9.565 investor baru. Optimis hingga akhir tahun 2021 terjadi peningkatan jumlah investor dengan penambahan sekitar 20.000 investor," katanya.
Nilai transaksi investor Kalbar di pasar modal periode Januari-April 2021 sudah menembus angka Rp22,05 triliun. Pihaknya menargetkan transaksi itu bisa menembus Rp30 triliun pada akhir 2021.
"Secara histori dalam tiga tahun terakhir, meski ada gejolak ekonomi global dan pandemi COVID-19, transaksi di Kalbar tetap baik dan cenderung meningkat. Pada 2019 lalu dari sisi transaksi Rp7,3 triliun, pada 2020 Rp25,7 triliun dan saat ini sudah mencapai Rp22,05 triliun," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini terdapat 13 perusahaan sekuritas yang beroperasi di Kalbar untuk pasar modal, dengan 17 galeri investasi sebagai sarana edukasi yang tersebar di beberapa tempat .
Menurut dia, peningkatan jumlah investor dan transaksi di pasar modal di wilayah Kalbar tidak terlepas dari edukasi dan sosialisasi yang masif dilakukan oleh BEI maupun OJK sebagai otoritas terkait.
"Kami bersama dengan OJK dan sekuritas terus memaksimalkan potensi Kalbar. Pasar modal terus kami sosialisasikan dan ini terus dimaksimalkan. Literasi pasar modal semakin baik. Kalangan milenial terus kami sasar," kata Taufan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021