Dekranasda Kota Pontianak, di Kalimantan Barat melatih dan membantu para pelaku usaha untuk mengembangkan kreativitas dengan mengadakan pelatihan kerajinan teknik Sospeso Trasparente di Gedung UMKM Center Pontianak.
"Sospeso Trasparente adalah seni karya (craft) yang diciptakan oleh Monica Allegri dari Italia. Seni ini mengolah bahan dasar kain, kertas, tissue bermotif menggunakan thermal film/plastik mika yang ditempel menggunakan lem kemudian dibentuk menjadi tiga dimensi," kata Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, membuat kerajinan dengan teknik Sospeso Trasparente dibutuhkan ketekunan untuk menggunting desain yang diinginkan sehingga menarik kemudian diaplikasikan pada barang-barang kerajinan, seperti tas, toples, pigura hingga hiasan dinding.
Di Kota Pontianak sendiri, teknik ini belum dikenal begitu luas sehingga Dekranasda Kota Pontianak melihat ini sebagai suatu peluang bisnis yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku kriya, katanya.
Dia menambahkan, di era pandemi COVID-19, pelaku kriya harus bisa beradaptasi dan tidak putus asa dalam berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
"Kita harus jeli melihat permintaan pasar, sekarang ini permintaan pasar cenderung pada home dekor, silahkan pelaku kriya berkreativitas menghasilkan produk home decor," katanya.
Ia menilai, teknik Sospeso Transparente dapat dikombinasikan dengan kearifan lokal yang ada di Kota Pontianak sehingga nanti akan melahirkan produk yang diminati masyarakat.
"Kita punya corak insang, nanti dikombinasikan dengan tas atau kriya yang berasal dari produk bahan alam seperti keladi air dan sebagainya," ujarnya.
Sementara itu, Pelatih Teknik Sospeso Trasparente, Yutiknowati mengatakan bahwa teknik Sospeso bisa dikombinasikan dengan semua media baik dari kain, kaca atau mika.
"Hasilnya tergantung dari kreativitas dan inovasi peserta, kalau kita jual produk biasa dengan harga 70 ribu dengan teknik Sospeso nilai jualnya bisa 300 ribu," katanya.
Dia berharap, usai pelatihan peserta tetap berkomunikasi sehingga saling mendukung, "Sebenarnya produk yang bagus itu kolaborasi antar pengrajin nggak bisa kita buat produk a sampai z, kita yang nganyam, kita buat tas, kita juga yang memasarkan, sesama pengrajin harus saling membantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Sospeso Trasparente adalah seni karya (craft) yang diciptakan oleh Monica Allegri dari Italia. Seni ini mengolah bahan dasar kain, kertas, tissue bermotif menggunakan thermal film/plastik mika yang ditempel menggunakan lem kemudian dibentuk menjadi tiga dimensi," kata Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, membuat kerajinan dengan teknik Sospeso Trasparente dibutuhkan ketekunan untuk menggunting desain yang diinginkan sehingga menarik kemudian diaplikasikan pada barang-barang kerajinan, seperti tas, toples, pigura hingga hiasan dinding.
Di Kota Pontianak sendiri, teknik ini belum dikenal begitu luas sehingga Dekranasda Kota Pontianak melihat ini sebagai suatu peluang bisnis yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku kriya, katanya.
Dia menambahkan, di era pandemi COVID-19, pelaku kriya harus bisa beradaptasi dan tidak putus asa dalam berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
"Kita harus jeli melihat permintaan pasar, sekarang ini permintaan pasar cenderung pada home dekor, silahkan pelaku kriya berkreativitas menghasilkan produk home decor," katanya.
Ia menilai, teknik Sospeso Transparente dapat dikombinasikan dengan kearifan lokal yang ada di Kota Pontianak sehingga nanti akan melahirkan produk yang diminati masyarakat.
"Kita punya corak insang, nanti dikombinasikan dengan tas atau kriya yang berasal dari produk bahan alam seperti keladi air dan sebagainya," ujarnya.
Sementara itu, Pelatih Teknik Sospeso Trasparente, Yutiknowati mengatakan bahwa teknik Sospeso bisa dikombinasikan dengan semua media baik dari kain, kaca atau mika.
"Hasilnya tergantung dari kreativitas dan inovasi peserta, kalau kita jual produk biasa dengan harga 70 ribu dengan teknik Sospeso nilai jualnya bisa 300 ribu," katanya.
Dia berharap, usai pelatihan peserta tetap berkomunikasi sehingga saling mendukung, "Sebenarnya produk yang bagus itu kolaborasi antar pengrajin nggak bisa kita buat produk a sampai z, kita yang nganyam, kita buat tas, kita juga yang memasarkan, sesama pengrajin harus saling membantu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021