Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengingatkan Pemerintah Kabupaten Sambas untuk waspada terhadap penyebaran COVID-19 yang berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk dari jalur PLBN Aruk, karena banyak yang terkonfirmasi COVID-19.

"Sudah beberapa kali PMI masuk dari PLBN Aruk dan banyak yang terkonfirmasi COVID-19. Jadi Pemkab Sambas harus waspada karena kalau tidak angka COVID-19 di sana akan semakin meningkat," kata Harisson di Pontianak, Jumat.

Dia mengatakan, sebanyak 62 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru dipulangkan melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas, terkonfirmasi COVID-19.

"Mereka semua saat ini sudah di isolasi di asrama Brimob di Aruk. Mereka sudah mendapatkan penanganan dari petugas," tuturnya.

Harisson menuturkan, pekerja migran yang positif COVID-19 akan diisolasi selama 10 hari. Setelah itu mereka akan kembali di swab PCR dan kalau hasilnya negatif, baru mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.

Sebelumnya, kata dia, juga ada 29 PMI dari Malaysia yang masuk melalui PLBN Aruk Sambas yang juga terkonfirmasi COVID-19. Karenanya, dia meminta kepada petugas di wilayah perbatasan untuk meningkatkan pengamanan dan pemeriksaan guna mewaspadai para pelintas yang keluar masuk lewat jalur tikus. 

"Untuk jalur tikus di perbatasan ini kan masih banyak, jadi banyak yang masuk dari jalur tersebut, karena masih ada PMI kita yang tidak memiliki dokumen resmi. Kalau mereka masuk dari PLBN, tentu masih bisa kita kontrol, tetapi kalu masuk dari jalur tikus, jelas kita tidak bisa memeriksa mereka dan tahu-tahu mereka pulang dan langsung berkumpul dengan keluarga yang riskan penularan," katanya.

Untuk itu, Harisson meminta kepada petugas Pamtas
 meningkatkan pemeriksaan di jalur tikus ini, guna mencegah PMI yang masuk dan beresiko terpapar COVID-19.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021