Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk keras penembakan fatal terhadap anak Palestina Mohammad Da'das, 15, oleh pasukan pendudukan Israel pada Jumat (5/11) di Nablus dan menggambarkan insiden itu sebagai "terorisme negara terorganisir".

Da'das terkena peluru di perut, dan dilarikan ke rumah sakit. Dokter memeriksa kondisi Da'das dan menyatakan bahwa detak jantung anak tersebut sudah berhenti.

Anak itu diumumkan meninggal tak lama setelah masuk ke rumah sakit.

Shtayyeh mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk ikut campur dalam mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia Israel yang sedang berlangsung.

Baca juga: Pasukan Israel bunuh satu orang warga Palestina

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina juga mengutuk pembunuhan itu, dan meminta pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan itu dan atas segala konsekuensinya.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menganggap komunitas internasional dan badan-badan PBB yang secara langsung bertanggung jawab atas konsekuensi dari pembunuhan anak Palestina itu hanya diam dan tidak bertindak terhadap kejahatan pendudukan Israel.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina juga menuntut Pengadilan Kriminal Internasional untuk segera memulai penyelidikan atas kejahatan ini.

Menurut Defense for Children International, setidaknya 12 anak Palestina ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak awal tahun dan hingga 25 Agustus.

Sumber : WAFA

Baca juga: Kedubes Palestina larang warga Indonesia serahkan bantuan di luar kedutaan
Baca juga: Seorang tentara Israel bunuh warga Palestina di Tepi Barat
Baca juga: Palestina laporkan dua kasus pertama varian COVID-19 Delta
 

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021