Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalbar, M Munsif mengatakan bahwa sejauh ini penerimaan serum konvalesen untuk penanganan wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kalbar sebanyak 3.750 vial.
"Sebagian besar sudah didistribusikan dan disuntikkan ke hewan di beberapa daerah yang terdampak wabah demam babi yang masuk Kalbar sejak September 2021 lalu," ujar Kadisbunnak Provinsi Kalbar, M Munsif di Pontianak, Jumat.
Ia merinci bahwa distribusi serum konvalesen yakni di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 1.002 vial dan telah disuntikkan untuk 6. 028 ekor babi. Kemudian untuk Kabupaten Sintang sebanyak 1.265 vial yang telah disuntikkan ke 1.862 ekor babi, Kabupaten Melawi sebanyak 115 vial yang disuntikkan ke 470 ekor babi, Kabupaten Mempawah 91 vial dan Landak 400 vial.
"Nah, dari total serum konvalesen diterima dan sudah disalurkan masih ada stok 877 vial. Penyuntikan serum konvalesen sebagai upaya pembentukan daya tahan terhadap babi yang sehat di daerah tertular. Serum konvalesen merupakan bantuan dari direktorat jenderal peternakan dan Kesehatan hewan sebanyak 3.750 vial atau 60.000 dosis dan telah terealisasi sebanyak 877 vial atau 8.360 ekor ternak babi," kata dia.
Untuk kasus kematian akibat wabah demam babi di Kalbar menurutnya meluas dan saat ini sudah mencapai 2.965 ekor yang tersebar di lima kabupaten dan kota.
"Sampai saat ini total kematian babi telah dilaporkan sebanyak 2.965 ekor di sejumlah daerah yakni di Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Landak dan Mempawah," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa kasus kematian babi terbesar yakni di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 984 ekor, selanjutnya Melawi, 813 ekor, Sintang 647 ekor, Mempawah 431 ekor dan Landak 51 ekor.
"Sedangkan di Kabupaten Kubu Raya ditemukan kasus positif pada daging babi yang dijual di pasar namun tidak ditemukan kematian pada ternak babi di peternakan babi maupun peternakan rakyat. Kemudian di Kota Singkawang juga ditemukan kasus positif pada dua ekor babi namun sampai saat ini kondisi babi tersebut masih sehat dan tidak ada kejadian atau kematian pada babi di daerah sekitarnya," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Sebagian besar sudah didistribusikan dan disuntikkan ke hewan di beberapa daerah yang terdampak wabah demam babi yang masuk Kalbar sejak September 2021 lalu," ujar Kadisbunnak Provinsi Kalbar, M Munsif di Pontianak, Jumat.
Ia merinci bahwa distribusi serum konvalesen yakni di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 1.002 vial dan telah disuntikkan untuk 6. 028 ekor babi. Kemudian untuk Kabupaten Sintang sebanyak 1.265 vial yang telah disuntikkan ke 1.862 ekor babi, Kabupaten Melawi sebanyak 115 vial yang disuntikkan ke 470 ekor babi, Kabupaten Mempawah 91 vial dan Landak 400 vial.
"Nah, dari total serum konvalesen diterima dan sudah disalurkan masih ada stok 877 vial. Penyuntikan serum konvalesen sebagai upaya pembentukan daya tahan terhadap babi yang sehat di daerah tertular. Serum konvalesen merupakan bantuan dari direktorat jenderal peternakan dan Kesehatan hewan sebanyak 3.750 vial atau 60.000 dosis dan telah terealisasi sebanyak 877 vial atau 8.360 ekor ternak babi," kata dia.
Untuk kasus kematian akibat wabah demam babi di Kalbar menurutnya meluas dan saat ini sudah mencapai 2.965 ekor yang tersebar di lima kabupaten dan kota.
"Sampai saat ini total kematian babi telah dilaporkan sebanyak 2.965 ekor di sejumlah daerah yakni di Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Landak dan Mempawah," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa kasus kematian babi terbesar yakni di Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 984 ekor, selanjutnya Melawi, 813 ekor, Sintang 647 ekor, Mempawah 431 ekor dan Landak 51 ekor.
"Sedangkan di Kabupaten Kubu Raya ditemukan kasus positif pada daging babi yang dijual di pasar namun tidak ditemukan kematian pada ternak babi di peternakan babi maupun peternakan rakyat. Kemudian di Kota Singkawang juga ditemukan kasus positif pada dua ekor babi namun sampai saat ini kondisi babi tersebut masih sehat dan tidak ada kejadian atau kematian pada babi di daerah sekitarnya," jelas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021