Camat Telok Batang, Hambali menyebutkan, kehadiran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat dan Komisi IX DPR dalam kegiatan sosialisasi stunting di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara, dapat memacu semangat kerja para kader dan serta semua unsur yang terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Dengan adanya kegiatan sosialisasi yang di hadiri langsung Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar dan anggota Komisi IX ini, masyarakat kami dapat lebih memahami bagaimana pencegahan terjadinya kasus stunting. Dan, yang lebih penting dari kegiatan ini, para kader peduli stunting dapat terpacu semangatnya untuk lebih giat lagi bekerja," kata Hambali di Teluk Batang, Kayong Utara, Jumat.
Ia mengatakan, pemerintahan Kecamatan Telok Batang, sebelum pandemi COVID-19 melanda, penanganan stunting telah dilakukan. Namun karena kuatnya pandemi COVID-19 melanda termasuk di Telok Batang, terpaksa penanganan pandemi itu di dahulukan.
"Untuk kasus-kasus stunting di Telok Batang jumlahnya tidak besar, dan penanganannya sudah kami lakukan. Dan di masa pandemi COVID-19 pun kami bersinergi dengan pihak terkait tetap memberi himbauan kepada masyarakat dalam pencegahan stunting. Selain himbauan, kami juga memberikan makanan tambahan kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan Balita yang rentang stunting ," kata Hambali.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Pengduk dan KB Dinas Kesehatan dan KB Kayong Utara, Made Sulandri mengatakan, kondisi stunting di Kayong Utara itu diangka 24, 5 persen pada tahun 2021. Angka tersebut menurut data yang dikeluarkan oleh dari Studi Status Gigi Indonesia (SSGI). Namun, berdasarkan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Kayong Utara itu berada di 15, 60 persen.
"Data e-PPGBM itu merupakan hasil data yang di himpun oleh para kader Posyansu dan Tim Kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Kalau menurut data SSGI yang diakui, maka untuk mencapai angka stunting 14 persen, maka Kayong Utara harus menurut dia, Kayong Utara harus menurunkan 10,5 persen hingga tahun 2024. Untuk itu kami mohon dukungan semua stakeholder ," katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat mengatakan kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting yang dilakukan di Kecamatan Teluk Batang itu merupakan sinergi BKKBN dan Komisi IX DPR RI.
"Ini merupakan sinergi antara eksekutif dan legeslatif antara BKKBN dan Komisi IX DPR RI dalam memberi pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, BKKBN merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dan, oleh Presiden, BKKBN di mendapat tugas program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
"Arahan bapak Presiden tahun 2024, angka stunting diturunkan menjadi 14 persen. Sementara angka stunting nasional berdasarkan survei SSGI Kemenkes sebesar 24, 4 persen. Sedangkan Kalbar berada di 29,8 persen dan Kayong Utara berada di angka 24,5 persen. Dengan berbagai kegiatan yang telah kita sama-sama lakukan seperti saat ini, kami berharap target 14 persen itu dapat kita capai bersama," ujarnya.
Hal senada juga di ungkapkan, anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin, ia mengatakan percepatan penurunan stunting haruslah dilakukan secara bersama-sama dalam upaya untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit terutama stunting yang tidak dapat di sembuhkan.
"Melalui sosialisasi ini, kami mengajak masyarakat untuk dapat memahami apa itu stunting dan bagai mana mengatasi stunting. Mudah-mudah dengan kesadaran dan kerja sama semua pihak, stunting di Indonesia khususnya di Kalbar dapat kita tekan bersama hingga sekecil mungkin," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Dengan adanya kegiatan sosialisasi yang di hadiri langsung Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar dan anggota Komisi IX ini, masyarakat kami dapat lebih memahami bagaimana pencegahan terjadinya kasus stunting. Dan, yang lebih penting dari kegiatan ini, para kader peduli stunting dapat terpacu semangatnya untuk lebih giat lagi bekerja," kata Hambali di Teluk Batang, Kayong Utara, Jumat.
Ia mengatakan, pemerintahan Kecamatan Telok Batang, sebelum pandemi COVID-19 melanda, penanganan stunting telah dilakukan. Namun karena kuatnya pandemi COVID-19 melanda termasuk di Telok Batang, terpaksa penanganan pandemi itu di dahulukan.
"Untuk kasus-kasus stunting di Telok Batang jumlahnya tidak besar, dan penanganannya sudah kami lakukan. Dan di masa pandemi COVID-19 pun kami bersinergi dengan pihak terkait tetap memberi himbauan kepada masyarakat dalam pencegahan stunting. Selain himbauan, kami juga memberikan makanan tambahan kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan Balita yang rentang stunting ," kata Hambali.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Pengduk dan KB Dinas Kesehatan dan KB Kayong Utara, Made Sulandri mengatakan, kondisi stunting di Kayong Utara itu diangka 24, 5 persen pada tahun 2021. Angka tersebut menurut data yang dikeluarkan oleh dari Studi Status Gigi Indonesia (SSGI). Namun, berdasarkan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di Kayong Utara itu berada di 15, 60 persen.
"Data e-PPGBM itu merupakan hasil data yang di himpun oleh para kader Posyansu dan Tim Kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Kalau menurut data SSGI yang diakui, maka untuk mencapai angka stunting 14 persen, maka Kayong Utara harus menurut dia, Kayong Utara harus menurunkan 10,5 persen hingga tahun 2024. Untuk itu kami mohon dukungan semua stakeholder ," katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat mengatakan kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting yang dilakukan di Kecamatan Teluk Batang itu merupakan sinergi BKKBN dan Komisi IX DPR RI.
"Ini merupakan sinergi antara eksekutif dan legeslatif antara BKKBN dan Komisi IX DPR RI dalam memberi pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, BKKBN merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dan, oleh Presiden, BKKBN di mendapat tugas program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
"Arahan bapak Presiden tahun 2024, angka stunting diturunkan menjadi 14 persen. Sementara angka stunting nasional berdasarkan survei SSGI Kemenkes sebesar 24, 4 persen. Sedangkan Kalbar berada di 29,8 persen dan Kayong Utara berada di angka 24,5 persen. Dengan berbagai kegiatan yang telah kita sama-sama lakukan seperti saat ini, kami berharap target 14 persen itu dapat kita capai bersama," ujarnya.
Hal senada juga di ungkapkan, anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin, ia mengatakan percepatan penurunan stunting haruslah dilakukan secara bersama-sama dalam upaya untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit terutama stunting yang tidak dapat di sembuhkan.
"Melalui sosialisasi ini, kami mengajak masyarakat untuk dapat memahami apa itu stunting dan bagai mana mengatasi stunting. Mudah-mudah dengan kesadaran dan kerja sama semua pihak, stunting di Indonesia khususnya di Kalbar dapat kita tekan bersama hingga sekecil mungkin," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022