Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang Dwi Yanti menyatakan daerah itu masih aman dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Meski masih belum ditemukan kasus PMK, Pemkot Singkawang sedang menyiapkan langkah mitigasi dalam menghadapi ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus PMK pada hewan ternak di daerah ini," kata Dwi di Singkawang, Selasa.

Dia menjelaskan sejak terindikasi wabah PMK di Provinsi Jawa Timur dan Aceh serta Kalbar, sudah ada empat wilayah, yakni Mempawah, Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Ketapang yang terindikasi kasus PMK.



"Kita sudah melakukan komunikasi dengan peternak terkait PMK, kita juga sudah memberikan edukasi dan pemahaman akan PMK," tuturnya.

Bahkan, pihaknya juga menyampaikan jika hewan ternak seperti sapi atau hewan berkuku belah lainnya untuk tidak didatangkan dari ke empat wilayah tersebut.

"Memang peternak keberatan akan imbauan ini. Akan tetapi, kita akan maksimal dalam pemantauan dari mana hewan ternak itu didatangkan," katanya.

Hal ini dilakukan agar jika terindikasi PMK tidak meluas di Kota Singkawang, sehingga jika didatangkan dari keempat wilayah tersebut, diberlakukan isolasi bagi hewan ternak selama 14 hari.

"Memang ini menjadi perhatian bersama dan kerja sama bagi para peternak," kata dia.



Sehingga, isolasi bagi hewan ternak ini bisa dilakukan secara maksimal. Guna optimalisasi tersebut, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan juga sudah melaporkan ke pimpinan agar dapat dilakukan pembentukan Satgas Pengendali Wabah PMK Kota Singkawang.

"Drafnya sudah ada dan sudah disampaikan ke pimpinan, semoga bisa terbentuk," katanya.

Dengan adanya Satgas ini diharapkan penanganan dan pencegahan PMK bisa optimal, misalnya isolasi hewan, penyemprotan disinfektan kandang dan lainnya dianggap perlu.

Langkah selanjutnya, kata Dwi Yanti, dengan keterbatasan personel kesehatan hewan, pihaknya mengimbau para peternak sapi agar memperhatikan dan meningkatkan kualitas daya tahan tubuh hewan ternak.

"Sama halnya seperti kita melakukan penanganan COVID-19. Menjaga kualitas daya tahan tubuh menjadi penting agar terhindar dari virus, karena PMK ini disebabkan virus juga," kata Dwi.

Bahkan, pihaknya juga sudah melaporkan ke Sekda Singkawang selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah terkait ancaman PMK ini terhadap inflasi daerah, dikarenakan daging merupakan salah satu penyumbang terhadap inflasi.

Sembari melakukan langkah-langkah tersebut, dinas juga menantikan distribusi vaksin dari Kementerian Pertanian nantinya untuk didistribusikan ke peternak.

"Terkait vaksin ini, Kementan RI akan melakukan vaksinasi, jadi kita tunggu saja pasokan vaksin dari pusat jika sudah ada," ucapnya.



Untuk masyarakat, kata dia, tidak perlu khawatir akan PMK, karena belum ada kasus atau secara fakta dapat menular ke manusia. Yang jelas, pihaknya sudah meminta peternak untuk memperhatikan sanitasi kandang dan sekitarnya termasuk pakan ternak itu sendiri.

"Karena virus PMK ini bisa tertular melalui media air maupun udara dari hewan ke hewan lainnya. Dimana ciri-ciri hewan terindikasi terkena PMK itu mulutnya seperti sariawan dan kukunya bisa lepas dari kaki," katanya.

Apalagi, dalam dua bulan ke depan akan dilaksanakan Idul Adha, pihaknya bersama instansi lainnya akan berkoordinasi agar hewan ternak yang ada bisa tetap sehat saat Idul Kurban.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022