Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar Heronimus Hero menyebutkan bahwa sejauh ini cadangan beras dalam kondisi aman bahkan bisa untuk tujuh bulan ke depan.
"Saat ini isu ketahanan pangan global tengah menjadi perhatian. Tentu hal itu telah disikapi oleh pemerintah pusat dan termasuk di daerah. Indonesia pangan utama adalah beras. Untuk stok beras saat ini di Provinsi Kalbar aman sampai tujuh," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan beras setiap bulannya di Provinsi Kalbar capai 48 ribu ton. Sedangkan ketersediaan stok beras di Kalbar mencapai 354 ton.
"Dari data yang ada, ketahanan kita memang aman dan semoga tidak ada kendala lainnya. Cadangan beras kita yang ada tersebut belum lagi di cadangan masyarakat yang menyimpan sendiri sebagaimana kearifan lokal," ucap.
Terkait harga beras saat ini menurutnya relatif stabil dan hal itu masih mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET). Dengan harga stabil maka kontribusi komoditas beras dalam inflasi relatif terkendali dan stabil pula.
"Inflasi dari komoditas beras relatif rendah dan selalu stabil. Juli 2022 andilnya hanya 0,09 persen terhadap inflasi di Provinsi Kalbar. Inflasi yang terkendali ini tentu tidak terlepas dari upaya yang dilakukan kami dan sinergi bersama para pihak," jelas dia.
Tantangan cadangan dan beras di Kalbar sendiri masih berkaitan dengan potensi bencana dan produktivitas. Namun menurutnya sejauh ini tantangan tersebut masih bisa diproyeksikan dan dikendalikan.
"Kerjasama dan upaya terus dimaksimalkan. Sehingga soal krisis pangan dan lainnya bisa dicegah sejak dini. Terpenting juga bagaimana distribusi, akses dan harga terus terkendali dengan baik," ucap dia.
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Kalbar susun peta jalan kebutuhan infrastruktur pendukung kemandirian pangan
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Kalbar pastikan stok pangan aman sampai Lebaran
Baca juga: Kalbar komitmen meningkatkan produktivitas padi untuk ketahanan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Saat ini isu ketahanan pangan global tengah menjadi perhatian. Tentu hal itu telah disikapi oleh pemerintah pusat dan termasuk di daerah. Indonesia pangan utama adalah beras. Untuk stok beras saat ini di Provinsi Kalbar aman sampai tujuh," ujarnya di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan beras setiap bulannya di Provinsi Kalbar capai 48 ribu ton. Sedangkan ketersediaan stok beras di Kalbar mencapai 354 ton.
"Dari data yang ada, ketahanan kita memang aman dan semoga tidak ada kendala lainnya. Cadangan beras kita yang ada tersebut belum lagi di cadangan masyarakat yang menyimpan sendiri sebagaimana kearifan lokal," ucap.
Terkait harga beras saat ini menurutnya relatif stabil dan hal itu masih mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET). Dengan harga stabil maka kontribusi komoditas beras dalam inflasi relatif terkendali dan stabil pula.
"Inflasi dari komoditas beras relatif rendah dan selalu stabil. Juli 2022 andilnya hanya 0,09 persen terhadap inflasi di Provinsi Kalbar. Inflasi yang terkendali ini tentu tidak terlepas dari upaya yang dilakukan kami dan sinergi bersama para pihak," jelas dia.
Tantangan cadangan dan beras di Kalbar sendiri masih berkaitan dengan potensi bencana dan produktivitas. Namun menurutnya sejauh ini tantangan tersebut masih bisa diproyeksikan dan dikendalikan.
"Kerjasama dan upaya terus dimaksimalkan. Sehingga soal krisis pangan dan lainnya bisa dicegah sejak dini. Terpenting juga bagaimana distribusi, akses dan harga terus terkendali dengan baik," ucap dia.
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Kalbar susun peta jalan kebutuhan infrastruktur pendukung kemandirian pangan
Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Kalbar pastikan stok pangan aman sampai Lebaran
Baca juga: Kalbar komitmen meningkatkan produktivitas padi untuk ketahanan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022