Pencarian terhadap Alwi (53) warga Pulau Majang yang hilang sejak Rabu (12/10) lalu di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, masih terus dilakukan.
"Pencarian masih tetap dilakukan, namun kendala kawasan hutan itu cukup luas dan juga kondisi cuaca yang sering hujan," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, dihubungi ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.
Diketahui, Alwi hilang di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau berawal saat Alwi bersama Arpansi (warga setempat) mencari kayu tiang bubu (alat penangkapan ikan) pada Rabu (12/10) lalu, dengan menggunakan sampan.
Saat itu, Arpansi terlebih dahulu pulang, sedangkan Alwi masih berada di hutan hingga malam belum juga kembali ke rumah.
Disampaikan Surarso, masyarakat bersama TNI dan Polri setempat melakukan pencarian secara berpencar hingga membuat tenda di dalam hutan.
Menurut dia, dari keterangan yang berhasil dihimpun kepolisian Alwi (korban) sebelumnya juga sudah pernah tersesat di hutan, tetapi selalu ditemukan.
Dikatakan Surarso, hingga saat ini belum ada tanda-tanda petunjuk di sekitar lokasi pencarian di lokasi tersebut.
"Dugaan kuat korban tersesat, untuk indikasi lain sementara belum ada," jelas dia.
Sementara itu, cucu korban yang bernama Danny menuturkan berbagai upaya penyusuran hutan hingga ritual adat sudah dilakukan dalam pencarian terhadap sang kakek (Alwi), namun belum membuahkan hasil.
"Pencarian masih akan kami lakukan di bantu masyarakat Desa Kekurak dan juga TNI, Polri, kami berharap kakek segera ditemukan bagaimana pun kondisinya," ucap Danny.
Dia juga meminta doa dan dukungan semua pihak agar dipermudah dalam proses pencarian, selain itu diharapkan adanya bantuan dari Tim SAR serta pihak terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Pencarian masih tetap dilakukan, namun kendala kawasan hutan itu cukup luas dan juga kondisi cuaca yang sering hujan," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, dihubungi ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.
Diketahui, Alwi hilang di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau berawal saat Alwi bersama Arpansi (warga setempat) mencari kayu tiang bubu (alat penangkapan ikan) pada Rabu (12/10) lalu, dengan menggunakan sampan.
Saat itu, Arpansi terlebih dahulu pulang, sedangkan Alwi masih berada di hutan hingga malam belum juga kembali ke rumah.
Disampaikan Surarso, masyarakat bersama TNI dan Polri setempat melakukan pencarian secara berpencar hingga membuat tenda di dalam hutan.
Menurut dia, dari keterangan yang berhasil dihimpun kepolisian Alwi (korban) sebelumnya juga sudah pernah tersesat di hutan, tetapi selalu ditemukan.
Dikatakan Surarso, hingga saat ini belum ada tanda-tanda petunjuk di sekitar lokasi pencarian di lokasi tersebut.
"Dugaan kuat korban tersesat, untuk indikasi lain sementara belum ada," jelas dia.
Sementara itu, cucu korban yang bernama Danny menuturkan berbagai upaya penyusuran hutan hingga ritual adat sudah dilakukan dalam pencarian terhadap sang kakek (Alwi), namun belum membuahkan hasil.
"Pencarian masih akan kami lakukan di bantu masyarakat Desa Kekurak dan juga TNI, Polri, kami berharap kakek segera ditemukan bagaimana pun kondisinya," ucap Danny.
Dia juga meminta doa dan dukungan semua pihak agar dipermudah dalam proses pencarian, selain itu diharapkan adanya bantuan dari Tim SAR serta pihak terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022