Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) berharap media massa dan insan pers turut menyebarkan optimisme di tengah masyarakat dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Media diharapkan bersama-sama membangun optimisme masyarakat karena memiliki peran besar dalam mempengaruhi perilaku," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam "Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Kamis.
Iskandar mengatakan, media memiliki peran penting dalam mengubah opini maupun persepsi lantaran aksesnya yang luas menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: TKTB XXI diharapkan jadi momentum pemulihan ekonomi
Menurut dia, seluruh komponen masyarakat termasuk pers, perlu berkontribusi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi, meski di sisi lain, tantangan ekonomi dan krisis global terus membayangi perekonomian di Tanah Air.
"Kita lihat di luar negeri, media memberitakan tentang resesi sehingga terjadi kepanikan di masyarakat. Pengusaha menahan ekspansi usahanya, sebagian nasabah berbondong-bondong menarik dana di bank," ujarnya.
Iskandar mengungkapkan bahwa pemerintah mengupayakan agar perekonomian di dalam negeri tetap stabil.
Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah mengambil sejumlah langkah agar perekonomian terus berjalan, di antaranya implementasi UU Cipta Kerja, pemberian stimulus fiskal, hingga optimalisasi tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah.
Baca juga: Indonesia tetap harus waspada meski stabilitas keuangan terjaga
Ia menambahkan, pemerintah juga terus mendorong iklim investasi tetap kondusif dan sektor pariwisata agar berkembang, seiring dengan terkendalinya penularan COVID-19.
"Sekali lagi peran media dibutuhkan untuk mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar tata kelolanya dalam jalur yang benar," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesis (PWI) Pusat, Atal S Depari menegaskan bahwa pers memiliki tanggung jawab, serta mendukung dan berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Kegiatan seminar ini merupakan bentuk konkret dukungan organisasi pers dalam membantu Indonesia untuk memulihkan dan membangkitkan perekonomian nasional," katanya.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyayangkan masih ada media dan jurnalis yang mengabaikan kode etik jurnalistik dalam menampilkan berita demi meraih umpan klik atau "click bait".
"Kita sayangkan masih adanya media yang mengabaikan kode etik jurnalistik, bahkan mengamplifikasi informasi yang tidak benar demi meraih click bait," kata Wapres dalam acara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bermunajat Mengetuk Pintu Langit secara virtual, Sabtu.
Berita yang mengabaikan kode etik jurnalistik tersebut biasanya hanya bertujuan untuk mendapatkan perhatian publik, namun isi beritanya tanpa didukung dengan verifikasi dan fakta, kata Wapres. Baca selengkapnya: HUT ke-2 AJK gelar pelantikan pengurus PWI Ketapang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Media diharapkan bersama-sama membangun optimisme masyarakat karena memiliki peran besar dalam mempengaruhi perilaku," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam "Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Kamis.
Iskandar mengatakan, media memiliki peran penting dalam mengubah opini maupun persepsi lantaran aksesnya yang luas menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: TKTB XXI diharapkan jadi momentum pemulihan ekonomi
Menurut dia, seluruh komponen masyarakat termasuk pers, perlu berkontribusi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi, meski di sisi lain, tantangan ekonomi dan krisis global terus membayangi perekonomian di Tanah Air.
"Kita lihat di luar negeri, media memberitakan tentang resesi sehingga terjadi kepanikan di masyarakat. Pengusaha menahan ekspansi usahanya, sebagian nasabah berbondong-bondong menarik dana di bank," ujarnya.
Iskandar mengungkapkan bahwa pemerintah mengupayakan agar perekonomian di dalam negeri tetap stabil.
Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah mengambil sejumlah langkah agar perekonomian terus berjalan, di antaranya implementasi UU Cipta Kerja, pemberian stimulus fiskal, hingga optimalisasi tim pengendali inflasi di tingkat pusat dan daerah.
Baca juga: Indonesia tetap harus waspada meski stabilitas keuangan terjaga
Ia menambahkan, pemerintah juga terus mendorong iklim investasi tetap kondusif dan sektor pariwisata agar berkembang, seiring dengan terkendalinya penularan COVID-19.
"Sekali lagi peran media dibutuhkan untuk mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar tata kelolanya dalam jalur yang benar," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesis (PWI) Pusat, Atal S Depari menegaskan bahwa pers memiliki tanggung jawab, serta mendukung dan berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Kegiatan seminar ini merupakan bentuk konkret dukungan organisasi pers dalam membantu Indonesia untuk memulihkan dan membangkitkan perekonomian nasional," katanya.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyayangkan masih ada media dan jurnalis yang mengabaikan kode etik jurnalistik dalam menampilkan berita demi meraih umpan klik atau "click bait".
"Kita sayangkan masih adanya media yang mengabaikan kode etik jurnalistik, bahkan mengamplifikasi informasi yang tidak benar demi meraih click bait," kata Wapres dalam acara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bermunajat Mengetuk Pintu Langit secara virtual, Sabtu.
Berita yang mengabaikan kode etik jurnalistik tersebut biasanya hanya bertujuan untuk mendapatkan perhatian publik, namun isi beritanya tanpa didukung dengan verifikasi dan fakta, kata Wapres. Baca selengkapnya: HUT ke-2 AJK gelar pelantikan pengurus PWI Ketapang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022