Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan bahwa setiap orang butuh tersambung ke internet dalam era transformasi digital.

"Setiap orang juga yang tinggal di pedesaan, mereka butuh konektivitas," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ismail, pada acara Forum Tri Hita Karana di Bali, Kamis.

Transformasi digital semakin dibutuhkan ketika situasi pandemi, yang mengharuskan banyak aktivitas dilakukan dari jarak jauh. Banyak sektor butuh bertransformasi memanfaatkan teknologi digital, mulai edukasi sampai kesehatan.

Pemerintah saat ini sedang mempercepat transformasi digital. Menurut Ismail, salah satu pondasi dalam transformasi digital adalah infrastruktur.

Baca juga: Pentingnya literasi digital cegah kejahatan

Oleh karena itu, pemerintah sedang mempercepat pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi khususnya supaya infrastruktur itu bisa menjangkau daerah pedesaan.

Pemerintah, kata Ismail, perlu mengubah strategi pembangunan infrastruktur, yaitu dengan berinvestasi dan membangun infrastruktur TIK di daerah-daerah yang selama ini tidak dilirik oleh operator seluler.

Dalam membangun infrastruktur, Kementerian Kominfo berpegang pada tiga hal yaitu; keterjangkauan, broadband dan harga. Dari segi keterjangkauan, pembangunan infrastruktur harus bisa menjangkau seluruh daerah di Indonesia supaya masyarakat di sana bisa mengakses internet.

Kedua, pemerintah memprioritaskan pembangunan pada internet broadband supaya bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan internet yang berkualitas. Ismail melihat saat ini masyarakat banyak yang menggunakan aplikasi dan membutuhkan internet antara lain untuk berkirim video dan gambar.

Oleh karena itu, untuk saat ini jaringan 4G menjadi standar dalam pembangunan infrastruktur TIK. Terakhir, internet yang disediakan bisa digunakan masyarakat dalam harga yang terjangkau.

Upaya pembangunan infrastruktur TIK pemerintah setidaknya diwujudkan dalam tiga hal, yaitu infrastruktur jaringan tulang punggung Palapa Ring, menara telekomunikasi base transceiver station (BTS) dan satelit multifungsi SATRIA-1 untuk wilayah-wilayah yang tidak terjangkau dengan kabel darat maupun bawah laut.

Baca juga: Telkomsel memenangkan lelang pita frekuensi 2,1GHz
 

Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Kalimantan Barat kembali mengelar kegiatan talkshow “Bincang ANTARA” dengan menggandeng Diskominfo Kalbar dan AMSI Kalbar mengupas tentang keterbatasan jaringan yang menjadi tantangan digital bagi jurnalis.

Kegiatan itu dilakukan di Aula Gedung Gemawan yang terletak di Jalan Ujung Pandang, Kecamatan Pontianak Kota, dan dihadiri secara offline  22 jurnalis Kalbar dan disiarkan secara langsung melalui live streaming You Tube ANTARA Kalbar.

“Kali ini kegiatan Bincang ANTARA kami mengupas tentang susah sinyal, seperti hasil pembicaraan tadi baik dari sisi dua narasumber dan teman-teman media dalam kegiatan hari ini, terungkap di beberapa wilayah Kalbar itu masih terkendala dengan keterbatasan sinyal,” kata Kepala LKBN ANTARA Biro Kalbar, Evy Ratnawati usai kegiatan itu di Pontianak, Kamis. Baca selengkapnya: Talkshow ANTARA Kalbar kupas keterbatasan jaringan menjadi tantangan digital bagi jurnalis



 

Pewarta: Natisha Andarningtyas

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022