Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa tren magnitudo gempa susulan di Kabupaten Cianjur cenderung melemah.
 

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa, 22 November 2022 pukul 4.00 WIB menunjukkan tren magnitudo gempa susulan yang cenderung melemah," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
 

Ia menambahkan, gempa susulan dari gempa utama magnitudo 5,6 Cianjur, Jawa Barat pada Senin (12/11) kemarin juga menunjukkan tren frekuensi aktivitas gempa susulan yang semakin jarang.
 

"Aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Cianjur-Sukabumi sudah meluruh," katanya.
 

Daryono mengemukakan, gempa yang terjadi di Cianjur masuk dalam kategori gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Baca juga: Kapuas Hulu waspada potensi curah hujan tinggi


Ia mengatakan, karakteristik gempa kerak dangkal itu memiliki gempa susulan yang cukup banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh.
 

"Hingga pukul 7.30 BMKG mencatat 122 kali gempa susulan akibat gempa M5,6 Cianjur, Jawa Barat," tuturnya.
 

Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan target masa tanggap darurat berlangsung
selama satu minggu dan berharap proses pencarian dan evakuasi sudah selesai.
 

Ia meminta kementerian dan lembaga dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mempercepat penanganan darurat.
 

"Gempa sudah terjadi, tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana, yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, soliditas dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.
 

Ia menambahkan, pihaknya juga telah mengerahkan personel dan logistik ke lokasi bencana.
 

"Kami juga menyiagakan satu unit helikopter untuk distribusi bantuan," ujar Suharyanto.
 

Ia menambahkan, rumah warga yang alami kerusakan berat, sedang maupun ringan akan diberikan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Curah hujan tinggi sejumlah daerah di Sekadau banjir
 


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah pada dasarian (10 hari, red.) ketiga bulan November 2022 masih masuk kriteria tinggi.

"Berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan dasarian ketiga November 2022 yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, curah hujan di sebagian besar wilayah Jateng diprakirakan berkisar 151-300 milimeter atau masuk kriteria tinggi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Selasa.

Bahkan, kata dia, curah hujan di sebagian kecil wilayah selatan Kabupaten Cilacap diprakirakan masih masuk kriteria sangat tinggi yang mencapai lebih dari 300 milimeter. Baca selengkapnya: Curah hujan di wilayah Jateng masih tinggi

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022