Kayong Utara (ANTARA) - Investasi PT Dharma Inti Bersama (DIB) di Pulau Penebang Kabupaten Kayong Utara, mendapatkan apresiasi dari sejumlah warga. Salah satunya warga Sukadana Reza yang menyambut positif masuknya perusahaan yang berada di bawah naungan Harita Group tersebut.
Menurut Reza, kehadiran PT DIB membuka peluang besar bagi masyarakat lokal, baik dari sisi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun dalam penyerapan tenaga kerja.
"Saya sebagai putra daerah sangat terbantu dengan adanya PT DIB. Saya bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, dan gajinya pun layak. Ini lebih baik dibanding harus mencari kerja di Sukadana," ungkap Reza, Jumat.
Reza juga menilai perusahaan telah berupaya memprioritaskan warga lokal dalam perekrutan tenaga kerja, khususnya dari wilayah-wilayah sekitar lokasi proyek smelter.
"Sebagian besar pekerja di sini memang berasal dari Kayong Utara, terutama dari pulau-pulau sekitar Penebang. Kalau pun ada pekerja dari luar, itu biasanya dari subkontraktor yang hanya bekerja sementara selama masa pembangunan," jelasnya.
Namun demikian, apresiasi dari warga ini berbeda dengan pandangan Komisi II DPRD Kayong Utara. Anggotanya, Alias, sebelumnya menyampaikan kekecewaannya terhadap rendahnya keterlibatan tenaga kerja lokal dalam proyek strategis nasional tersebut.
Menurut data yang diterima Alias, hanya sekitar 40 persen dari total pekerja yang berasal dari Kayong Utara, sementara warga dari Kecamatan Pulau Maya dan Kepulauan Karimata yang merupakan lokasi langsung proyek hanya terlibat sekitar 15 persen.
“Ini sangat kami sayangkan. Proyek sebesar ini seharusnya menjadi ladang pekerjaan bagi masyarakat lokal, terutama untuk posisi non-skill. Tapi kenyataannya, justru banyak pekerja dari luar daerah,” ujar Alias.
Polemik ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara sebagian masyarakat dengan DPRD terkait dampak langsung investasi PT DIB.
Baca juga: Kalbar dukung pembangunan Kayong Utara sesuai Program Astacita