Wakil Bupati Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sunardi NT Litang mengajak ibu hamil untuk rutin memeriksakan kesehatan diri dan kehamilan di pusat layanan kesehatan untuk mencegah terjadinya stunting.
"Kami mengajak ibu hamil supaya selalu mengecek perkembangan kehamilannya ke fasilitas kesehatan demi tumbuh kembang janin yang baik untuk mencegah stunting," kata Sunardi di Katingan, Rabu.
Melalui pemeriksaan kesehatan secara rutin, petugas kesehatan akan mengetahui jika menemukan adanya kelainan atau gangguan kesehatan pada ibu hamil atau pada janin.
"Sehingga, dengan deteksi dini, petugas juga akan dapat segera melakukan tindakan penanganan sehingga dampak negatif terhadap kesehatan ibu hamil dan janin serta anak saat lahir dapat dicegah dan diminimalkan," katanya.
Baca juga: Karolin ingatkan ibu hami rutin lakukan pemeriksaan
Antisipasi stunting harus di laksanakan sejak awal pernikahan, kemudian dilanjutkan pada 1.000 hari kehidupan anak yang dimulai sejak anak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun.
"Untuk itu, pada masa emas pertumbuhan anak ini, para orang tua harus selalu memeriksakan kesehatan dan konsultasi secara rutin kepada petugas kesehatan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait pelaksanaan Hari Kesehatan Nasional ke-58 dengan tema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku”.
Melalui momen itu, Wakil Bupati Katingan juga mengajak seluruh insan kesehatan di kabupaten setempat, tetap semangat dan terus menerus menggelorakan gerakan hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat.
"Dengan demikian, bisa mewujudkan sistem kesehatan nasional yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan ke depannya," kata Sunardi.
Baca juga: Jangan tunda program hamil pada usia muda
Orang nomor dua di Bumi Penyang Hinje Simpei ini mengatakan, hal sederhana yang bisa dilakukan insan kesehatan diantaranya mensosialisasikan mencuci tangan dengan sabun, rutin berolahraga dan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Para insan kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya diminta untuk terus mengembangkan diri sesuai kompetensi. Termasuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan lebih baik lagi kepada masyarakat.
Pada saat yang sama pemerintah daerah juga terus melakukan upaya penanganan masalah kesehatan lainnya yang merupakan program nasional seperti penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, menurunkan stunting pada balita dan lainnya.
Pemerintah daerah juga terus mengupayakan pembangunan dan perbaikan-perbaikan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas insan kesehatan di seluruh desa/kelurahan se-Katingan.
"Kepada seluruh insan kesehatan di Katingan berikanlah pelayanan kepada masyarakat dengan baik, ramah dan tulus tanpa memandang status dan jabatan," demikian Sunardi.
Baca juga: Aplikasi Elsimil upaya BKKBN turunkan angka stunting di Kalbar
Baca juga: Pentingnya menilai cadangan ovarium dalam program bayi tabung
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) mengatakan terdapat sejumlah faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur pada bayi seperti karakteristik ibu, nutrisi dan kehamilan.
"Karakteristik ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu. Sementara faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi terkait indeks massa tubuh (IMT), kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi," ujar Rima dalam diskusi virtual mengenai gizi, pada Kamis.
Rima kemudian menambahkan faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG. Baca selengkapnya: Mengenal faktor risiko sebabkan kelahiran bayi prematur
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Kami mengajak ibu hamil supaya selalu mengecek perkembangan kehamilannya ke fasilitas kesehatan demi tumbuh kembang janin yang baik untuk mencegah stunting," kata Sunardi di Katingan, Rabu.
Melalui pemeriksaan kesehatan secara rutin, petugas kesehatan akan mengetahui jika menemukan adanya kelainan atau gangguan kesehatan pada ibu hamil atau pada janin.
"Sehingga, dengan deteksi dini, petugas juga akan dapat segera melakukan tindakan penanganan sehingga dampak negatif terhadap kesehatan ibu hamil dan janin serta anak saat lahir dapat dicegah dan diminimalkan," katanya.
Baca juga: Karolin ingatkan ibu hami rutin lakukan pemeriksaan
Antisipasi stunting harus di laksanakan sejak awal pernikahan, kemudian dilanjutkan pada 1.000 hari kehidupan anak yang dimulai sejak anak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun.
"Untuk itu, pada masa emas pertumbuhan anak ini, para orang tua harus selalu memeriksakan kesehatan dan konsultasi secara rutin kepada petugas kesehatan," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait pelaksanaan Hari Kesehatan Nasional ke-58 dengan tema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku”.
Melalui momen itu, Wakil Bupati Katingan juga mengajak seluruh insan kesehatan di kabupaten setempat, tetap semangat dan terus menerus menggelorakan gerakan hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat.
"Dengan demikian, bisa mewujudkan sistem kesehatan nasional yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan ke depannya," kata Sunardi.
Baca juga: Jangan tunda program hamil pada usia muda
Orang nomor dua di Bumi Penyang Hinje Simpei ini mengatakan, hal sederhana yang bisa dilakukan insan kesehatan diantaranya mensosialisasikan mencuci tangan dengan sabun, rutin berolahraga dan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Para insan kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya diminta untuk terus mengembangkan diri sesuai kompetensi. Termasuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan lebih baik lagi kepada masyarakat.
Pada saat yang sama pemerintah daerah juga terus melakukan upaya penanganan masalah kesehatan lainnya yang merupakan program nasional seperti penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, menurunkan stunting pada balita dan lainnya.
Pemerintah daerah juga terus mengupayakan pembangunan dan perbaikan-perbaikan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas insan kesehatan di seluruh desa/kelurahan se-Katingan.
"Kepada seluruh insan kesehatan di Katingan berikanlah pelayanan kepada masyarakat dengan baik, ramah dan tulus tanpa memandang status dan jabatan," demikian Sunardi.
Baca juga: Aplikasi Elsimil upaya BKKBN turunkan angka stunting di Kalbar
Baca juga: Pentingnya menilai cadangan ovarium dalam program bayi tabung
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) mengatakan terdapat sejumlah faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur pada bayi seperti karakteristik ibu, nutrisi dan kehamilan.
"Karakteristik ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu. Sementara faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi terkait indeks massa tubuh (IMT), kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi," ujar Rima dalam diskusi virtual mengenai gizi, pada Kamis.
Rima kemudian menambahkan faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG. Baca selengkapnya: Mengenal faktor risiko sebabkan kelahiran bayi prematur
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022