Pertemuan Tingkat Menteri ke-25 negara-negara yang berdekatan secara geografis, Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA),  yang digelar di Pontianak pada 23-26 November 2022, diharapkan menjadi daya ungkit bagi pembangunan perekonomian Kalimantan Barat.

BIMP EAGA merupakan kerja sama ekonomi subregional yang dibentuk pada tahun 1994 dengan tujuan utama meningkatkan kerja sama ekonomi dan integrasi di antara wilayah anggotanya. BIMP-EAGA berada dalam Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Sub Regional (KESR), yakni forum kerja sama ekonomi antarwilayah lintas negara yang berdekatan secara geografis.

Negara-negara  yang tergabung dalam BIMP-EAGA secara geografis saling berbatasan. Kalimantan Barat salah satu dari 15 provinsi di Indonesia yang merupakan wilayah kerja BIMP-EAGA.

Empat belas provinsi lainnya yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Sementara itu, negara lainnya meliputi seluruh wilayah negara Brunei Darussalam, tiga wilayah Malaysia yakni Sabah, Sarawak, dan Labuan, serta dua wilayah Filipina yang meliputi Mindanao dan Palawan.

Pada tahun ini BIMP-EAGA mengadakan Pertemuan Tingkat Menteri ke-25 di Pontianak. Pertemuan digelar sejak Rabu (23/11) hingga Sabtu (26/11) mendatang. Pertemuan dihadiri empat menteri dari negara-negara anggota BIMP-EAGA.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartanto, Ketua Otoritas Pengembangan Mindanao Filipina Sec. Maria Belen S. Acosta, Menteri Ekonomi di Departemen Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mustapa Bin Mohamed, dan Menteri pada Kantor Perdana Menteri dan Menteri Keuangan dan Ekonomi II Kementerian Keuangan dan Ekonomi Brunei Darussalam Dato Seri Setia Dr Awang H. Mohd Amien Liew Bin Abdullah.

Sekretaris Daerah Pemprov Kalbar, Harisson, menyatakan Kalbar menjadi tuan rumah pertemuan, karena merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan berpotensi dapat melakukan kerja sama di bidang ekonomi.

Menurut dia, Kalbar telah menunjukkan pemulihan ekonomi dampak COVID-19 sejak tahun lalu. Pada 2021, ekonomi Kalbar tumbuh sebesar 4,78 persen dibandingkan nasional yang sebesar 3,59 persen.

Sebagai tuan rumah, Pemprov Kalbar dan Pemerintah Kota Pontianak ( sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan) menyiapkan berbagai hal sejak bulan Juli hingga hari "H" kegiatan yang dimulai pada Rabu (23/11) kemarin.

Terkait hal ini, Gubernur Kalbar Sutarmidji menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 312 Tentang Pembentukan Panitia Daerah Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-25 BIMP-EAGA.

Panitia bertugas menyiapkan berbagai hal seperti, desain logo kegiatan, lokasi kegiatan, penyambutan tamu, pengamanan, pelayanan medis, humas, publikasi dan pusat media, lokasi kunjungan dan tur kota, penyiapan materi paparan gubernur, hingga jamuan makan malam.


Agenda BIMP-EAGA

Menurut Sekda Harisson sedikitnya ada tujuh hal terkait Kalbar yang dibahas dalam PTM ke-25 BIMP-EAGA 2022. Pertama, tentang peningkatan pembangunan terminal barang internasional di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas.

Kedua, Eco Tourism berbasis masyarakat(CBET) di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) Kabupaten Kapuas Hulu. Ketiga, mengenai pembangunan terminal pengangkutan internasional di PLBN Nanga Badau Kabupaten Kapuas Hulu. Keempat, peningkatan infrastruktur Bandara Internasional Supadio di Kabupaten Kubu Raya.

Kelima, kerja sama bidang kelistrikan antara Kalbar dengan Sarawak Malaysia yang telah beroperasi sejak 21 April 2016. Keenam, mengenai kawasan Entikong (Kalbar) dan Tebedu (Sarawak) yang telah diusulkan menjadi spesialis kawasan ekonomi perbatasan atau Spesialis Border Economic Zone (SBEZ).

Ketujuh, penandatanganan nota kesepahaman One Borneo Quarantine Initiative (Satu Inisiatif Karantina Kalimantan), sehingga akan ada integrasi karantina BIMP-EAGA di wilayah Borneo.

Selain mengikuti berbagai pertemuan atau sidang, para delegasi juga akan mengikuti kegiatan di luar. Panitia daerah menyiapkan penanaman mangrove secara virtual. Penanaman mangrove ini melalui aplikasi Sistem Informasi Pendataan dan Pemantauan Pohon Pelindung/Peneduh (SIPPohon).

Melalui aplikasi itu pula para delegasi yang mencapai 250 orang, dapat memesan tanaman mangrove untuk ditanam di Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.

"Saat yang sama petugas kita akan menanamkan pohon mangrove itu berdasarkan aplikasi yang dipesan. Selain itu (delegasi) juga akan melakukan penanaman pohon secara langsung di halaman Pendopo (rumah dinas gubernur)," kata Harisson mengungkapkan.

Kemudian, rombongan delegasi akan mengunjungi Galeri Hasil Hutan Kalbar.  Mereka di yempat ini dapat melihat produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan produk hasil hutan nonkayu.

Panitia juga mengagendakan agar delegasi dapat mengunjungi Dekranasda Kalbar dan melihat produk oleh-oleh khas Pontianak yang ada di pusat oleh-oleh PSP (Komplek Lapangan Persipon).

Selain empat menteri anggota BIMP-EAGA, pertemuan BIMP-EAGA juga akan dihadiri Direktur Asian Development Bank dan Sekretariat Asean.

Terkait agenda Indonesia, akan diadakan rapat tim pengendalian inflasi pusat. Rapat tersebut dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Keuangan (Menkeu), Kepala Bappenas, dan Menteri Perhubungan (Menhub).

Pemprov Kalbar akan menerima banyak pejabat setingkat menteri. Pejabat setingkat menteri datang pada hari Jumat (25/11). Tim Pengendalian Inflasi Pusat akan rapat dalam pertemuan BIMP-EAGA yang juga dihadiri para gubernur lainnya.

Sedangkan untuk pertemuan resmi PTM BIMP-EAGA pada hari pertama Rabu (23/11), ada tiga pertemuan digelar di Hotel Mercure Pontianak. Pertama, National Secretariat Meeting (NSM) dengan peserta BIMP-NS (Brunei, Indonesia, Malaysia Philippines dan National Secretary), BIMP-FC (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines Facilitation Center), dan Asian Development Bank (ADB).

Kedua, BIMP-EAGA Bussines Council (BEBC) Board Meeting (tbc). Dengan para peserta hanya BEBC atau di Indonesia dikenal dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Kedua agenda pertemuan tersebut berlangsung pada pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB.

Pada malam hari ada SOM Working Dinner atau Senior Official Meeting, Rapat Senior Official Eselon I. Kegiatan ini dimulai pukul 18.30 WIB dan dihadiri Senior Official (SO), National Secretary (NS), Asian Development Bank (ADB), Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines Facilitation Center (BIMP-FC), serta BIMP-EAGA Bussines Council (BEBC).

Daya ungkit

Bertemunya tamu-tamu penting dan padatnya kegiatan yang disusun dalam PTM BIMP-EAGA 2022 ini, diharapkan dapat menjadi daya ungkit pembangunan ekonomi di Kalbar.

Kalbar dengan luas wilayah 147.307 kilometer persegi, memiliki lima kabupaten berbatas darat dengan Malaysia, meliputi Sanggau, Sambas, Kapuas Hulu, Bengkayang, dan Sintang.

Ekonomi di kawasan perbatasan kini sedang tumbuh, menyusul telah dibangunnya pintu perbatasan resmi atau PLBN di masing-masing wilayah tersebut.

Adanya pertemuan ekonomi subregional, diharapkan dapat melahirkan kesepakatan antarnegara yang lebih baik atau komprehensif dari pertemuan sebelumnya, demi perkembangan ekonomi di wilayah perbatasan.

Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Agustus 2022 telah meresmikan Terminal Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah. Pelabuhan ini dibangun dengan biaya mencapai Rp2,9 triliun dan menjadi pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan.

Terminal Pelabuhan Kijing, menurut Jokowi, dapat memperkuat daya saing produk-produk unggulan yang dihasilkan Kalbar. Karena Kalbar memiliki kekuatan besar untuk crude palm oil (CPO), alumina, bauksit, dan produk lainnya.

Karena itu, Pemprov Kalbar melalui PTM BIMP-EAGA, juga akan menawarkan kepada delegasi agar mau berinvestasi di daerah ini dengan memanfaatkan keberadaan Pelabuhan Kijing.

Potensi lain yang ditawarkan adalah pemanfaatan Pantai Temajuk di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Pantai ini memiliki panjang 44 kilometer. Selama ini Pantai Temajuk dikelola secara swadaya oleh penduduk setempat sebagai objek wisata bahari.

Pantai Temajuk memiliki keunikan, selain karena sangat panjangnya, juga berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Sarawak. Sehingga Temajuk layak dikembangkan menjadi destinasi wisata mancanegara.

Gubernur Kalbar Sutarmidji saat Festival Pesona Temajuk, September lalu menyatakan akan mencari investor untuk mengembangkan wisata pantai itu. Oleh karena itu, pertemuan BIMP-EAGA ini diharapkan bisa menjadi jalan masuk bagi Kalbar untuk menawarkan potensi kekayaan alamnya. 

Hal lainnya yang dapat ditawarkan Kalbar adalah mengenai pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang kini juga tengah tumbuh subur di provinsi ini. Produk UMKM seperti tas berbahan kain tenun, kain songket, dan lain-lainnya bahkan ikut ditampilkan menyambut kedatangan tamu-tamu negara yang dihadiri sekitar 250 orang.

Pertemuan BIMP-EAGA hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Kalbar jika ingin ekonomi bertumbuh dan berkembang di masa mendatang. Sasaran utama kerja sama subregional adalah percepatan peningkatan perdagangan, investasi, dan pariwisata. Pertemuan Tingkat Menteri ke-25 BIMP-EAGA, merupakan peluang sebagai  daya ungkit pembangunan perekonomian Kalbar. 

 

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022