Perempuan memiliki peran besar dalam menjalankan roda perekonomian di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 memperlihatkan 64,5 persen atau sekitar 37 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dikelola perempuan.
Besarnya proporsi itu memperlihatkan pentingnya peran perempuan dalam bidang perekonomian. Apalagi, UMKM berkontribusi sebesar 61,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Namun, di sisi lain masih terjadi ketimpangan antara perempuan dan laki-laki termasuk di isu vital seperti pendidikan dan ketenagakerjaan.
Baca juga: Jeklin berhasil jadi "freelance" penerjemah berkat Prakerja
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam publikasi Profil Perempuan Indonesia 2021 menyoroti bahwa persentase perempuan yang tidak memiliki ijazah lebih tinggi dibanding laki-laki yaitu 17,20 persen dibanding 12,45 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, jumlah perempuan yang lulus SMA/sederajat juga berada di bawah laki-laki yaitu 26,32 persen dibandingkan 31,88 persen,
Di saat bersamaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga baru mencapai 54,2 persen. Angka itu memperlihatkan persentase lebih rendah dibanding TPAK laki-laki sebesar 83,6 persen, demikian berdasarkan data BPS per Februari 2022.
Wirausaha kemudian menjadi salah satu sektor di mana perempuan dapat mengembangkan diri mereka sambil memastikan mendapatkan pendapatan dari usahanya.
Program Kartu Prakerja kemudian hadir untuk turut berperan membantu perempuan meningkatkan kemampuan mereka.
Baca juga: Cerita alumni Kartu Prakerja di perkebunan sawit Kalbar
Hadir sejak 2020, program yang diluncurkan Presiden Joko Widodo itu sudah memiliki 16,45 juta penerima manfaat tersebar di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Menurut data survei Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, sekitar 55 persen penerima manfaat pada tahun ini adalah perempuan.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan bahwa kehadiran berbagai pelatihan yang dilakukan online oleh program Kartu Prakerja ikut mendukung perempuan kembali ke pasar kerja lewat wirausaha.
Dengan pelatihan yang disediakan ekosistem Kartu Prakerja, diharapkan dapat mendorong para perempuan di Indonesia untuk berkontribusi dalam perekonomian Indonesia melalui berbagai pengembangan usaha yang mereka lakukan.
Ledia Agustina adalah salah satu perempuan di Indonesia yang kini memilih menjadi wirausaha untuk membantu menyokong kehidupan keluarganya. Dibantu dengan kemampuan yang didapat berkat pelatihan Program Kartu Prakerja, ia berusaha mengembangkan usahanya.
Baca juga: Berikut cara pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 18
Perempuan asal Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat itu sebelumnya pernah bekerja sebagai honorer di pemerintah daerah kampung halamannya. Karena pandemi COVID-19 ia dirumahkan sehingga berkurang pendapatannya.
Namun, perkenalannya dengan Program Kartu Prakerja telah membawa babak baru dalam hidupnya, menjadi seorang wirausaha di bidang kecantikan.
Dia mendapatkan informasi tentang program yang menyasar peningkatan kompetensi itu melalui seorang teman. Penasaran dengan program tersebut, ia akhirnya mendaftar dan diterima menjadi peserta ketika pembukaan Gelombang 12 pada 2021.
"Setelah lolos, saya ikut pelatihannya di rumah. Jadi ikut pelatihan Prakerja, sambil menyusui anak," kata Ledia ketika ditemui ANTARA di acara Program Kartu Prakerja di Bali, Selasa (15/11).
Dengan bantuan dana pelatihan yang diterimanya, perempuan berusia 29 tahun itu memilih kelas tata rias dan cara menjalankan bisnis sebagai penata rias, atau yang dikenal sebagai make-up artist (MUA).
Selesai pelatihan, setelah berdiskusi dengan suami, dia memutuskan untuk berhenti bekerja karena sulit menyeimbangkan waktu antara menjaga anak dengan pekerjaan yang menuntut waktu dan tenaga yang besar.
Baca juga: Pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja kuota 600 ribu
Sejak menjadi ibu rumah tangga secara penuh pada awal 2022, dia mulai berpikir untuk melakukan usaha yang bisa membantu keuangan rumah tangga.
Akhirnya, dia memutuskan untuk memanfaatkan keterampilan yang didapat dari pelatihan yang disediakan program Kartu Prakerja. Sertifikat resmi tentang tata rias kemudian menjadi salah satu pegangannya untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Kebetulan terdapat Pusat Pengembangan Anak yang dimiliki yayasan gereja di Kecamatan Binjai Hulu dan menyediakan berbagai kelas termasuk tentang tata rias. Dia kemudian melamar menjadi tutor atau pengajar di yayasan tersebut bermodalkan sertifikat yang dari pelatihan Kartu Prakerja dan diterima bekerja pada Juli 2022.
Tidak hanya menjadi tutor, Ledia juga mulai dikenal menyediakan jasa sebagai MUA di wilayah sekitar tempat tinggalnya yaitu di Kecamatan Sungai Tebelian, terutama ketika diselenggarakan acara sekolah.
Ledia tidak puas hanya menjadi seorang MUA. Kemudian mulai mencari pelatihan lain yang disediakan online secara gratis. Langkah itu dilakukan karena terinspirasi dari pelatihan online Kartu Prakerja.
Tertarik di bidang kecantikan, ia mulai mencari konten tentang menghias kuku atau nail art dan ekstensi bulu mata atau eyelash extension.
Keseriusan untuk mengembangkan usaha kecantikan dibuktikannya dengan menjual gaun pengantinnya untuk menambah modal usaha. Dia berhasil menjualnya dengan harga Rp750 ribu.
Ketika peralatan nail art dan eyelash extension tiba, dia baru menyadari bahwa praktiknya tidak semua dari yang dilihat lewat pelatihan online.
Ledia tidak menyerah, kemampuan terus diasah hingga akhirnya warga di sekitar rumahnya mengetahui ia menyediakan jasa kecantikan memperindah kuku dan memperpanjang bulu mata.
"Puji Tuhan, sudah banyak yang pasang sama saya di sekitar kecamatan karena harganya masih terjangkau kalau dibandingkan mereka pergi ke salon," katanya.
Menjadi tutor dan wirausaha kecantikan, Ledia membagi waktu antara kediaman dan usaha kecantikannya di Sungai Tebelian dan mengajar di Binjai Hulu. Satu kali dalam sepekan dia harus menempuh jarak 1,5 jam mengendarai motor sendiri untuk mengajar.
Terkadang klien juga memesan jasanya di Binjai Hulu dan bahkan sampai di Sintang, yang merupakan ibu kota kabupaten.
Dari bekerja sebagai tutor dan menjadi wirausaha di bidang kecantikan membuat Ledia dapat menghasilkan sekitar Rp1,5 juta per bulan yang digunakannya membantu keuangan rumah tangga.
Program Kartu Prakerja tidak hanya membantunya mendapatkan kemampuan baru, tapi juga mengenal dompet online atau e-wallet yang digunakannya untuk membeli pulsa dan token listrik.
Dengan berbagai hal positif yang diterimanya lewat program Kartu Prakerja, dia berharap program itu akan terus berjalan dan memperbanyak pelatihan untuk pekerja lain di Indonesia. Melalui pelatihan dibarengi usaha keras dari masing-masing individu, diharapkan akan dapat membantu peningkatan perekonomian keluarga serta kesejahteraan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
Besarnya proporsi itu memperlihatkan pentingnya peran perempuan dalam bidang perekonomian. Apalagi, UMKM berkontribusi sebesar 61,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Namun, di sisi lain masih terjadi ketimpangan antara perempuan dan laki-laki termasuk di isu vital seperti pendidikan dan ketenagakerjaan.
Baca juga: Jeklin berhasil jadi "freelance" penerjemah berkat Prakerja
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam publikasi Profil Perempuan Indonesia 2021 menyoroti bahwa persentase perempuan yang tidak memiliki ijazah lebih tinggi dibanding laki-laki yaitu 17,20 persen dibanding 12,45 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, jumlah perempuan yang lulus SMA/sederajat juga berada di bawah laki-laki yaitu 26,32 persen dibandingkan 31,88 persen,
Di saat bersamaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga baru mencapai 54,2 persen. Angka itu memperlihatkan persentase lebih rendah dibanding TPAK laki-laki sebesar 83,6 persen, demikian berdasarkan data BPS per Februari 2022.
Wirausaha kemudian menjadi salah satu sektor di mana perempuan dapat mengembangkan diri mereka sambil memastikan mendapatkan pendapatan dari usahanya.
Program Kartu Prakerja kemudian hadir untuk turut berperan membantu perempuan meningkatkan kemampuan mereka.
Baca juga: Cerita alumni Kartu Prakerja di perkebunan sawit Kalbar
Hadir sejak 2020, program yang diluncurkan Presiden Joko Widodo itu sudah memiliki 16,45 juta penerima manfaat tersebar di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Menurut data survei Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, sekitar 55 persen penerima manfaat pada tahun ini adalah perempuan.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan bahwa kehadiran berbagai pelatihan yang dilakukan online oleh program Kartu Prakerja ikut mendukung perempuan kembali ke pasar kerja lewat wirausaha.
Dengan pelatihan yang disediakan ekosistem Kartu Prakerja, diharapkan dapat mendorong para perempuan di Indonesia untuk berkontribusi dalam perekonomian Indonesia melalui berbagai pengembangan usaha yang mereka lakukan.
Ledia Agustina adalah salah satu perempuan di Indonesia yang kini memilih menjadi wirausaha untuk membantu menyokong kehidupan keluarganya. Dibantu dengan kemampuan yang didapat berkat pelatihan Program Kartu Prakerja, ia berusaha mengembangkan usahanya.
Baca juga: Berikut cara pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 18
Perempuan asal Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat itu sebelumnya pernah bekerja sebagai honorer di pemerintah daerah kampung halamannya. Karena pandemi COVID-19 ia dirumahkan sehingga berkurang pendapatannya.
Namun, perkenalannya dengan Program Kartu Prakerja telah membawa babak baru dalam hidupnya, menjadi seorang wirausaha di bidang kecantikan.
Dia mendapatkan informasi tentang program yang menyasar peningkatan kompetensi itu melalui seorang teman. Penasaran dengan program tersebut, ia akhirnya mendaftar dan diterima menjadi peserta ketika pembukaan Gelombang 12 pada 2021.
"Setelah lolos, saya ikut pelatihannya di rumah. Jadi ikut pelatihan Prakerja, sambil menyusui anak," kata Ledia ketika ditemui ANTARA di acara Program Kartu Prakerja di Bali, Selasa (15/11).
Dengan bantuan dana pelatihan yang diterimanya, perempuan berusia 29 tahun itu memilih kelas tata rias dan cara menjalankan bisnis sebagai penata rias, atau yang dikenal sebagai make-up artist (MUA).
Selesai pelatihan, setelah berdiskusi dengan suami, dia memutuskan untuk berhenti bekerja karena sulit menyeimbangkan waktu antara menjaga anak dengan pekerjaan yang menuntut waktu dan tenaga yang besar.
Baca juga: Pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja kuota 600 ribu
Sejak menjadi ibu rumah tangga secara penuh pada awal 2022, dia mulai berpikir untuk melakukan usaha yang bisa membantu keuangan rumah tangga.
Akhirnya, dia memutuskan untuk memanfaatkan keterampilan yang didapat dari pelatihan yang disediakan program Kartu Prakerja. Sertifikat resmi tentang tata rias kemudian menjadi salah satu pegangannya untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Kebetulan terdapat Pusat Pengembangan Anak yang dimiliki yayasan gereja di Kecamatan Binjai Hulu dan menyediakan berbagai kelas termasuk tentang tata rias. Dia kemudian melamar menjadi tutor atau pengajar di yayasan tersebut bermodalkan sertifikat yang dari pelatihan Kartu Prakerja dan diterima bekerja pada Juli 2022.
Tidak hanya menjadi tutor, Ledia juga mulai dikenal menyediakan jasa sebagai MUA di wilayah sekitar tempat tinggalnya yaitu di Kecamatan Sungai Tebelian, terutama ketika diselenggarakan acara sekolah.
Ledia tidak puas hanya menjadi seorang MUA. Kemudian mulai mencari pelatihan lain yang disediakan online secara gratis. Langkah itu dilakukan karena terinspirasi dari pelatihan online Kartu Prakerja.
Tertarik di bidang kecantikan, ia mulai mencari konten tentang menghias kuku atau nail art dan ekstensi bulu mata atau eyelash extension.
Keseriusan untuk mengembangkan usaha kecantikan dibuktikannya dengan menjual gaun pengantinnya untuk menambah modal usaha. Dia berhasil menjualnya dengan harga Rp750 ribu.
Ketika peralatan nail art dan eyelash extension tiba, dia baru menyadari bahwa praktiknya tidak semua dari yang dilihat lewat pelatihan online.
Ledia tidak menyerah, kemampuan terus diasah hingga akhirnya warga di sekitar rumahnya mengetahui ia menyediakan jasa kecantikan memperindah kuku dan memperpanjang bulu mata.
"Puji Tuhan, sudah banyak yang pasang sama saya di sekitar kecamatan karena harganya masih terjangkau kalau dibandingkan mereka pergi ke salon," katanya.
Menjadi tutor dan wirausaha kecantikan, Ledia membagi waktu antara kediaman dan usaha kecantikannya di Sungai Tebelian dan mengajar di Binjai Hulu. Satu kali dalam sepekan dia harus menempuh jarak 1,5 jam mengendarai motor sendiri untuk mengajar.
Terkadang klien juga memesan jasanya di Binjai Hulu dan bahkan sampai di Sintang, yang merupakan ibu kota kabupaten.
Dari bekerja sebagai tutor dan menjadi wirausaha di bidang kecantikan membuat Ledia dapat menghasilkan sekitar Rp1,5 juta per bulan yang digunakannya membantu keuangan rumah tangga.
Program Kartu Prakerja tidak hanya membantunya mendapatkan kemampuan baru, tapi juga mengenal dompet online atau e-wallet yang digunakannya untuk membeli pulsa dan token listrik.
Dengan berbagai hal positif yang diterimanya lewat program Kartu Prakerja, dia berharap program itu akan terus berjalan dan memperbanyak pelatihan untuk pekerja lain di Indonesia. Melalui pelatihan dibarengi usaha keras dari masing-masing individu, diharapkan akan dapat membantu peningkatan perekonomian keluarga serta kesejahteraan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022