Provinsi Kalbar sebagai salah satu provinsi produsen beras nasional siap memasok kebutuhan beras ke pasar - pasar bahkan ke wilayah lain dan berdasarkan kerangka sampel area pada Januari - Desember 2022 surplus 21.577 ton.
"Produksi beras saat Januari - Desember 2022 sebanyak 535.123 ton. Kebutuhan beras di Kalbar 513.546 ton. Sehingga surplus 21.577 ton," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa produksi beras yang ada dari luas panen 272.166 dan produktivitas 2,9 ton per hektare.
"Jadi secara umum produksi beras di Kalbar selalu surplus. Ini tentu terus kami tingkatkan dan maksimalkan," jelas dia.
Menurutnya, pada saat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 pihaknya ikut memantau ketersediaan beras dan harga harga di pasar pasar.
"Kami juga memantau distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya upaya stabilitasi harga,"jelas dia.
Untuk menghadapi panen raya dimulai Februari 2023 telah dilakukan persiapan dan antisipasi. Hal itu seperti dengan combine, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling, serapan Bulog dan memastikan harga layak bagi petani.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengungkapkan bahwa intervensi ini sesuai dengan arahan bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam rangka penyediaan bahan pangan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Ini bertujuan mendekatkan beras produksi petani langsung ke konsumen, karena memang kenaikan harga beras saat ini diakibatkan rantai distribusi yang terlalu panjang, dengan ini diharapkan masyarakat bisa terbantu dan petani tetap bisa menikmati harga gabahnya" ungkap Suwandi
Beras tersedia cukup dan berlebih, bahkan data KSA BPS memperkirakan panen raya dimulai Februari 2022 seluas 1,4 juta hektare dengan produksi beras 4,3 juta ton melebihi kebutuhan konsumsi sebulan 2,5 juta ton beras, berarti waktunya mulai serap gabah beras petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Produksi beras saat Januari - Desember 2022 sebanyak 535.123 ton. Kebutuhan beras di Kalbar 513.546 ton. Sehingga surplus 21.577 ton," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa produksi beras yang ada dari luas panen 272.166 dan produktivitas 2,9 ton per hektare.
"Jadi secara umum produksi beras di Kalbar selalu surplus. Ini tentu terus kami tingkatkan dan maksimalkan," jelas dia.
Menurutnya, pada saat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 pihaknya ikut memantau ketersediaan beras dan harga harga di pasar pasar.
"Kami juga memantau distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya upaya stabilitasi harga,"jelas dia.
Untuk menghadapi panen raya dimulai Februari 2023 telah dilakukan persiapan dan antisipasi. Hal itu seperti dengan combine, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling, serapan Bulog dan memastikan harga layak bagi petani.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengungkapkan bahwa intervensi ini sesuai dengan arahan bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam rangka penyediaan bahan pangan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Ini bertujuan mendekatkan beras produksi petani langsung ke konsumen, karena memang kenaikan harga beras saat ini diakibatkan rantai distribusi yang terlalu panjang, dengan ini diharapkan masyarakat bisa terbantu dan petani tetap bisa menikmati harga gabahnya" ungkap Suwandi
Beras tersedia cukup dan berlebih, bahkan data KSA BPS memperkirakan panen raya dimulai Februari 2022 seluas 1,4 juta hektare dengan produksi beras 4,3 juta ton melebihi kebutuhan konsumsi sebulan 2,5 juta ton beras, berarti waktunya mulai serap gabah beras petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022