Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan optimistis empat komoditas laut berupa udang, lobster, kepiting, dan rumput laut bisa menjadi unggulan Indonesia.

"Kami mencanangkan empat komoditas itu harus bisa menjadi champion di masa depan," ujarnya dalam bincang bahari di Jakarta, Senin.

Trenggono menuturkan keempat komoditas unggulan itu punya nilai yang besar dan bisa dibudidayakan dengan baik di perairan Indonesia. Apabila sektor perikanan budi daya bisa menjadi pemenang, maka ekonomi biru yang pemerintah usung bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

Menurutnya, pemerintah saat ini terus berusaha untuk mengatasi kendala dalam budi daya perikanan yang berkelanjutan terkait pakan yang masih impor 100 persen.

"Ini yang harus kita ubah supaya pakan tidak lagi impor tapi bisa diproduksi dalam negeri," kata Trenggono.

Ikuti Survei Kesadaran Merek ANTARA: Klik di sini

"Kalau kita nanti mampu mengembangkan empat komoditas, kemudian kita punya tonase atau jumlah yang memadai bisa sampaikan kepada dunia bahwa jumlah cukup besar katakanlah udang bisa tercapai 2 juta ton itu cukup signifikan untuk kita bisa menjadi champion di sektor itu," imbuhnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki lima program terobosan untuk mengimplementasikan prinsip ekonomi biru berupa penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zona penangkapan; perluasan wilayah konservasi laut sebesar 30 persen luas laut Indonesia; pengembangan budidaya laut, pesisir dan tawar; pengelolaan sampah laut, dan pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau kecil.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan bisa memproduksi 2 juta ton udang pada tahun 2024.

Trenggono menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas lebih kurang 1.000 hektare sebagai kawasan tambak udang modern untuk memenuhi target produksi tersebut.

"Kalau kita lihat dari sisi pasar atau demand dunia kira-kira sekitar 30 miliar dolar AS, ini sesuatu yang sangat besar dan Indonesia dengan luasan wilayah dan juga areanya yang sangat bagus, maka menurut saya ini juga harus menjadi sesuatu yang harus dilakukan," pungkasnya.

Baca juga: Bupati Sambas kampanyekan kelestarian DAS saat turnamen mancing udang

 

Baca juga: Di Thailand infeksi lokal COVID-19 naik terkait pasar udang


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan dibutuhkan biaya sekitar Rp365 triliun untuk bisa mengejar target produksi udang pada 2024 yakni sebanyak 2 juta ton.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu dalam National Shrimp Action Forum di Jakarta, Rabu, menjelaskan dari total 300.501 hektare lahan budi daya udang yang tersedia saat ini, baru sekitar 9.055 hektare (3 persen) yang telah dikelola secara intensif.

Sementara itu, seluas 43.643 ha atau 15 persennya dikelola secara semi intensif dan sisanya sebesar sisanya 82 persen atau 247.803 hektare masih dikelola secara tradisional.

"Kalau yang 247 hektare itu kita buat klaster 5 hektare dengan biaya Rp7 miliar, kami sudah hitung tadi malam itu hampir Rp365 triliun. Enggak kebayang, APBN KKP hanya Rp6 triliun, jadi kapan sampainya?" katanya. Baca selengkapnya: Butuh Rp365 triliun untuk kejar target produksi udang 2024

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022