Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meresmikan jembatan Korek-Pasak di Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya yang menghubungkan enam desa di kecamatan tersebut yang dibangun dengan menghabiskan anggaran Rp34,2 miliar.

"Sebelum jembatan ini dibangun, masyarakat di enam desa di wilayah ini boleh dibilang terisolir dari wilayah lainnya. Antrean cukup panjang harus ditempuh untuk menyeberangi Sungai Ambawang dan mengorbankan waktu selama 20 sampai 30 menit agar dapat menyeberangi aliran sungai tersebut dengan menggunakan sampan," kata Sutarmidji di Sungai Ambawang, Minggu.

Melihat kondisi tersebut, dirinya mengambil langkah untuk membangun infrastruktur berupa jembatan beton untuk memudahkan akses bagi masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Pembangunan jembatan ini dimulai sejak tahun 2019 hingga 2022 lalu.

"Enam desa inikan terisolir padahal desa ini cukup luas wilayahnya dan saya lihat potensinya sangat bagus, kemudian pesantren banyak sekali disini sehingga mobilitas masyarakat cukup tinggi. Dengan adanya jembatan ini, semoga warga sekitar bisa merasakan kemudahan infrastruktur untuk mobilitas mereka," tuturnya.

Baca juga: Dinas PUPR Kapuas Hulu swadaya bangun jembatan darurat di jalan nasional Kalis-Putussibau

Sutarmidji menjelaskan, pembangunan jembatan yang memakan biaya sebesar Rp34,2 miliar ini menurutnya bisa membantu penambahan Penghasilan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, dengan meningkatkan harga tanah yang dimiliki warga sekitar dalam proses jual beli, sehingga pemerintah kabupaten dapat memperoleh implikasi dari kenaikan harga dari tanah di wilayah tersebut.

"Bayangkan jika enam desa terbuka dari terisolirnya, harga tanah yang dimiliki warga jadi naik luar biasa. Kemudian Pemkab Kubu Raya dapat BPHTB dan dengan investasi Rp34 miliar lebih ini akan kembali ketika masyarakat menjual belikan tanahnya itu bayar BPHTB dan PAD-nya meningkat," katanya.

Dirinya juga menceritakan saat ia berkunjung melihat jembatan yang saat itu belum dibangun dan memiliki lebar jalan sekitar tak lebih dari 30 centimeter yang sering dilalui masyarakat setempat.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalbar Iskandar Zulkarnain menambahkan, enam desa yang terhubung dengan adanya Jembatan Korek itu di antaranya Desa Korek, Desa Simpang Kanan, Desa Pugung, Desa Bengkarek, Desa Pasak dan Desa Pasak Piang.

Baca juga: BSKDN Kemendagri ikut tinjau jembatan berkemajuan non APBD di Sambas

"Sebelum adanya Jembatan Korek, masyarakat di enam desa tersebut melakukan interaksi sosial ekonomi menggunakan sarana transportasi air yaitu motor air biasa disebut dengan motor klotok dan sampan bermesin," kata Iskandar.

Pembangunan jembatan itu, kata Iskandar Zulkarnain menelan anggaran Rp34 miliar lebih yang dilakukan secara bertahap (Multiyears) dengan menggunakan APBD Provinsi Kalbar. Tahap pertama, kata Iskandar, dilaksanakan pada tahun 2019 dengan nilai anggaran sebesar Rp10.26 miliar.

Dihadapkan dengan Pandemi COVID-19, tahap keduanya baru dapat dilaksanakan pada tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp22,049 miliar dan di tahun terakhir Rp1,9 miliar. Dirinya menambahkan, konstruksi Jembatan Korek memiliki panjang sekitar 285 meter dengan lebar efektif 6 meter.

Secara fungsional, kata Iskandar, jembatan tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya. Manfaat dengan adanya jembatan tersebut pun kata Iskandar, sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar terlebih di saat merayakan hari raya.

Baca juga: Pemkot Pontianak gelar "tepung tawar" pembangunan Jembatan Paralel Kapuas

Baca juga: Bupati Satono kolaborasi dengan pengusaha bangun jembatan non-APBD
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023