Bupati Sambas Satono minta agar penurunan angka "stunting" hendaknya dapat berbanding lurus dengan alokasi budgeting (anggaran belanja).

Dia menyambut positif atas penurunan prevalensi stunting di Sambas. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting Sambas mengalami penurunan sebesar 2,1 persen dari tahun sebelumnya.

"Kita perlu lakukan evaluasi kinerja percepatan penurunan stunting pada tahun 2022 dengan anggaran Rp6 miliar. Tahun ini naik menjadi Rp9,8 miliar baik anggaran fisik maupun nonfisik," kata Satono di Sambas, Selasa.

Karena itu, menurut dia, anggaran stunting itu cukup besar makanya dia meminta untuk tahun 2023 tudak hanya 2,1 persen saja turunnya angka stunting ini.

"Dan mari dinas dan instansi lain juga mau ikut bersama-sama mencegah dan melakukan percepatan penanganan stunting," kata Bupati itu.

Satono kembali menekankan, dengan besarnya dana yang dialokasikan, maka sudah seharusnya besar juga hasil dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Sambas.

"Keberhasilan Sambas menurunkan angka stunting walau hanya dua digit namun dengan ditunjang anggaran yang memadai itu, Sambas bisa keluar dari posisi 10 terbanyak angka stunting di Kalbar pada tahun 2023," kata Satono lagi.

Menurut dia, keberhasilan Sambas dalam menurunkan stunting ini merupakan keberhasilan semua pihak dan untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024 juga harus menjadi "PR" bersama.

Angka stunting Sambas turun dari 32,6 persen menjadi 30,1 persen ini juga perlu lebih ditingkatkan. Sebab bila dilihat dari potensi yang ada dan kerja sama semua pihak yang sudah baik, bila perlu bukan 14 persen, tapi bisa menurunkan stunting menjadi 10 persen.

"Sambas ini penduduknya terbanyak kedua setelah Kota Pontianak, kita bersama-sama inginkan dari banyaknya penduduk ini akan lahir manusia yang berbobot dan berkualitas, tidak ada lagi ada stunting," katanya.

Dan dengan kerja keras yang dilakukan secara bersama, dia meyakini angka stunting itu dapat ditekan hingga mencapai target angka stunting terendah.




Editor: Nurul Hayat
 

Pewarta: Slamet

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023