Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof. Dr Eddy Suratman, MA menyebutkan ada empat syarat utama untuk percepatan industrialisasi di Kalbar agar bisa terealisasi.

"Paling tidak ada empat syarat yang harus dipenuhi agar Kalbar ada percepatan industrialisasi yakni infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, birokrasi dan situasi keamanan. Industrialisasi bisa menjadi faktor pendorong untuk percepatan kemajuan ekonomi dan hal itu harus menjadi perhatian semua pihak termasuk pemerintah daerah," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan untuk infrastruktur menjadi faktor pendukung industrialisasi. Sejauh ini Kalbar sudah memiliki Pelabuhan Kijing Internasional di Mempawah. Hanya saja butuh jalan yang mendukung termasuk jalan tol, suplai listrik dan lainnya.

"Jalan, pelabuhan, jembatan dan lainnya faktor industrialisasi bisa hadir. Dengan hal itu investasi bisa masuk dan mendukung industrialisasi di Kalbar," papar dia.

Sementara untuk peningkatan kualitas SDM juga menjadi penting. Hal itu agar mampu mengisi posisi di setiap kebutuhan industri dalam hal pekerjanya.

Baca juga: Cap Go Meh Kota Singkawang berikan dampak positif bagi industri perhotelan

"Jangan sampai daerah industri di isi oleh orang luar daerah. Artinya apa, bagaimana industrialisasi didukung SDM itu sangat penting," papar dia.

Percepatan industrialisasi tidak kalah penting menurutnya perlu birokrasi yang baik dan ramah terhadap investasi yang masuk ke Kalbar. Namun dia yakin untuk Pemerintah Provinsi Kalbar sangat baik birokrasinya terbukti oleh Menpan RI 2020 mendapat apresiasi.

"Tinggal birokrasi di kabupaten atau kota seperti apa. Kalau untuk tingkat provinsi saya sangat yakin di lapangan sangat mendukung percepatan industrialisasi di Kalbar," kata dia.

Selanjutnya, kondisi sosial dan keamanan juga menjadi faktor investasi senang masuk. Hal itu bisa mempercepat industrialisasi di Provinsi Kalbar.

"Para pelaku usaha butuh jaminan sosial dan keamanan. Faktor keamanan di suatu daerah bisa menjamin investor dan begitu ekonomi juga akan lebih baik," papar dia.

Ia mengatakan saat ini di Provinsi Kalbar sektor primer masih menjadi penopang terbesar perekonomian Kalbar. Sementara industri manufaktur di Kalbar tergolong mengalami stagnasi, di mana sebagian besar ekspor kita masih berupa bahan mentah seperti CPO (minyak sawit mentah) dan bauksit.

"Sejauh ini stagnanisasi industri di Kalbar harus mulai menjadi sorotan karena terus berada di angka 16 persen kontribusinya dari pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Sebenarnya hal serupa menjadi potret kondisi industri nasional. Bahkan di Indonesia deindustrialisasi itu nyata, di mana Indonesia tidak pernah mencapai tingkat industrialisasi 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tingkat industrialisasi tertinggi yang pernah dicapai adalah 29,1 persen pada 2001. Setelah itu menurun secara konsisten," jelas dia.

Baca juga: Telkomsel hadirkan penerapan layanan "private network" pertama di Indonesia

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023